005.{°TAWURAN°}

46 53 10
                                    

Tito duduk sendirian di kelasnya , dia yang terus terhanyut dalam pikirannya tidak menyadari keadaan sekitarnya yang berisik . Tito terus terhanyut dalam lamunannya , dia masih merasa bersalah kepada Ria . Dia ingin meminta maaf padanya , namun sudah lima hari dia tidak bertemu dengan Ria , tidak tahu kemana dia , Ria menghilangkan seperti di telan bumi .
Tito beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas , di setiap tempat yang dia lewati , kepalanya menatap ke sana dan kemari mencari Ria , mungkin saja dia sedang duduk sendirian . Hingga sampailah di kelas Ria .
"Permisi!". Tito memanggil seorang siswi yang sedang duduk di depan kelas . "Ria di mana ya?". Tanyanya dan membuat siswi itu serta temannya terkejut , kenapa tidak? Ada urusan apa dia dengan sosok menakutkan itu .

"Ria sudah izin tidak masuk selama 5 hari kebelakang kak". Uap gadis itu .

"Terima kasih!". Tito pergi meninggalkan mereka berdua dan berjalan kembali ke kelasnya .

Setiba di kelasnya Tito kembali duduk di bangkunya dengan kesal , dia merasa bersalah , apa Ria memang menghindarinya? . Tito terus mengutuk dirinya sendiri dan merasa frustasi .
"Oy!". Marcel teman kelas Tito memanggil Tito dan berdiri di hadapannya . "Lo biasanya pulang lewat jalan dekat pabrik bukan? Kalo iya lo lewat jalan lain aja , jangan lewat sana . Di pake tawuran!". Ucap Marcel

"Lo tau dari mana?". Tanya Tito .

"Sih Sila kan temen gw , dia ngasih tau gw . Nah Sila itu sahabat Ria dia anggota Regerst , dan nanti mereka ikutan tawuran . Karena itu mereka izin gak masuk biar lawan mereka gak nyamperin mereka kesekolah dan buat kerusuhan". Jelasnya membuat Tito lega , ternyata Ria izin bukan karena menghindari dirinya . "Gila dua orang itu , walau keji mereka tetep mikirin orang lain". Ucapan Marcel mendapatkan persetujuan dari Tito . "Yaudah gw cabut!". Marcel pergi meninggalkan Tito .

Gw akan kesana , itu kesempatan gw buat ketemu Ria-Batin Tito .

Skip...

Ria dan teman temannya sudah berkumpul di jalanan dekat pabrik , di situ memang sangat strategis untuk tawuran . Selain tempatnya yang luas , namun sepi sehingga memudahkan mereka untuk bertarung . Jika kalian berpikir kenapa mereka tawuran , mereka hanya geng motor yang ingin di kenal , dan mereka ingin mengalahkan Regerst .

"Dimana pimpinan Kalian?". Teriak seorang pria yang memimpin geng motor bernama Baltro .

"Gw di sini!!". Ria berteriak dan muncul dari tengah menampakkan diri .

"Cantik!! Kalian nyerah aja , kalian gak akan bisa ngalahin kita . Dan kamu sini jadi pacar aku aja , kita main tiap hari". Ucap pria tersebut dan di susul tawa mengejeknya .

"Kita lihat aja , apa nanti malem lo masih bisa genjot?". Ejek Sila dengan suaranya yang keras .

Tanpa basa basi semua orang maju untuk berkelahi , walau Ria perempuan dia ikutan berkelahi dan musuhnya langsung terbaring lemah dengan begitu mudah , berputar , menendang , berlari , melompat , memukul . Semua strategi bertarung dikuasainya . Bahkan saat beberapa pria mengeroyoknya bersama sama Ria tidak butuh waktu lama untuk membebaskan diri dan membuat mereka semua lemah . Kini anggota Baltro kalah jumlah karena Ria , dari pihak Baltro banyak yang sudah terbaring tak sadarkan diri sedangkan tim Regerst hanya beberapa yang lemah , namun masih bisa bertarung . Ria semakin menjadi jadi , namun tawuran tak kunjung berhenti .

.....

Bel pulang sekolah berbunyi dan Tito bergegas menuju ke parkiran , setiba di sana Tito menyalakan motornya dan melakukannya dengan kencang menuju jalan dekat pabrik . Dia terus melajukan tanpa berpikir seberapa bahayanya tempat yang akan di datanginya , dia sana tak hanya Ria namun ada anak geng motor lain yang pastinya gencar dan haus akan darah .
Sesampainya di jalan dekat pabrik , Tito melihat puluhan orang berkelahi , memukul tanpa ampun , dan darah bercucuran dimana mana . Tito terus menelisik namun tak menemukan sosok yang dia cari , hingga akhirnya dia memutuskan untuk mendekat me cari Ria . Akalnya yang sudah hilang karena cinta kini menuntunnya dalam bahaya . Saat Tito mendekat dan hendak mencari sosok yang dia cari , tiba tiba ada seseorang yang menendangnya dari motor . Tito menatap orang itu dan terlihat wajahnya yang menyeramkan , rahang yang kuat dan tubuh yang besar , serta tangan yang menggenggam sebuah kapak .

"Maaf bang , saya bukan anak yang ikut tawuran!!". Ucap Tito lirih dan berpikir mungkin nyawanya akan hilang .

Pria itu mengangkat kapaknya di atas kepala dan hendak menghadapkan pada Tito , Tito bergetar dan sudah pasrah pada hidupnya . Dia memejamkan matanya dan berharap itu adalah mimpi .
Buk....
Dia membuka matanya saat melihat sosok pria itu terjatuh , dia menatap siapa yang menolongnya dan tampaklah sosok gadis yang di carinya . Berdiri tegak di depannya , dengan tangan berlumur darah , dan keringat di seluruh tubuhnya . Gadis bertubuh kecil itu bergerak menghanjar pria di depannya dan dengan satu tendangan pria itu sudah tak sadarkan diri . Ria berbalik menghadap Tito dan menghampirinya .

"Lo ikut gw sekarang". Ria meraih tangan Tito , dan Tito pun berdiri .

Ria menuntun Tito menuju motornya , dan di langkahnya tak sedikit orang menghampiri hendak menyerang , namun sekali serangan dari Ria mereka langsung tak sadarkan diri . Tito kagum dengan kegigihan Ria . Kini mereka berdiri di luar dan sedikit jauh dari kerumunan .

"Lo pulang seka-". Ucapan Ria terpotong .

"Hai cantik!! Mau kabur?". Ejek Pria yang menjadi pemimpin Baltro .

"Kabur? Gila lo?". Cetus Ria .

"Udahlah , kalo kamu nyerah mending kita main aja!!". Pria itu menarik Ria kedekatannya dan tangannya mengusap-usap bahu Ria .

"Kalo lo mau hidup , jangan dekati ajalmu!!". Ria mencengkeram leher pria itu dengan tangan kirinya .

"Aaaaahhhhh!!!". Sebuah desahan keluar dari mulut Ria saat tangan pria itu meremas payudara Ria dengan Keras . Tito terkejut dan marah melihat gadis yang di kaguminya di perlakukan tidak baik , dia hendak menghajar pria itu namun Ria sudah lebih dulu membantingnya ke tanah .
"Beraninya kau menyentuhku!!". Ria menginjak dada pria itu dan menekannya , membuat pria itu meringis kesakitan .
Ria meraih tangan kanan pria itu . "Tangan ini yang menyentuhku?". Ria menatap pria itu dengan seringainya , dia mengambil pisau yang di bawah pria itu dan memotong tangan pria tersebut tanpa peduli teriakannya , kini Ria menatap pria tersebut .
"Hargai wanita , karena wanita lebih berbahaya!!". Ria kembali berdiri dan menatap Tito yang mematung .
"Gak pulang?".

"Bareng lo!". Jawab Tito setelah kesadarannya kembali .

Ria berbalik menghadap kerumunan yang sedang berkelahi . "PERTARUNGAN SELESAI , PEMIMPIN BALTRO SUDAH KALAH!!!!!". Ria berteriak dan seketika semua orang berhenti . Ria berbalik menghadap Tito .
"Dah gw mau pulang , lo pulang sono!!".

"Bareng lo , maksud gw pulang sama lo!!". Ucap Tito .

"Banyak mau lo!! Dah ayo!!". Ria berjalan mendekati motor Tiro dan Tito mengikutinya .

Tito menaiki motor dan memakai helm , dia memutar motornya berbalik arah , karena di depan mereka terlalu banyak orang yang terluka dan mungkin sebagian sudah jadi jasad . Saat Tito memutar motornya Ria menggunakan jaket agar pakaiannya yang dilumuri darah tidak terlihat . Setelah Tito memutar motornya dan Ria sudah selesai memakai jaket yang diberikan Tito , dia menaiki motor Tito dan Tito melajukan motornya pergi meninggalkan TKP .

REGERSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang