🍋Lemonade🍋
"Sial! Ini tengah malam."
Seorang gadis dengan rambut ekor kuda keluar dari mobil putih beserta segala gerutuanya. Kaki jenjangnya yang berbalut heels setinggi 7cm menendang ban mobilnya dengan keras.
"Aww ... Ini sakit, sialan!"
Detik berikutnya dia harus menyesali perbuatanya, kakinya benar-benar sakit sekarang. Ini seperti jatuh lalu tertimpa tangga, benar-benar sial.
Ban mobil mewahnya tiba-tiba kempes di jalanan yang cukup sepi, hanya ada hamparan tanah kosong sejauh matanya memandang.
Bulu kuduknya meremang. Dia takut di ganggu hantu penunggu tanah kosong di tempatnya berdiri--sekarang.
Meski dia gadis yang bisa dikatakan tangguh tetap saja kalau lawannya hantu rasanya lebih baik mundur teratur. Lain halnya jika yang menganggu itu manusia, apalagi jika berjenis laki-laki dia akan dengan senang hati menghajarnya sampai mati.
Ya, namanya Kim Jisoo. Putri tunggal komisaris polisi kota Seoul, Kim Gong Yoo. Selain itu, dia juga seorang polisi, meski dia menjadi bawahan ayahnya--beda divisi--tapi dia berada di posisinya sekarang bukan karena nepotisme.
Jisoo--nama panggilan--salah satu lulusan terbaik akpol wanita tahun ini, bahkan dia dikirim ke Amerika sebagai bagian tim inteligent, dan bulan ini dia resmi bergabung di kepolisian Seoul.
Gadis bermanik arang itu mengeluh keras sekali lagi kala mendapati ponselnya mati. Ini sangat sialan namanya. Matanya melirik jam tangan buatan Swiss yang Melingkar di lengan kirinya menunjukan dua puluh menit lewat tengah malam.
Dan selama itu pula dia tak melihat ada kendaraan lain yang lewat. Ya Tuhan apa dia akan benar-benar berakhir di tangan hantu? Tidak, tentu saja tidak.
Semua orang akan membicarakan kematian tidak elitnya, rasanya sia-sia pendidikan dan pangkat tingginya jika nasibnya akan seburuk itu.
Dingin.
Ini masih bulan Desember, udara dingin masih menyelimuti negara asal gingseng itu.
Tes ... Tes ... Tes
Titik-titik air berjatuhan dari langit menimpa kepala dan tubuhnya yang hanya di balut kemeja tipis berwarna putih. Entah sudah berapa kali dia mengumpat termasuk pada rekannya yang menumpahkan minuman pada blazernya.
Dia baru pulang dari meeting bersama rekan dan atasannya membahas mengenai geng motor dan balapan liar yang marak terjadi belakangan dan lihat sekarang, retinanya menangkap rombongan motor melaju ke arahnya.
Sayup-sayup dia mendengar derungan sepeda motor sport mendekat, dia yakin itu segerombolan geng motor atau anak-anak kurang kerjaan yang biasa melakukan balapan tengah malam.
Polisi cantik itu membuka pintu mobil belakangnya, hendak masuk untuk mengambil sesuatu yang mungkin--pasti--bisa melindunginya jika ternyata para pengendara motor itu tak bersahabat, atau paling parahnya mereka kawanan penjahat.
"Sial sekali, tapi aku harus memanfaatkan mereka untuk pergi dari sini, aku tak mau bermalam di tempat mengerikan ini," ucapnya pelan sambil sekali lagi mengamati sekitar lewat kaca mobilnya yang sukses membuat bulu kuduknya kembali meremang.
Saat hendak keluar tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya hingga jatuh terjengkang ke belakang, bahkan orang itu menimpa tubuhnya, posisi mereka bertindihan saat ini di kursi belakang mobilnya.
Sontak dia berteriak sekencang-kencangnya, tapi teriakanya sama sekali tak terdengar, orang asing itu telah membekap mulutnya dengan tangan besarnya.
Gadis berambut coklat itu berontak berusaha melepaskan diri dari kungkungan orang kurang ajar yang telah berani menindihnya, ini pelecehan namanya.
Telinganya mulai mendengar suara orang-orang di luar mobilnya, sepertinya orang yang menindihnya ini telah membuat masalah dan orang-orang di luar sana tengah mencarinya.
Ini buruk--tidak--sangat buruk. Berawal dari ban mobil porsche kesayanganya kempes di jalanan sepi, kakinya sakit karena menendang ban mobil, baterai ponselnya habis, hujan turun yang membawa udara dingin menambah buruk keadaan dan sekarang dia dilecehkan seseorang di dalam mobilnya sendiri? Ya Tuhan apa lagi yang lebih buruk dari pada ini?
Dia mengiggit tangan orang misterius yang membekap mulutnya.
"Arghtttt..." pekikan pelan keluar setelahnya dan sialnya dia seorang pria.
"Kemana dia pergi?"
Sepertinya orang-orang yang berada di luar mobil mulai curiga, Jisoo dapat merasakan mereka mengelilingi mobilnya.
Dan dia hendak berteriak lagi tapi...
Hangat.
Sebuah benda kenyal rasa mint kini menyumpal mulutnya, membawa kehangatan di tengah hujan yang mengguyur dunia. Dia melotot merasakan pria itu mulai melumat bibirnya. Ini benar-benar pelecehan dan dia mengutuk pria di atasnya harus mendekam di penjara atas perbuatanya.
Sangat sialan sekali, ini ciuman pertamanya. Meski dia bukan seorang gadis yang bermimpi ciuman pertamanya adalah pangeran tampan berkuda putih tapi tetap saja ini menyakitkan, ciuman pertamanya direnggut paksa oleh seorang penjahat. Ya Tuhan apakah ini kutukan dari para bandit yang pernah ditangkapnya?
"Cih, mereka sepasang kekasih yang tak mau mengeluarkan uang untuk menginap di hotel."
"Apa mereka melakukanya?"
"Aku juga mau mengintip."
"Sudahlah ayo kita pergi! Kita harus segera melaporkan ini pada bos."
"Baiklah."
Suara derungan motor bergema setelahnya, menandakan kepergian orang-orang yang mungkin-pasti--tengah mencari pria yang berada di dalam mobilnya.
Pria asing itu menghembuskan nafasnya lega, sepertinya dia sekali lagi bisa mengelabuhi para bodyguard yang di kirim ayahnya.
Tapi...
Sepertinya dia mendapat masalah baru saat merasakan benda dingin menempel di pelipisnya. Dia mencoba mengangkat wajahnya, melepaskan ciuman pertamanya yang terpaksa diberikan pada gadis asing di bawahnya.
Dia sadar telah menindih seorang gadis ketika merasakan dua tonjolan menyentuh dadanya, yeah ... meski terasa cukup datar untuk ukuran gadis dewasa, bahkan ukuran dada Yeri--kekasih sahabatnya--tiga kali lebih besar dari gadis ini.
Pria itu menahan napasnya saat mengetahui benda apa yang kini menempel di kepalanya. Demi Tuhan! Ini sebuah FN, tepatnya FN 57 yang hanya dimiliki interpol Korea, apakah gadis ini...?
Dia tak berani memikirkan kelanjutanya. Tindakanya ini bisa dikategorikan pelecehan seksual. Dia bisa dikenakan pasal dan masuk penjara. Tapi jika benar gadis ini interpol Korea bisa-bisa dia akan mengalami nasib yang lebih buruk daripada itu.
Jisoo dapat melihat wajah lelaki yang merenggut ciuman pertamanya dari pantulan cahaya rembulan yang menerobos masuk kaca mobilnya, cukup--tidak--tapi sangat tampan.
Mata elang yang menawan, hidung mancung, bibir seksi dan jangan abaikan rahang tegas yang membingkai wajah memesonanya.
Tidak.
Dia tidak boleh terpesona dengan bajingan yang telah melecehkanya. Meski ini tak seburuk pemikiranya di awal, paling tidak dirinya tidak berciuman dengan penjahat berwajah sangar, yeah ... rumayanlah untuk ukuran seorang berandalan.
"Cepat menyingkir atau aku ledakan kepalamu!"
TBCGimana Gimana next or...
Jangan lupa vote dan komenya yach..
Thanks.
Catatan: Jangan protes ya Gong Yoo jadi bermarga Kim dan jadi bapak e Jisoo, aku lagi terseponah sama ajusshi satu itu dan pengen jadiin dia pak e jisoo.