I Still Do (II)

367 22 0
                                    

Hari yang cerah, di bawah langit dalam bangunan besar. Kampus terlihat lebih ramai dari biasanya. Pertukaran mahasiswa sepertinya mengubah tempat ini menjadi lebih bising dari apa yang setiap hari di dengar.

Beberapa tempat nyaris penuh. Koridor bahkan tak membiarkan mereka untuk jalan bersantai. Berdesakanlah yang lumrah untuk saat ini. Kecuali untuk beberapa orang yang mungkin tidak terlalu peduli atau memiliki jadwal yang renggang.

Satu perkumpulan berisikan empat orang. Berbincang sembari menyantap makan siang mereka. Kantin luar biasa ramai di hari pertama pertukaran. Ini hari ketiga, keadaan sedikit lebih sunyi.

"Sejujurnya aku lebih suka kimia, tapi biologi juga menarik." Dia pemuda dengan rambut pirang, bermata abu kebiruan dan berkulit pucat yang berbicara. "Tapi kalau Mione, ku rasa pasti matematika. Iya kan?" merangkul gadis berambut cokelat bergelombang di sebelahnya. Lalu mengecup kepalanya dengan sayang.

"Draco benar Hermione, menurutku kau juga lebih baik matematika"

"Kau terlalu banyak baca rasi bintang, Theo" Hermione tersenyum membalas perkataan pemuda berambut gelap di hadapannya.  "Tapi memang tanpa kalian perintahkan pun aku juga akan memilih matematika"

Theo mengedikkan bahu tak peduli pada perkataan pertama dari Hermione. Ia menutup buku kecil di tangannya. Kepalanya menoleh pada seorang gadis dengan rambut merah sepinggang yang ada di sampingnya.

"Bagaimana denganmu, Ginny?"

Ginny mendongak dari essay yang daritadi coba ia kerjakan. "Aku belum memikirkannya teman-teman" Ginny menghela nafas, meremas selembar kertas yang kelihatannya di tulis tak karuan. Meneguk kopinya yang sudah dingin hingga seperempat.

"Kau kelihatan kacau, Gin" kata Hermione khawatir.

"Aku baik-baik saja. Yah terkadang skripsi membuatku mabuk"

"Skripsi atau si Diggory itu, hm?" Draco tersenyum mengejek.

"Diamlah Draco. Ini sudah empat tahun sejak kita saling kenal, dan kau masih saja menyebalkan" Ginny memutar mata jengah.

"Bukan salahku jika kau tak bisa tidur nyenyak karena terus memikirkan Cedric. Dan mengerjai orang lain itu adalah hobiku, kau tau itu" Draco menjawab. Ia mengambil apel hijau di piring pancake dan menggigitnya dengan kecil-kecil.

"Aku jadi penasaran, apakah Cedric sangat romantis saat kalian berkencan hingga kau selalu memikirkannya?" Hermione bertanya dengan kekaguman yang terselip di kalimatnya. "Apa dia hebat berciuman?"

Draco mengerling kesal pada kekasihnya. Sedangkan Hermione tidak peduli.

Ginny tersenyum kecil seraya menggeleng. "Aku tidak bisa bilang, tapi kalian tau. Cedric tampan, dia populer. Banyak gadis menginginkannya, dan sekian di antaranya aku masih tidak tau kenapa ia memilihku"

"Itu karena kau lebih dari mereka, Gin" jawab Theo. "Kau berbeda dari mereka, begitu pula Hermione, dia punya sisi berbeda dari perempuan lainnya, itulah sebabnya Draco memilihnya. Dan kau, kau pasti punya sesuatu yang sangat spesial di mata Cedric"

Ginny tertawa canggung. Dengan sedikit semburat merah di pipi ia mengangguk berterima kasih. "Tapi aku dan Cedric, aku tak pernah menciumnya. Aku hanya pernah sekali di cium seseorang" paparnya menerawang di kata terakhir.

"Aku tak percaya" kata Draco.

Ginny menghela nafas berat. "Apa tidak ada pembahasan lain?"

Theo geleng-geleng. "Tahukah kalian, ku dengar-dengar, kampus mengadakan pesta perpisahan untuk mahasiswa semester akhir. Yah semacam pesta kelulusan tapi bukan. Mahasiswa yang ikut pertukaran juga akan menghadirinya"

Bring and read (Harry Potter and Another One-shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang