: Kepada yang masih terduduk pada sudut ruang, yang masih setia memeluk jiwa dengan luka. Juga kepada manusia paling dusta yang bilangnya ingin sendiri. Mari kita mengeja lara, berdiskusi dengan jagat raya sampai jera.
🦋🥀
Hey...
Tulisan ini ku buat untuk menjenguk orang-orang yang terpuruk.
Mereka yang memapah luka dengan gagah, yang hampir roboh tapi bertahan kokoh.
Biarkan tulisan ini memelukmu, menjadi penguat agar tidak berkarat.Bila datangnya begitu berdarah, bila ucapmu mengalun pada serapah. Mungkinkah kita hanya sedang hilang arah?
Kepada yang menjadikan dirinya rumah padahal sedang terluka parah.
Tak apa, kuatlah untuk mereka.
Biar sendirinya tak punya sandaran, jadilah penyangga untuk orang lain.Kuatkan bahu, redamkan yang pilu.
Eratkan peluk untuk yang terpuruk.
Kita tau, dua hati yang remuk mencoba saling kuat.
Pundaknya memikul luka, tangannya merangkul memberi asa.Hey..
Kita masih disini, terduduk sembari mengutuk lara. Kita manusia hebat dengan segala luka. Jangan pasrah walau patah, jangan marah walau kalah.Setiap kita menimang luka yang meradang. Juga setiap kita punya cara juang untuk pelan-pelan menang.
~
Jangan JIPLAK kalau nggak mau di KEPLAK.Vote and Comment guys🤡
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenguk yang Terpuruk
PoetrySebuah usaha agar tinta tidak lagi tentang darah. Perkata hanyalah mengenai luka yang semakin menganga. Apa yang tertulis adalah kalimat yang masih berkelana, mencari pertolongan juga rangkulan.