Beberapa bus telah berhenti di halaman sekolah Tito . Semua rombongan siswa dan guru melangkahkan kaki turun dari bus , dengan kantuk dan kondisi badan yang sangat lelah , membuat beberapa dari mereka sempoyongan saat berdiri .
Tito dan Ria turun dari bus , mereka berdiri di dekat bus menunggu semua anak turun dari bus . Mereka tak menyadari apa yang di tatap oleh beberapa anak lainnya , hingga akhirnya Tito mengikuti arah pandang mereka yang menuju ke tangan keduanya yang kini bergandengan tangan , melihat itu Tito melepaskan tautan tangan keduanya dan justru memeluk bahu Ria . Beberapa siswi yang melihatnya merasa iri , bingung dan terus berusaha berpikir positif ."Ri!". Panggil Tito membuat Ria yang tadi menatap ke arah kebun , kini menatap Tito . "Lo pulang gw anter ya!".
"Terserah!". Ucap Ria singkat .
"Kok agak irit ngomong?". Tito mencubit pipi Ria pelan .
Ria menggelengkan kepalanya dengan wajah kesalnya yang seperti balita . "Ngantuk!".
"Ya elah padahal tadi tidurmu lama bener!".
"Gak cukup!".
ANAK ANAK SILAHKAN KALIAN PULANG , INGET LANGSUNG PULANG!!!!!
"IYA BU!!!". Jawab semua siswa serentak dan kemudian mereka langsung berjalan menuju depan gerbang mencari supir atau ortu mereka . Dan sebagian menuju parkiran karena membawa kendaraan masing masing .
Ria berjalan menuju ambang gerbang dan berdiri di sana , sedangkan Tito dia pergi ke parkiran dan mengambil mobilnya . Ria menatap ke segala arah , semua anak sedang tertawa dan bercanda bersama kedua orang tua mereka , mereka terlihat seperti orang yang paling beruntung sedunia , mempunyai teman , keluarga dan bisa tertawa dan bercanda bersama mereka . Sekilas sebuah kata lewat di benaknya , Apa dunia ini benar benar adil untuknya? .
Tak lama kemudian Tito datang dengan mobilnya , dan Ria segera masuk ke dalam mobil . Selama perjalanan pulang hanya keheningan yang ada . Tito menyetir mobilnya melewati jalanan kota yang sepi , dan Ria dia terdiam menatap keluar jendela , menikmati suasana malam di kotanya . Meratapi apa yang terjadi padanya , yang dia sadari hanyalah hidupnya ada di antar keberuntungan dan kesialan .skip...
Tito sudah berada di depan apartemennya setelah mengantar kekasihnya pulang , dia memasukan pin dan langsung masuk kedalam . Tito melangkahkan kakinya kedalam dan suasana gelap apartemennya pun terlihat , namun Tito mencoba untuk tenang , dia berjalan ke sudut ruangan tempat tombol lampu berada , setelah berada tepat di tombol lampu Tito menggerakkan tangannya dan menekan tombol hingga lampu ruang tamunya menyala . Tito berbalik badan hendak menuju ke kamarnya .
"Kapan kamu ajak Ria kesini?". Ucapan seorang wanita membuat Tito terkejut dan melompat .
Di lihatnya di sofa sudah ada kedua orang tuanya . "Papa kapan pulang?". Tanya Tito saat menyadari kedua orang tuanya di sana .
"Tadi , pertanyaan mama kamu belum kamu jawab!". Ucap Ayah Tito diselingi kekehan kecil .
"Anak baru pulang , malah nanyain anak orang!". Gerutu Tito pada orang tuanya . "Gak kangen sama anaknya?".
"Gak! Bosen papa lihat muka kamu mulu". Ucap Ayah Tito dengan tawa mengejeknya .
"Lha kok bisa gitu ya?".
"Udah , kapan ajak Ria kemari?". Tanya Ibunya lagi .
"Emang kalian setuju Tito deket sama Ria?". Tanya Tito memastikan .
"Kenapa gak setuju? Dia yang terbaik buat kamu , tapi ntah kamu yang terbaik buatnya apa gak!". Ucap Ayahnya yang senang menggoda anaknya .
"Yaudah besok Tito ajak dia kemari , sepulang sekolah . KALO DIA MAU". Ucap Tito dengan penekanan di kata terakhirnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
REGERST
Teen Fiction"apa mau lo?". "yang gw mau? kematian lo". Hanyalah kisah seorang gadis bernama Ria . Dengan kekejaman dan kegelapan dalam dirinya . Melukai adalah pelampiasannya . Pemimpin geng motor yang di kenal dengan kekejamannya . Geng motor yang ditakuti di...