13

52 6 0
                                    

halo~
just fyi, ak abis revisi ni book sedikit
jd buat character name nya ak ubah pake nama lokal smua^
bisa scroll ke chap intro duls
tengcuu


"yuna, pulang sekolah kita mampir ke cafe dulu yuk"

"boleh, tumben nih kamu ngajak duluan"

ziyan hanya tersenyum, dan melanjutkan aktivitas nya.

ziyan dan yuna sedang di lapangan basket indoor.

waktu yang masih tersisa setelah jam istirahat itupun mereka gunakan tuk bertemu, karena ziyan merasa ia jarang ada waktu untuk pacarnya itu.

"yuna, mau diem aja disitu? sini ikut main" ajak ziyan yang melihat yuna hanya diam menonton.

"gue gabisaa"

"gapapa sini gue ajarin"

"aaa okeyy" yuna langsung turun ke lapangan menghampiri ziyan.

ziyan mengajari yuna tuk bermain basket.

"aaaa kok ga masuk sih???" yuna yang kesal dengan dirinya karena tak kunjung mencetak poin

"hahaha sini sini" ziyan mendekat ke yuna, menyamakan posisi nya dengan dirinya.

tangan mereka yang bertemu tuk saling mendribble bola. Yuna tak bisa mengontrol detak jantung nya yang berdegup kencang itu.

ini pertama kali bagi yuna yang merasakan betapa hangatnya lelaki yang notabene nya sebagai pacarnya itu.

betapa beruntungnya ia bisa mendapatkan ziyan, tapi yuna tidak yakin apakah sepenuh hati ziyan sudah untuknya atau masih singgah pada orang lain.

"yeay masukkkk"

"hahah lucu" ucap ziyan yang gemas dengan Yuna.

"hem?" yuna yang samar samar mendengar ucapan iyan itupun langsung membuat pipinya merah merona. ia jadi salah tingkah

"masuk kelas yuk, udah bel deh keknya" ajak ziyan, soalnya bel masuk sudah berbunyi.

yuna mengikuti ziyan tuk kembali ke kelas, menyamakan langkahnya, bahkan ziyan memberanikan diri tuk menggandeng tangan yuna.

yuna menyukai hal itu.

^_^

"gua gatau dah tujuan lo ngajak gua kesini mau ngapain" tanya theo dengan raut wajah kebingungannya melihat sekitar

"gua mau minta saran"

"harus banget dibelakang lab komputer?"

"gua mau sekalian wifi an" jawab jarrel enteng sembari mencari bebatuan untuk ia duduki

"najis miskin" sindir theo memandang jarrel sinis

"bacot deh lo, diem dulu gua mau minta saran nih"

"yaudah buru apaan"

"gue.. mau confess.."

"AREL GUE STRAIGHT. SORRY"

"BUKAN CONFESS KE ELO BANGSAT" jarrel mengambil ranting kecil disampingnya dan melemparkannya ke theo

"lah, terus ngapain lo ngajak gua kesini?????" theo udah mulai ngegas

"yakan gua mau minta saran anj, hadeh lemot"

"oh, lo mau confess ke sapa sih? jea?"

stay, intak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang