Semua bus yang di gunakan siswa berangkat pergi meninggalkan area pantai , semua siswa masih bercanda dan tertawa dengan sangat keras seperti hanya ada dia sendiri di bus . Ria menatap terus ke arah jendela , melihat langit bali yang cerah dan indah , dan orang di sampingnya yang tak lain adalah Tito hanya bersandar dan menatap ke arah Ria , merasa nyaman dengan objek yang di tatap .
"Kak Tito!". Panggil Jihan yang berdiri di kursi belakang Ria dan Tito , membuat Ria dan Tito menatapnya bersamaan , namun Ria hanya sekilas dan langsung menatap ke arah jendela .
"Hmm?".
"Kak Tito udah pernah pacaran belum? Atau ada pacar?". Tanya Jihan .
"Belum pernah pacaran sih , tapi mau pacaran". Ucap Tito dan menatap Ria tanpa ada yang menyadari , Ria langsung berbalik dan menatap ke arah Tito .
"Dengan siapa?". Tanya Jihan dengan suara sedikit kecewa .
"Den—". Ucapan Tito terpotong .
"Sama lo , tadi dia bilang kalo tertarik ama lo". Sahut Ria membuat Tito membulatkan mata , dan wajah Jihan memerah karena malu .
"Heh bukan!". Sahut Tito dengan suara tegas .
"Ngaku aja , sama sama suka kok!". Ucap Ria mengejek .
"Nih anak ngajak berantem!". Tito sudah kesal dan akhirnya memukul pelan lengan Ria .
"Ayo!! Sapa takut!". Teriak Ria .
Mereka berdua berdiri dari duduknya dan sudah siap untuk berantem , bercanda tapiloh guys , wajah mereka tertawa satu sama lain , gak ada serius seriusnya .
"Eh gak jadi ntar mamanya ngamuk!". Ucap Ria dan kembali duduk ."Bilang aja takut!". Tito mencubit dan menarik narik pipi Ria membuatnya terlihat menggemaskan .
"Ihh sakit!". Rengek Ria .
.....
Bus berhenti di area penginapan , semua siswa turun dari bus dan melihat area penginapan yang luas dan indah di sana , bangunan berwarna coklat dengan corak khas bali , serta taman taman yang indah oleh bunga dan taman . Semua siswa terlihat senang dengan suasana di sana hingga handphonenya berbunyi dan tampak notif dari Sila .
Sila
|Lo sekamar sama gw
Yoi|
Kamar nomor 9|Ria menutup kembali handphonenya dan menatap ke arah penginapan . Dia melihat sekelilingnya dan semua orang bisa berbicara dan bercanda dengan banyak orang , apa dia saja yang bernasib malang? Apa anak sepertinya harus di kecilkan? . Dia mencoba mengabaikannya dan mulai melangkahkan kakinya menuju ke penginapan , dan mencari kamar nomor sembilan . Saat ada di depan kamar nomor 9 , ada 6 anak yang berkumpul di depan pintu , sepertinya mereka ingin menempati kamar itu . Ria mempercepat jalannya dan langsung membuka pintu seenaknya .
"Hey!". Panggil salah satu wanita di depan pintu . "Kamu gak lihat kami udah di sini dari tadi?".
"RIA , panggil gw RIA!". Ucap Ria penuh penekanan , dan setelah di lihat 6 gadis itu adalah teman sekelas Ria . Mereka kira Ria lemah setelah kejadian menyelamatkan Tito , dan dikiranya Ria sudah sedikit hangat karena bertengkar dengan Tito di bus . "Dan lo gak lihat gw masuk duluan , sedangkan kalian cuma berdiri di depan kamar". Ucap Ria .
Plak . Seorang gadis melangkah maju dan menampar Ria , seakan akan dia lebih jago di banding Ria . "Sadar lo , ini bukan milik lo!".
Ria berusaha menahan amarahnya namun tak bisa , dia melempar tasnya kesembarang tempat dan bergerak cepat mencengkeram kerah gadis itu . "Beraninya lo nampar gw!".
Bug..
Ria menampar gadis itu dengan sangat keras hingga terjatuh , dia menatap gadis yang berdiri di depannya , yang tadi memanggilnya tanpa nama . Tangan kirinya bergerak cepat menjambak rambut gadis itu , membuatnya berteriak kesakitan ."Stop!!". Teriak Tito dari kejauhan yang melihat kerusuhan , Tito melangkah mendekati kerumunan .
"Kak dia mukul kami". Rengek gadis yang tadi di tampar Ria , dan gadis itu memeluk lengan Tito seperti bersembunyi . Dan Ria masih setia untuk menjambak gadis itu dengan wajah datar .
"Lepasin gak!". Ucap Tito mendorong tangan gadis yang memeluk lengannya . "Kalo kalian gak cari masalah , gak bakal di pukul!". Ucap Tiro yang membela Ria . "Dan Ri lepasin dia , kamu mau jambak dia sampe mati?".
Ria melepaskan tangannya dan gadis yang di jambaknya pergi kebelakang Tito ."Dan kalian juga , jangan cari masalah kalo gak mau dapat masalah". Ucap Tito pada gadis di belakangnya , dan dia melangkahkan mendekati Ria . "Itu pipimu merah , mau dicium gak biar sembuh". Bisiknya pelan .
"Jangan cari masalah kalo gak mau mati!". Ancam Ria pada Tito .
"Udah ngancem". Tito membungkam mulut Ria dan menatap ke arah 6 gadis . "Ini kamar punya Ria dan Sila , jangan cari masalah sama mereka daripada nyawa kalian hilang!!". Ucap Tito .
Tito menarik tangan Ria dan berjalan membawanya pergi , sedangkan Ria mengikutinya dengan mengomel terus menerus . Hingga sampai mereka di taman dekat penginapan . Ria menatap bulan purnama yang bersinar , tampak indah di antara pepohonan .
"Kamu lihat bulan itu?". Ucap Tito menatap Ria yang terlihat takjub oleh keindahan bulan . "Sangat indah seperti dirimu"."Aku tak ingin menjadi bulan , aku selalu ingin menjadi bintang , dapat bersinar dengan percaya diri , dengan sinarnya sendiri , tanpa peduli banyak yang sama sepertinya dan banyak yang mempunyai sinar lebih terang darinya". Jawab Ria dengan suara rendah dan masih melihat bulan .
Aduh!! Nih anak , mau bikin suasana romantis malah di buyarin—Gerutu Tito dalam hati .
"Tapi bintang jarang terlihat di langit , apa kau ingin bersembunyi seperti bintang?". Ucap Tito .
"Bintang tak bersembunyi , merekalah yang hanya melihat satu arah yang tak akan melihat bintang selamanya".
"Berarti aku menatap kesegala arah , karena aku melihatmu".
"Terserah!".
Tangan Tito bergerak menyentuh kedua bahu Ria dan membuatnya menatap ke arah Tito . Tito menatap mata Ria dan Ria juga menatapnya . "Di bawah sinar bulan ini , aku mau bilang jika aku cinta sama kamu , dan aku janji buat bikin kamu bahagia selamanya". Ucap Tito dengan senyuman di wajahnya . "Will you be mine?".
"Yes I will". Ucap Ria spontan , ntah apa yang terjadi , Ria terbebas dari beban pikirannya dan dia merasa yakin kepada Tito .
"Beneran?". Ucap Tito memastikan dengan senyuman bahagia di bibirnya .
"Ya udah gak jadi!". Ejek Ria .
"Eh . Eh jangan!". Sahut Tito yang di susul dengan tawa mereka berdua . Tito menarik Ria kedalam pelukannya , dan tidak seperti saat di atap yang di abaikan , kini Ria membalas pelukan tersebut .
Mereka berdua duduk di kursi panjang , sambil menatap cahaya bulan yang indah . Ria bersandar di bahu Tito dan Tito memeluk pundaknya , mereka menikmati waktu bersama dan merasa tidak ada beban di antara keduanya , dan kini dunia hanya bisa menebak apa Revil akan menghilangkan selamanya mulai hari ini , atau akan kembali suatu saat nanti? . Semua hanya menunggu waktu untuk menjawab semuanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
REGERST
Fiksi Remaja"apa mau lo?". "yang gw mau? kematian lo". Hanyalah kisah seorang gadis bernama Ria . Dengan kekejaman dan kegelapan dalam dirinya . Melukai adalah pelampiasannya . Pemimpin geng motor yang di kenal dengan kekejamannya . Geng motor yang ditakuti di...