The Baby

648 28 47
                                    

Malam ini, aula besar terlihat sangat ramai. Murid-murid dari setiap kubu asrama sudah berkumpul di meja masing-masing, siap untuk makan malam. Professor Dumbledore, berdiri menyampaikan pidatonya di depan.

Di meja Slytherin, Draco dan teman-temannya terbahak-bahak entah membahas apa.

"Mereka apa tidak bisa diam sih!" Ron menggerutu.

"Biarkan saja. Menurutmu memangnya kapan Malfoy dan teman-temannya bisa berhenti berisik" Harry menatap di seberang meja seraya menggeleng pelan. Dia berpaling pada teman-temannya. "Pasti berat sekali harus seasrama dengannya yah, Hermione?" kata Harry prihatin.

Hermione menaikkan alis lalu memandang ke Draco yang balas memandangnya. Draco menyeringai jahil.

"Yah selama aku masih percaya jika si musang itu masih ketua murid laki-laki, aku bisa bertahan" jawab Hermione tak acuh dan kembali ke bukunya.

Draco yang di sana semakin menyeringai lebar.

"Kau kenapa, Drake?" tanya Blaise melihat arah yang Draco pandang.

"Tidak. Tapi sepertinya aku menemukan sesuatu yang menyenangkan" Draco berhenti tersenyum. Dia mengambil sebuah apel hijau dan mulai menggigitnya. Dia beralih memandang Theo yang sedari tadi diam serta cemberut. "Ada masalah mate?" tanya Draco.

Theo mendongak. Helaan nafas yang berat terdengar. "Ini semua gara-gara Blaise" Theo mendelik pada laki-laki berkulit tan itu.

Blaise yang menyadari pembicaraan dua temannya berpura-pura terkejut. Seakan-akan dia memang tahu tapi pura-pura tidak tahu. "Kenapa jadi menyalahkanku?"

"Gara-gara kau kabur, aku jadi di hukum seorang diri"

Draco tak mengerti. Theo mulai menjelaskan dari kejadian dimana ia mendapat detensi. Dimana dia dan Blaise dipergoki Professor Slughorn menyelinap keluar di jam malam dengan tangan memegang firewhisky. Dan bodohnya dia tidak ikut lari dengan Blaise.

"Kalian berbuat kesalahan bersama lalu Blaise kabur dan kau yang akhirnya di hukum, begitu?" Draco menyimpulkan. Theo mendengus kemudian mengangguk tak rela.

Blaise tertawa. "Kau yang terlalu penakut"

"Oh diamlah!"

Mereka tak berkata apa-apa walaupun cekikikan. Theo berdecak, ia bangkit dari duduknya. Dia memandang ke arah Pansy yang berbicara dengan Daphne dan berteriak "Pans tolong rapikan buku milikku di ruang rekreasi! Aku harus ke kantor Professor Slughorn!" lalu berjalan santai meninggalkan teman-temannya dengan Pansy yang menggerutu tak setuju.

Theo mengabaikan. Dia tetap berjalan sampai tiba di kantor Professor Slughorn. Theo mengetuk pintu beberapa kali dan masuk. Ia melihat Professor Slughorn sedang membantu seorang murid membuat sesuatu.

Professor Slughorn menyadari kedatangan Theo. "Ah Mr. Nott kau akhirnya datang" sambutnya ceria.

Theo mengangguk kecil dan bergabung dengan mereka. "Jadi apa yang harus saya lakukan Sir?" tanya Theo. Sedikit tak sabar berharap ia cepat keluar dari sana.

"Oh aku tidak akan menyuruhmu melakukan sesuatu yang berat. Aku hanya ingin kau membantu Mrs. Lovegood. Dia dari kemarin memintaku membantunya membuat ramuan" jawab Professor Slughorn.

Sejenak Theo memandang ke gadis rambut pirang kotor yang mengaduk ramuan di kuali. Gadis itu tersenyum padanya. "Maksud anda saya harus membantu Loony, begitu?"

"Kau salah mengeja namaku. Namaku Luna, itu yang benar" ucap Luna di sana.

"Seperti yang kau katakan. Kau akan membantunya menyelesaikan ramuan itu. Hanya sekitar dua jam lagi. Aku tak bisa membantunya karena aku punya urusan yang harus aku selesaikan. Jadi Mr. Nott, silahkan jalankan detensimu"

Bring and read (Harry Potter and Another One-shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang