"jeaaaa, ada temen lo tuh dibawah, bukain dulu gue lagi masak nih ntar gosong"
walaupun ini masih pagi, jea tentu saja sudah bangun, ia sedang bersiap siap sekarang.
karena papa nya sedang ada tugas diluar kota, ia dan kakaknya si keenan, tentu saja harus membiasakan diri untuk tidak ngaret dan terbiasa untuk bangun pagi.
seperti hari ini, keenan sudah hampir selesai masak, dan jea pun sudah beres dengan cucian piringnya.
mereka memang tidak menyewa art, karena mereka ingin mencoba hidup mandiri. aseek
jea berfikir sebentar, siapa yang pagi pagi sudah menjemputnya??
tidak mungkin ziyan, mereka sudah tidak ada hubungan apa apa lagi.
tidak mungkin tyo, apalagi tian
tapi teman lelaki jea hanya mereka berdua.
jea curiga pada zaidan, ia langsung membuka apk wa nya dan langsung meneleponnya.
"dan lo ngpain jemput gue anjir??
" dih ngigo lo? gue aja masih goleran didepan tv sambil nyemil sereal anjir"
"serius??"
"iyalah anjir, ogah banget gue jemput lo, mandi aja mager gue, apalagi jemput elo"
"hehe iya juga sih, tERUSS ITU YANG JEMPUT GUE SIAPA DONG?????" bingung jea
"ya ziyan lah anjir, sIAPA LAGI SIH??????" jawab zaidan yang tak kalah ngegas.
"gue dah putus sama ziyan"
"DEMI GOD??!!!! KOK LO GADA CERITA-"
tut tut tut...
panggilan ditutup sepihak oleh jea.
ceklek
"temen lo dah nunggu je, malah semedi dikamar, sana turun dulu ajak sarapan" panggil keenan yang langsung nyamperin jea kekamar soalnya daritadi dipanggil gak keluar keluar pikirnya.
"iya- OIYA KAKK, ITU THEO BUKAN???" tanya jea
"theo yang biasanya nganter lo pulang itu? bukan deh soalnya mukanya asing, gue ga pernah liat" jawab keenan yang langsung pergi balik lagi ke dapur
"lohh kok asing?? siapa dong anjir?" pikir jea yang masih kebingungan.
tanpa banyak cincong, akhirnya jea memutuskan untuk langsung turun melihat siapa lelaki misterius yang menjemputnya itu.
tampak dari belakang, jea sudah menduga siapa itu.
surai hitam dengan sedikit percikan warna emas kecoklatan dirambutnya.
siapa lagi kalau bukan JARREL.
"lo ngapain anjir?!!!!"
jarrel terlonjat kaget, pasalnya ia sedang fokus dengan ponsel nya dan tibatiba tanpa ada wujud dan hanya ada suara saja yang meneriaki dirinya.
jarrel langsung menoleh kebelakang, dan mendapati ekspresi kesal dari seorang jeana shapira.
"hehehe"
"malah cengengesan, lo ngapain sih anjir?" tanya jea yang sekarang ikut duduk didepan jarrel
"jemput lo lah, kenapa sih?? gak boleh?"
"gak" jawab jea asal
"dih, ziyan aja gak ngelarang gue kok, jadi suka suka gue dong"
"gak usah bawa bawa ziyan"
"oke, kalo gitu besok besok kalo gue mau jemput lo, gue kabarin ya biar lo gak kaget"
"dih ngapain sih?? kalo gue gak ijinin berarti lo gak boleh jemput ya"
"gamau, gue gamau dengerin lo"
"DIH????"
"lagian kalo gada gue, lo mau berangkat sama siapa?" ledek jarrel yang ekspresi nya benar benar menjengkelkan bagi jea
"bareng bang keenan lah"
"dih emang bang keenan mau nganterin lo?" ledek jarrel lagi
"...." jea terdiam, selama ini kan ia berangkat sekolah bareng ziyan
"hahaha, udahlah fiks mulai besok lo harus berangkat sekolah bareng gue, dan seterusnya"
"hah? gAK MAU YAA GAK MAU" jea reflek langsung melempar jarrel dengan bantal sofa yang ada disampingnya itu, masih untung bukan vas bunga yang ia lempar
"aw sakit woi!"
"jEAAAA SARAPAN DULU, AJAKIN ITU TEMEN KAMU-" panggil keenan dari arah ruang makan
"tEMENNYA JEAA SINI IKUT SARAPAN"
"iyaa bang" jarrel langsung lari untuk ikut sarapan, meninggalkan jea dengan ekspresi kesalnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
stay, intak
Aléatoirekita emang udah putus, tapi lo masih punya gue. ⭐highest rank #1 in intak [291021] #1 in keeho [291021]