007.{°BENARKAH°}

43 49 11
                                    

"Ri!". Sila memanggil dari ambang pintu kelas Ria . "Ikut gw bentar!!".

Ria bangkit dari duduknya dan menghampiri temannya yang sedang menunggu di ambang pintu . "Ngapain?".

"Basket kuy!!! Udah lama kaga main kan?". Sila menarik tangan Ria dan melangkah menuju lapangan basket .

Mereka berdua berjalan beriringan seperti saudara kembar , mereka memang sangat akrab dan saling mengenal satu sama lain . Bagaimana mereka saling mengenal? . Saat itu Ria baru bergabung di geng motor dan kebetulan di sana ada Sila , awalnya Ria canggung dan karena Sila Ria lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan barunya . Dan setelah 1 bulan bersama Sila , Ria kehilangan Farel , cinta pertamanya . Dan yang di milikinya hanya Sila .
Sesampainya di lapangan basket , Ria dan Sila mengambil bola , saat ini keduanya memakai kaos olahraga karena ada kerja bakti . Keduanya tidak ikut melakukannya melainkan bermain basket .
Mereka berdua mulai memainkan bola basket itu dengan sangat lincah dan gencar , mereka tidak serius dalam bermain , hanya untuk tertawa saja , hingga aturan , ketentuan , dan teknik yang di gunakan hanya asal asalan yang akhirnya mengundang tawa .
Sila melempar bola begitu saja ke arah ring , namun bola itu meleset dan justru mengenai Tito yang sedang berjalan membuang sampah . Tito melihat ke arah lapangan dan dua gadis sedang berdiri di sana . Kepalanya agak pusing karena bola itu terkena tepat di kepalanya .

"Sini bolanya!!". Ria berteriak menyuruh Tito mengambil bola .

Tito mengambil bola di depannya dan berjalan menghampiri Ria dengan bola basket di tangannya , sesampainya di depan Ria Tito tak menyerahkan bola itu namun melemparkan kearah lain . "Sekarang bukan waktunya bermain!!". Ucap Tito tegas .

Ria menatap ke arah bola itu pergi dan kembali menatap Tito dengan kesal . "Pagi pagi jangan cari ribut sama gw!!".

"Ri! , Ri!, Udah ya jangan marah!!". Sila menepuk punggung Ria dan menatap ke arah Tito . "Lo pergi sekarang ya dari pada panjang!!!".

"Gak!! Dia harus berubah!! Jangan seenaknya!!". Ucap Tito tegas .

Ria sudah tak tahan dengan amarahnya dan di melangkah maju dan mencengkeram kerah Tito . Wajahnya kembali memerah dan tangannya bergetar . Sila yang menatapnya merasa bingung biasanya Ria langsung memukul , kenapa dengan pria di depannya? Justru Ria terlihat menahan amarahnya . "Jangan lakuin sesuatu yang bisa buat lo dalam bahaya!!". Ucap Ria dengan amarah dan penuh penekanan .

Tito tersenyum dia tidak takut , kini tangan kirinya bergerak ke pinggang Ria , menarik tubuh ria ke pelukannya dan memeluk dengan tangan kirinya . "Aku sudah melakukannya , aku mencintaimu dan membuatku selalu mendekati bahaya!". Tito berbicara pelan namun bisa di dengar oleh Sila dan Ria .

Ria membulatkan matanya terkejut mendapati penyataan Tito yang tak terduga , jujur dia masih takut untuk mencintai . "Brengsek!!!". Ria mendorong Tito menjauh dan kemudian berjalan menjauh meninggalkan lapangan .
Sila melihat Ria pergi menjauh , diapun langsung berjalan mengikuti Ria .

Skip....

Ria dan Sila duduk di kursi koridor . Koridor yang menuju perpustakaan dan UKS memang sangat sepi , jarang sekali siswa lewat di sana , tampatnya juga gelap karena sinar matahari terhalang dan tak bisa masuk . Di koridor terdapat kursi berwarna hitam dan beberapa rak sepatu di kanan dan kiri . Tentu saja ada rak sepatu karena di sepanjang koridor ada lab kimia , lab biologi , lab fisika , lab komputer , perpustakaan dan UKS yang diharuskan melepas sepatu saat masuk .
Sila menatap perempuan di sampingnya dengan tatapan penuh arti . Kejadian saat di lapangan basket yang menurutnya sangat janggal terlintas di otaknya . Ria yang merasa di perhatikan menatap kembali ke arah Sila dan mengerutkan dahinya .

"Cowo di lapangan basket tadi siapa?". Tanya Sila . Kemudian Sila mengingat jika Tito ada di tempat saat mereka tawuran . "Gw rasa dia kemarin ada di tempat kuta tawuran!".

"Dia Tito , temen sekelas marcel pacar lo . Dan kemarin dia emang sengaja dateng ke tempat tawuran , niatnya mau cari gw buat minta maaf . Gila! Kemarin dia hampir mati tau gak? Untung gw tolongin!!". Jelas Ria panjang lebar .

"Kayaknya dia suka sama lo deh!". Ucap Sila membuat Ria terkejut dan membulatkan matanya . "Gw lihat cara di natap lo , dan bicara ke lo".

"Mana ada? Kan lo gtw dia , kali aja dia bicara ke orang lain juga kaya gitu!". Ucapan Ria mendapatkan persetujuan Sila .

"Tapi gw yakin kalian saling suka!". Ria semakin terkejut dan membulatkan matanya .

"Heh?—". Ucapan Ria terpotong .

"Dengerin dulu!!". Sila menutup mulut Ria yang hendak ngedumel . "Lo pernah mukul dia?"

"Gw rasa sih kaga pernah".

"Hmm okey!! Berarti fiks lo suka dia , cuma lo aja yang gak nyadar atau gak ngaku!!".

"Kok bisa gitu?".

"Gini , lo gak pernah mukul dia padahal amarah lo udah gak bisa di tahan , karena apa? Hati lo ngehalangi lo buat lukain dia , hati kecil lo berkata kau gak boleh lukain dia . Itu kan yang lo rasakan waktu Farel mutusin lo dulu?".

Sila berucap tanpa sadar , di merasa khawatir jika Ria merasa marah , dia memukul mulutnya sendiri dan merutukinya . Namun saat dia melihat Ria , dia terkejut . Reaksi Ria tak seperti yang dia duga , kini Ria hanya diam dan menundukkan , tenggelam dalam lamunannya .
Ria berpikir apakah benar yang di katakan Sila? , dia tidak yakin akan hatinya . Namun gambaran saat Tito bertanya tentang Farel , dan membuat dirinya marah tak terkendali . Tapi dia hanya bisa mengancam Tito , dia tidak bisa memukul Tito . Apa benar dia sudah mencintai? .

"Tapi sil!". Ria menatap Sila dengan mata berkaca-kaca . "Mungkin yang kau katakan benar , mungkin aku yang tak menyadarinya atau diriku tak ingin mengakuinya . Karena aku masih takut untuk cinta itu? Masa laluku begitu buruk Sil". Air mata Ria menetes saat mengingat cinta pertamanya memanfaatkan dirinya dan meninggalkannya begitu saja .

"Tapi Ri! Lo harus jatuh cinta lagi untuk nyembuhin luka itu! Gw tahu itu gak mudah buat lo , tapi gw yakin lo bisa ngehadapi semua!". Sila memeluk sahabatnya yang merasa sial dalam hidupnya .

REGERSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang