Suara sepatu dari langkah Ria yang indah memenuhi koridor sekolah yang sepi , hari ini semua siswa tidak mendapatkan pelajaran karena Semester sudah selesai serta hari ini adalah hari kelulusan untuk kelas 12 . Saat ini Ria berjalan menyusuri koridor untuk mencari kekasih Tito , sejak pagi dia tidak tahu di mana Tito berada . Dan akhirnya Ria memberanikan diri untuk menuju ke kelas diri , sebenarnya dari tadi berani , hanya saja egonya terlalu besar untuk ke kelas Tito , dia pikir itu bisa merusak imaginenya .
Di kelas Tito banyak anak kelasnya berkumpul, berbicara dan bercanda , ya mungkin itu adalah untuk yang terakhir kalinya . Ria menatap ke arah segerombolan pria dan benar saja di sana ada kekasihnya . Dia melangkahkan kakinya mendekati sosok itu dan berdiri tepat di sampingnya ."To". Panggil Ria dan membuat Tito berbalik ke arahnya . "Ini kue yang di minta mama kamu". Ucap Ria sambil menyodorkan sebuah tas kertas berisi kotak kue .
"Terima kasih!". Jawab Tito sambil mengambil kue tersebut , mendengar jawaban Tito Ria hendak melangkah pergi namun di tahan oleh Tito . "Masa langsung pergi gitu aja?". Tanya Tito pada Ria .
"Lha? Terus aku harus ngapa?". Tanya Ria dengan datarnya .
Tito meletakkan kuenya di atas meja dan kemudian dia berjalan ke arah Ria dan manarik tangannya . "Ikut!". Dia mengandeng tangan kekasihnya berjalan keluar kelas .
Suasana sepi koridor hanya diisi oleh langkah kedua manusia yang saling mencintai , mereka berjalan beriringan melewati keramaian . Tak peduli dengan tatapan mata semua orang . Hingga mereka sampai di taman belakang sekolah . Suasana sepi tak luput dari taman ini , karena letaknya yang berada di belakang ruang lab maka jarang sekali ada anak yang datang kemari . Walau tak ada yang kemari , taman ini masih sangat indah dan terawat . Bermacam macam bunga tumbuh di sini , pohon pohon yang rindang menutup taman dari matahari , dan kursi kayu yang tertata rapi di bawah pohon .
Ria dan Tito berjalan menuju ke salah satu kursi di bawah pohon , suasana taman saat ini membuat Ria sangat merasa nyaman . Walau dia berubah , namun tak sepenuhnya dia berubah , dia masih suka kesepian dan kegelapan , dia masih menjadi Revil , dia masih kejam , namun yang berubah hanya senyuman di wajahnya yang sering muncul ."Ngapain ke sini To?". Tanya Ria dan menatap wajah Tito .
Tito menundukkan kepalanya , tampak kegelisahan memenuhi dirinya . "Sebenarnya ada sesuatu yang mau aku omongin". Tito menatap ke arah Ria , dari mata Tito tampak kesedihan di sana membuat Ria menatapnya dengan serius , menanti perkataannya selanjutnya .
"Hari ini hari kelulusanku , dan—". Tito menghentikan perkataannya .Ria mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan apa yang di maksud kekasihnya . "Cepetan ngomongnya!". Ucapnya datar karena kesal dengan perkataan Tito yang di tarik ulur .
"Dan—". Tito menatap kekasihnya dengan wajah tengilnya , melihat itu membuat Ria semakin kesal .
Kayaknya ada yang gak bener—Batin Ria .
Kini Tito tersenyum pada kekasihnya . "Dan kapan kita nikahnya?". Ucapan Tito membuat Ria terkejut setengah mati .Tuh kan bener , nih bocah ngadi ngadi pasti—Batin Ria .
Ria membuat tawa yang sengaja di buat buat , dia mendekat ke arah kekasihnya . "Tito sayang!". Tangan Ria bergerak menyentuh pipi Tito membuat jantung Tito berdegup kencang , namun...
Plak... Ria menampar pelan pipi Tito membuat Tito tersadar dari lamunannya .
"Aku masih kelas 11 dan abis ini naik ke kelas 12! Nikah? Maaf masih belum bisa!". Setelah bicara Ria menatap wajah kekasihnya sebentar dan kemudian dia menjauhkan dirinya dari Tito .Kini Tito yang mendekatkan dirinya ke arah Ria membuat Ria semakin merasa khawatir tentang apa yang di lakukan Tito , dulu Tito memang anak yang pendiam namun tak tahu kenapa Tito semakin agresif dan pemikirannya terkadang terlalu jauh dan tak dapat di tebak oleh Ria .
Tito semakin mendekatkan dirinya ke tubuh kekasihnya hingga tubuhnya menghimpit tubuh Ria . Tangan kirinya bergerak memeluk pinggang Ria dan tangan kanannya menyentuh tengkuk Ria . Tatapan mata Tito kini tak bisa di artikan .
"Kalo nikahnya lama , aku takut kamu di ambil yang lain". Ucap Tito ."Gak akan ada yang bisa misahin aku dari kamu To".
Tito mendorong tengkuk Ria hingga kepala Ria berada di lehernya , Ria memeluk kembali kekasihnya dan menikmati waktu bersama di antara sepinya taman . Hingga acara pelukan mereka sudah berakhir , Kini Ria duduk tegak bersandar di kursi sedangkan Tito tiduran dengan paha Ria sebagai bantalnya .
"Ri!". Panggil Tito ."Hmm".
"Temen kamu Galang itu gimana dia?".
"Hehe". Ria tertawa kecil saat mendengar kekasihnya menanyakan sahabatnya itu . "Jadi kamu ngajak nikah cepet cepet itu karena kamu cemburu sama Galang?". Tanya Ria pada kekasihnya dan membuat Tito merasa malu .
"Gak gitu sih".
"Dia baik baik aja , dia lagi sama pacarnya ngerencanain nikah bulan depan".
"Udah mau nikah?".
"Kan dia selisih 2 tahun sama aku dan Sila , lalu pacarnya juga udah lulus SMA". Jelas Ria dan mendapat anggukan dari Tito .
Ria menatap wajah kekasihnya sebentar dan kembali tersenyum . "Kalo kamu memang mau nikah , nunggu aku lulus dulu". Ucap Ria dengan senyumnya ."Gak apa apa kok , kamu memang harus lulus SMA dulu , tadinya aku maunya tunangan dulu dan nikahnya belakangan".
"Dasar ngebet amat jadi anak". Ria mengacak acak rambut Tito .
"Berantakan ih!". Tito kembali merapikan rambutnya yang di acak acak Ria dengan wajah kesalnya .
"Tetep ganteng kok pacar aku".
"Dih baru tahu?".
"Idih songong". Ria memukul pelan lengan Tito .
Tawa di antara keduanya menghiasi taman yang sepi ini , tak ada hal lain di taman saat ini kecuali kebahagian dan kenyamanan . Bunga bunga semakin mekar oleh kebahagiaan mereka dan pepohonan tersenyum melihat dua remaja yang sedang berbahagia bersama . Waktu yang sedang menebak akan masa depan mereka , apakah yang di rencanakan akan berjalan sesuai harap yang indah , ataukan akan berhenti dan menyerah di pertengahan waktu nantinya . Harapan yang indah , seindah kelopak bunga yang subuh dan baru mekar , harapan yang besar , lebih besar dari galaksi tata surya . Hanya menantikan suatu takdir yang akan datang memberi kabar .
"Yaudah sono pergi , acara perpisahannya mau di mulai!". Ucap Ria saat melihat jam tangannya menunjuk pukul 09.55 .
Tito bangkit dari tempat duduknya dan berdiri menghadap ke arah Ria , dia mengulurkan telapak tengannya kedepan Ria . "Pergi bareng dong".
Ria tersenyum dan meraih tangan Tito , kemudian dia berdiri dan menghadap kekasihnya . "Yok!".
Mereka berdua melangkah keluar taman dan berjalan melewati koridor yang mulai ramai oleh siswa yang berlaku lalang dan merasa bosan di dalam kelas . Tito dan Ria berjalan menuju aula untuk perpisahan dan setelah lama menunggu akhirnya Acara perpisahan itu selesai dan mereka semua , warga sekolah pergi untuk pulang .
Tak seperti Ria dan tito yang langsung pulang mereka justru merayakan kelulusan Tito hanya dengan berkeliling kota , hanya berkeliling tanpa ada niat untuk berhenti sekedar membeli makanan .
KAMU SEDANG MEMBACA
REGERST
Teen Fiction"apa mau lo?". "yang gw mau? kematian lo". Hanyalah kisah seorang gadis bernama Ria . Dengan kekejaman dan kegelapan dalam dirinya . Melukai adalah pelampiasannya . Pemimpin geng motor yang di kenal dengan kekejamannya . Geng motor yang ditakuti di...