"RI!!". Panggil Sila . "Gw mau kepantai , lo di sini jaga diri!".
"Pergi aja kali , gw gak perlu jaga diri , yang ganggu gw justru yang harus jaga diri". Sahut Ria .
Sila langsung berlari keluar kamar dan tak lupa menutup pintu , sedangkan Ria masih setia untuk bergulat di atas kasurnya . Dia merasa bosan terus terusan di kamar namun dia juga bosa untuk pergi keluar .
Kini yang dilakukan Ria hanya duduk bersila di atas kasur sambil bengong menatap langit kamarnya . Sesekali dia menguap , ingin tidur namun tak bisa tidur . Hingga akhirnya timbul keinginan untuk keluar . Ria bangkit dari tempat tidurnya dan keluar kamar hendak berkeliling sebentar .
Ria berjalan berkeliling area Villa dengan langkahnya yang indah dan tatapan tajamnya , serta tak lupa mulut cemberutnya karena bosan . Semua siswa berkumpul dengan teman mereka dan bercanda bahagia , tak tahu apa yang mereka bicarakan , namun seakan yang di tertawakan adalah hal terlucu di dunia ."Males banget jadinya!". Gerutu Ria pelan , dan terus memancungkan mulutnya serta bermain kuku.
Ria melihat sebuah taman yang tak jauh dari tempatnya , taman itu juga sepi dan lumayan tertutup oleh pohon pohon dan tanaman hias lainnya . Ria segera berjalan ke arah taman dan berharap kebosanannya bisa menghilangkan di sana .
Saat sampai di taman Ria melihat ada pohon yang rindang dan di kelilingi oleh beberapa tanaman bunga , dan di bawahnya adalah rumput hijau yang tebal , sehingga bisa di pakai alas duduk . Ria segera menuju pohon itu dan duduk di bawahnya . Pohon rindang itu cukup untuk melindunginya dari teriknya sinar matahari ."Kalo tahu tempat ini nyaman gw ke sini dah sejak kemarin kemarin!". Ucap Ria karena dia jauh dari semua orang dan tak mungkin ada yang mendengarnya , bahkan tanaman di sekelilingnya lebih dari cukup membuatnya tak terlihat dari siapapun .
Namun seseorang menyahut perkataannya membuat Ria terkejut . "Emang tempat di hatiku gak nyaman?".
"Tito?". Ucap Ria saat melihat orang tersebut . "Ngapain ke sini?". Ria kembali menatap ke arah depan .
Tito tersenyum dan duduk di samping Ria . "Tadi aku ngikutin kamu ke sini? Aneh aja kok cewe bisa berani ke tempat sepi dan jauh dari keramaian kek gini? Aku khawatir ada yang apa apain kamu".
"Cih!". Ria tertawa kecil dan tampak seperti meremehkan . "Gak perlu khawatir , yang mau apa apain aku pasti mikir panjang . Antara hasrat dan nyawa yang dia pilih". Ucap Ria dan tersenyum ke arah Tito dan kembali menatap kedepan .
Tito menarik Ria kedalam pelukannya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ria . "Kalo orang itu aku gimana?". Bisik Tito .
Ria yang masih terkejut dia justru membeku dengan mata yang membulat dan terlihat imut . "Kalo orang itu kamu? Aku gak akan bunuh kamu , tapi nyuruh Malaikat maut buat datang ke kamu!".
"Sama aja mau bunuh aku!". Protes Tito .
"Lagian ada ada aja". Ria memukul pelan kepala Tito dan mereka tertawa kecil .
Tito menatap wajah Ria yang cantik , serta tawa yang terlihat di wajahnya , membuat Tito merasa senang karena bisa membuat orang yang di cintainya bahagia . Dia sadar jika Ria adalah gadis sederhana dan polos , hanya saja masa lalu pahitnya telah merubahnya menjadi iblis yang tak kenal ampunan . Tugasnya kini hanya untuk membahagiakan Ria , dan menjaganya agar kegelapannya tak kembali .
Tito menggerakkan tangannya , menyentuh puncak kepala kekasihnya dan mengusapnya pelan . "Teruslah bahagia dan jangan bersedih!". Ucap Tito dan Tersenyum kearah gadis yang tengah duduk di sampingnya .
"Setelah siang pasti ada malam , setelah kebahagiaan pasti ada kesedihan . Itulah kehidupan . Tugasmu hanya menjadi matahariku di saat siang dan bulanku di saat malam . Membuatku tertawa di kebahagiaan ku dan menenangkan ku di kesedihan ku".
"Aku akan menjadi cahaya di setiap langkahmu , ntah itu siang atau malam , cahayaku untukmu tak akan pernah berubah . Karena kau adalah bungaku yang tubuh indah di tengah taman dan tak akan pernah ku biarkan layu".
Mereka saling menatap mata satu sama lain , mengutarakan perasaan yang ada di hati kecil mereka . Tatapan keduanya yang menyiratkan ketulusan hati satu sama lain , cinta tergambar dari senyuman di bibir mereka . Keyakinan akan cinta mereka yang akan membawa kebaikan di masa depan . Cinta yang menjadi pupuk bunga bunga di hati mereka .
Tito menarik pundak Ria dan membuatnya bersandar di pundaknya , mereka berdua menghabiskan waktu beberapa menit hanya dengan keheningan . Dan senyuman di bibir keduanya ."Ri!". Tito menegakkan tubuh Ria dan menatap kedua manik mata Ria . "Apa kau mau bersamaku hingga nanti?".
"Hah?". Ria terkejut mendengar perkataan Tito . "Masih sekolah mon maaf , jangan ngajak nikah!". Sahut Ria dengan suara mengejeknya .
"Heh?". Tito mendorong pelan kepala kekasihnya . "Mikirnya jauh amat , maksudku kita di sini sampe malem nanti . Bosen aku di kamar mulu". Cetus Tito .
"Ya kalo gitu ngomongnya , mau gak temenin aku di sini . Lha tadi ngomongnya , apa kau mau bersamaku hingga nanti? . Komuknya jadi kaya ngajak nikah bem bem!". Cerocos Ria , membuat Tito tertawa puas melihat kepolosan kekasihnya .
Akhirnya timbul niat untuk lebih menggoda kekasihnya . "Emang gak mau di ajak nikah?". Ejek Tito dan melanjutkan tawanya .
"Ya tapi gak sekarang , masih sekolah!". Ria mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan tingkah Tito .
Tito melihat kekasih sedang kesal membuatnya tertawa gemas dan mencubit pipi Ria . "Itu bibir kenapa? Mau di cium?". Tito mengerucutkan bibirnya dan mengejek Ria .
Ria menampar pipi Tito pelan . "Jangan ngeselin deh!".
"Ngeselin tapi sayang kan?". Tito tetap saja menggoda Ria tak peduli orang yang di goda sedang ngambek .
"Iiiihhhhh!". Karena kekesalannya , Ria memukul pelan lengan kekasihnya . Dan yang dipukul hanya meringis sambil tertawa .
"Sebel ah!". Ria berdiri dan hendak melangkah pergi namun tangannya di tarik oleh Tito , alhasil Ria duduk di pangkuan Tito .Mereka menatap mata satu sama lain dengan tatapan penuh arti , Tito melingkar tangan kanannya ke pinggang Ria dan meletakkan tangan kirinya di atas paha Ria . Sedangkan Ria melingkarkan kedua tangannya di leher Tito . Ria tersenyum pada Tito dan menyandarkan kepalanya di dada Tito dan sedikit menyelinap ke leher Tito sedangkan Tito hanya bisa tersenyum melihat kekasihnya yang sudah mulai mengakui cinta di hatinya .
"Jangan lama lama , tambah cinta ntar". Ejek Tito saat melihat Ria terus bersandar .
Bug-Ria memukul pelan dada Tito .
"Aaw!". Tito yang terkejut hanya meringis sedikit dan kembali tersenyum .
Cup-Tito mencium puncak kepala kekasihnya ."aaaaaaahhhfft". Ria mulai menguap dan merasakan kantuk . "Aku ngantuk!". Ucap Ria dan hendak bangkit dari pangkuan Tito namun di tahan oleh Tito .
"Tidur aja , belum pernah aku lihat kau tidur!". Ucap Tito , dan Ria tetap di pangkuan Tito dan kembali bersandar kemudian menutup matanya .
Setelah beberapa menit kemudian Ria akhirnya tertidur , Tito tersenyum kekasihnya mempercayai dirinya . Dia ingin ada di sini Ria setiap waktu , dia hanya ingin menjadi tempat ternyaman untuk kekasihnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
REGERST
Genç Kurgu"apa mau lo?". "yang gw mau? kematian lo". Hanyalah kisah seorang gadis bernama Ria . Dengan kekejaman dan kegelapan dalam dirinya . Melukai adalah pelampiasannya . Pemimpin geng motor yang di kenal dengan kekejamannya . Geng motor yang ditakuti di...