Happy reading,Brumm... Brumm... Brumm
Suara derungan sepeda motor sport memenuhi jalanan sepi pinggiran kota Gangnam. Sang dewi malam keluar dari peraduan ditemani ribuan dayangnya. Mereka sedang berpesta merayakan kepergian musim dingin dan menyambut datangnya musim semi.
Tawa penuh canda dari para pemuda dan pekikkan manja wanita-wanita seksi menghidupkan malam, tapi ada seseorang yang masih betah dengan wajah datarnya seolah tak peduli dengan hingar-bingar sekitarnya.
Sesaat pandanganya terkesiap melihat seorang wanita seksi berjongkok di hadapanya memperlihatkan celana dalam putih motif polkadot, pupilnya melebar berusaha memperjelas pandanganya.
Hahahaha...
Suara gelak tawa terdengar setelahnya, Jaehyun tau teman-temanya telah mempermainkanya. Dia tak menyangka akan segila ini, bahkan hanya dengan melihat celana dalam polkadot milik jalang--temanya--dia sempat mengira itu Jisoo.
"Aku bisa mengangkang untukmu kalau kau mau."
Jaehyun mengibaskan tanganya, dia tak berminat melakukan adegan dua puluh satu plus dengan wanita sembarangan. Dia akan melakukanya dengan gadis yang dicintainya. Dia pria yang mempunyai prinsip dan seorang pria dihargai karena prinsipnya.
"Kau bisa mengangkang untukku dan aku akan memuaskanmu."
"Aku tidak tertarik padamu."
Hahahaha...
Suara tawa kembali terdengar, mereka sepertinya selalu bahagia jika salah satu temanya menderita.
"Selera wanita Jaehyun bukan seperti kalian jadi lupakan harapan kosong kalian untuk bersamanya, kalian tidak akan mendapatkanya meski hanya satu malam. Bambam benar, mengangkanglah untuk kami."
"Baiklah akan aku pertimbangkan."
Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman-temanya dan sepertinya dia benar-benar telah gila karena mencium bau pujaanya menusuk hidungnya, kakinya bergerak sendiri mencari sumber bau syurga yang memabukkanya beberapa hari ini dan dia berhenti tepat di hadapan seorang pria yang dapat dia kenali sebagai dongsaengnya.
Hahahaha...
Spesies ber-gen tampan itu tertawa terbahak-bahak, terdengar sumbang sarat akan ejekan dan tawa-tawa lainya saling bersahutan. Jaehyun sadar telah diperdaya, matanya bergerak liar melayangkan tatapan tajam pada teman-temanya termasuk adiknya. Dia cukup malas mengeluarkan suaranya bahkan untuk sebuah umpatan kecil atau protesan.
"Lihatlah kakakku sepertinya su..."
Suara Jeno tertelan bising knalpot yang saling bersautan membawa rombongan geng motor yang berhenti tepat di hadapanya.
"Beri sambutan untuk tamu kita teman-teman," kata Jaehyun datar kemudian melangkahkan kakinya kembali ke motornya.
"Jung Jaehyun! Aku menantangmu!"
Hening.
Jaehyun berbalik dan tersenyum, "aku tidak balapan hari ini."
"Cih, kau takut padaku?"
"Ya, wajahmu mengerikan," jawab Jaehyun cuek sambil kembali meneruskan langkahnya. Dia dapat melihat wajah aneh teman-temanya karena menahan tawa.
"Dasar pecundang!"
Jaehyun menatap bosan seorang preman berwajah sangar yang berkoar-koar menantangnya, lalu dia mengisyaratkan salah seorang temannya untuk membereskan.