019.{°RENCANA°}

25 26 7
                                    

Suara sepatu dari langkah Ria yang indah memenuhi koridor sekolah yang sepi , hari ini semua siswa tidak mendapatkan pelajaran karena Semester sudah selesai serta hari ini adalah hari kelulusan untuk kelas 12 . Saat ini Ria berjalan menyusuri koridor untuk mencari kekasih Tito , sejak pagi dia tidak tahu di mana Tito berada . Dan akhirnya Ria memberanikan diri untuk menuju ke kelas diri , sebenarnya dari tadi berani , hanya saja egonya terlalu besar untuk ke kelas Tito , dia pikir itu bisa merusak imaginenya .
Di kelas Tito banyak anak kelasnya berkumpul, berbicara dan bercanda , ya mungkin itu adalah untuk yang terakhir kalinya . Ria menatap ke arah segerombolan pria dan benar saja di sana ada kekasihnya . Dia melangkahkan kakinya mendekati sosok itu dan berdiri tepat di sampingnya .

"To". Panggil Ria dan membuat Tito berbalik ke arahnya . "Ini kue yang di minta mama kamu". Ucap Ria sambil menyodorkan sebuah tas kertas berisi kotak kue .

"Terima kasih!". Jawab Tito sambil mengambil kue tersebut , mendengar jawaban Tito Ria hendak melangkah pergi namun di tahan oleh Tito . "Masa langsung pergi gitu aja?". Tanya Tito pada Ria .

"Lha? Terus aku harus ngapa?". Tanya Ria dengan datarnya .

Tito meletakkan kuenya di atas meja dan kemudian dia berjalan ke arah Ria dan manarik tangannya . "Ikut!". Dia mengandeng tangan kekasihnya berjalan keluar kelas .

Suasana sepi koridor hanya diisi oleh langkah kedua manusia yang saling mencintai , mereka berjalan beriringan melewati keramaian . Tak peduli dengan tatapan mata semua orang . Hingga mereka sampai di taman belakang sekolah . Suasana sepi tak luput dari taman ini , karena letaknya yang berada di belakang ruang lab maka jarang sekali ada anak yang datang kemari . Walau tak ada yang kemari , taman ini masih sangat indah dan terawat . Bermacam macam bunga tumbuh di sini , pohon pohon yang rindang menutup taman dari matahari , dan kursi kayu yang tertata rapi di bawah pohon .
Ria dan Tito berjalan menuju ke salah satu kursi di bawah pohon , suasana taman saat ini membuat Ria sangat merasa nyaman . Walau dia berubah , namun tak sepenuhnya dia berubah , dia masih suka kesepian dan kegelapan , dia masih menjadi Revil , dia masih kejam , namun yang berubah hanya senyuman di wajahnya yang sering muncul .

"Ngapain ke sini To?". Tanya Ria dan menatap wajah Tito .

Tito menundukkan kepalanya , tampak kegelisahan memenuhi dirinya . "Sebenarnya ada sesuatu yang mau aku omongin". Tito menatap ke arah Ria , dari mata Tito tampak kesedihan di sana membuat Ria menatapnya dengan serius , menanti perkataannya selanjutnya .
"Hari ini hari kelulusanku , dan—". Tito menghentikan perkataannya .

Ria mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan apa yang di maksud kekasihnya . "Cepetan ngomongnya!". Ucapnya datar karena kesal dengan perkataan Tito yang di tarik ulur .

"Dan—". Tito menatap kekasihnya dengan wajah tengilnya , melihat itu membuat Ria semakin kesal .
Kayaknya ada yang gak bener—Batin Ria .
Kini Tito tersenyum pada kekasihnya . "Dan kapan kita nikahnya?". Ucapan Tito membuat Ria terkejut setengah mati .

Tuh kan bener , nih bocah ngadi ngadi pasti—Batin Ria .

Ria membuat tawa yang sengaja di buat buat , dia mendekat ke arah kekasihnya . "Tito sayang!". Tangan Ria bergerak menyentuh pipi Tito membuat jantung Tito berdegup kencang , namun...
Plak... Ria menampar pelan pipi Tito membuat Tito tersadar dari lamunannya .
"Aku masih kelas 11 dan abis ini naik ke kelas 12! Nikah? Maaf masih belum bisa!". Setelah bicara Ria menatap wajah kekasihnya sebentar dan kemudian dia menjauhkan dirinya dari Tito .

Kini Tito yang mendekatkan dirinya ke arah Ria membuat Ria semakin merasa khawatir tentang apa yang di lakukan Tito , dulu Tito memang anak yang pendiam namun tak tahu kenapa Tito semakin agresif dan pemikirannya terkadang terlalu jauh dan tak dapat di tebak oleh Ria .
Tito semakin mendekatkan dirinya ke tubuh kekasihnya hingga tubuhnya menghimpit tubuh Ria . Tangan kirinya bergerak memeluk pinggang Ria dan tangan kanannya menyentuh tengkuk Ria . Tatapan mata Tito kini tak bisa di artikan .
"Kalo nikahnya lama , aku takut kamu di ambil yang lain". Ucap Tito .

"Gak akan ada yang bisa misahin aku dari kamu To".

Tito mendorong tengkuk Ria hingga kepala Ria berada di lehernya , Ria memeluk kembali kekasihnya dan menikmati waktu bersama di antara sepinya taman . Hingga acara pelukan mereka sudah berakhir , Kini Ria duduk tegak bersandar di kursi sedangkan Tito tiduran dengan paha Ria sebagai bantalnya .
"Ri!". Panggil Tito .

"Hmm".

"Temen kamu Galang itu gimana dia?".

"Hehe". Ria tertawa kecil saat mendengar kekasihnya menanyakan sahabatnya itu . "Jadi kamu ngajak nikah cepet cepet itu karena kamu cemburu sama Galang?". Tanya Ria pada kekasihnya dan membuat Tito merasa malu .

"Gak gitu sih".

"Dia baik baik aja , dia lagi sama pacarnya ngerencanain nikah bulan depan".

"Udah mau nikah?".

"Kan dia selisih 2 tahun sama aku dan Sila , lalu pacarnya juga udah lulus SMA". Jelas Ria dan mendapat anggukan dari Tito .
Ria menatap wajah kekasihnya sebentar dan kembali tersenyum . "Kalo kamu memang mau nikah , nunggu aku lulus dulu". Ucap Ria dengan senyumnya .

"Gak apa apa kok , kamu memang harus lulus SMA dulu , tadinya aku maunya tunangan dulu dan nikahnya belakangan".

"Dasar ngebet amat jadi anak". Ria mengacak acak rambut Tito .

"Berantakan ih!". Tito kembali merapikan rambutnya yang di acak acak Ria dengan wajah kesalnya .

"Tetep ganteng kok pacar aku".

"Dih baru tahu?".

"Idih songong". Ria memukul pelan lengan Tito .

Tawa di antara keduanya menghiasi taman yang sepi ini , tak ada hal lain di taman saat ini kecuali kebahagian dan kenyamanan . Bunga bunga semakin mekar oleh kebahagiaan mereka dan pepohonan tersenyum melihat dua remaja yang sedang berbahagia bersama . Waktu yang sedang menebak akan masa depan mereka , apakah yang di rencanakan akan berjalan sesuai harap yang indah , ataukan akan berhenti dan menyerah di pertengahan waktu nantinya . Harapan yang indah , seindah kelopak bunga yang subuh dan baru mekar , harapan yang besar , lebih besar dari galaksi tata surya . Hanya menantikan suatu takdir yang akan datang memberi kabar .

"Yaudah sono pergi , acara perpisahannya mau di mulai!". Ucap Ria saat melihat jam tangannya menunjuk pukul 09.55 .

Tito bangkit dari tempat duduknya dan berdiri menghadap ke arah Ria , dia mengulurkan telapak tengannya kedepan Ria . "Pergi bareng dong".

Ria tersenyum dan meraih tangan Tito , kemudian dia berdiri dan menghadap kekasihnya . "Yok!".

Mereka berdua melangkah keluar taman dan berjalan melewati koridor yang mulai ramai oleh siswa yang berlaku lalang dan merasa bosan di dalam kelas . Tito dan Ria berjalan menuju aula untuk perpisahan dan setelah lama menunggu akhirnya Acara perpisahan itu selesai dan mereka semua , warga sekolah pergi untuk pulang .
Tak seperti Ria dan tito yang langsung pulang mereka justru merayakan kelulusan Tito hanya dengan berkeliling kota , hanya berkeliling tanpa ada niat untuk berhenti sekedar membeli makanan .

REGERSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang