Not Him, But Me

355 7 0
                                    

Harry tersenyum ketika seorang gadis berambut merah menyapanya saat mereka berselisihan jalan. Aneh, pertemuan ini sangatlah jarang. Namun jika bertemu, maka senyum ramahnya akan dia dapati yang tak bisa ia tolak untuk ia balas.

Ginny, namanya. Katanya, gadis itu menyukainya. Tapi Harry tidak terlalu mengindahkannya. Baginya perasaan suka itu adalah hal yang wajar, termasuk untuk dia sendiri.

Dia berjalan santai dengan beberapa buku di dekapan. Melewati beberapa murid lain yang juga bersiap-siap meninggalkan sekolah sebelum benar-benar menginjakkan kakinya di parkiran. Sekarang ia berdiri menyender di motornya. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, mencari seseorang yang sedari tadi ia tunggu. Sesekali ia melihat ke arlojinya.

Sekitar lima belas menit, Harry mendengar seseorang memanggilnya.

"Harry!"

Melihat si pemilik suara itu, Harry tak bisa menahan bibirnya untuk tidak mengulas senyum. Di tambah orang itu juga tersenyum amat lebar untuknya, atau lebih tepatnya kepadanya.

"Hai Hermione, lama sekali"

Hermione mendekat dan Harry menawarkan helm untuknya. Tapi gadis itu tidak menerima helm tersebut, dan justru hanya menatapnya saja dengan senyum tipis.

Harry mengerutkan alis "Kenapa? Ayo pakai"

Hermione tersenyum mesem dan menggeleng. "Sepertinya hari ini kita tidak pulang bersama, Harry" katanya malu-malu.

"Kenapa? Kau ada kelas tambahan? Tak masalah, aku akan menunggumu"

"Ah tidak, tidak" Hermione menggelengkan kepala sehingga rambutnya yang ikal menari di atas pundaknya "bukan itu. Hari ini aku.. aku akan pulang bersama Draco" jelasnya merona.

Senyuman Harry luntur sejenak sebelum pada akhirnya ia memperlebar lekuk bibirnya untuk lebih jelas.

"Honey!"

Suara bariton milik Draco mengagetkan Harry dari lamunnya. Hermione tersenyum sangat manis dan mengalihkan wajahnya ke Draco. Saat itulah pandangan Harry menyayu.

"Draco, kau mengagetkan! Dan jangan panggil aku seperti itu.. aku malu" ujar Hermione dengan cemberut.

Draco terkekeh kecil. Ia mengambil jaketnya yang ia ikat di pinggang. "Aku kan pacarmu, dan kau pacarku. Jadi kenapa kau malu? Apa aku tidak boleh memanggil pacarku dengan panggilan yang romantis, hm?" goda Draco, memakaikan jaketnya pada Hermione.

Hermione tidak bisa untuk tidak tersenyum.

"Ahahah, lihat.. kau padahal suka kan..?"

Hermione mengangguk dengan lucu dan Draco mengusap-ngusap rambutnya.

Sementara itu, Harry terdiam dengan sorot beribu pertanyaan.

"Kenapa?"

Hatinya perih. Perih akan pemandangan ini.

"Uhuk!" Harry batuk di buat-buat. Menyudahi hal yang membuatnya tiba-tiba tak enak badan.

Pasangan di depannya tersadar dan memasang senyum konyol.

"Kalian akan jalan-jalan kemana?" Tanya Harry, dengan nada menggoda keduanya. Dengan senyum yang ia buat mengejek, ia natural sekali dengan aktingnya.

Draco tersenyum lebar. "Rencananya kami akan ke berbagai tempat kali ini. Kami akan menonton, makan, bermain di taman dan masih banyak" papar Draco terlihat semangat.

"Begitu..." Harry tersenyum. "Wah, selamat mate! Akhirnya kau mendapatkan bocah ini" Harry menjewer Hermione yang membuat sang empu memukulnya pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bring and read (Harry Potter and Another One-shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang