14. DIKEPUNG

15K 2.5K 266
                                    

HALLO!

I'M BACK!

SEHAT SELALU KALIAN!

JANGAN LUPA RAJIN OLAHRAGA DAN TETAP JAGA POLA HIDUP SEHATNYA!

Let's go!

🔥HAPPY READING🔥

Tok tok tok

"Ara, kakak masuk ya"

"Iya, kak."

Ara menutup buku novelnya yang baru saja selesai ia baca, rambut panjangnya basah karena gadis itu habis keramas beberapa menit yang lalu. Melihat Arzion membawa nampan yang berisi cemilan malam untuknya, membuat hati Ara menghangat.

Gadis itu meraih sisir di meja riasnya, lalu menyerahkannya pada Arzion tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Rambut Ara mau disisirin kakak?" tanya Arzion memastikan.

Ara mengangguk, menyuruh kakaknya untuk duduk di kasur bersamanya.

Dengan telaten Arzion menyisir rambut adiknya yang cukup panjang, sedangkan Ara sibuk mengunyah nuget goreng buatan kakaknya dengan nikmat.

"Ara, Ara pernah nontom film tangled gak?" tanya Arzion.

Ara menggeleng, "gak, film apa itu kak?"

"Filmnya tentang putri kerajaan yang diculik sama penyihir jahat. Namanya Rapunzel, rambutnya panjang banget, kira-kira bisa bikin kamar Ara penuh."

Ara tertarik mendengar cerita yang mengalir dari bibir Arzion.

"Rambutnya kalau disisir pakai lagu, bisa keluar cahaya. Cantik," ujar Arzion dengan seulas senyum lembutnya, ia mencium puncak kepala Ara dengan penuh kasih sayang.

"Rapunzel cantik?" tanya Ara.

"Rapunzel cantik, tapi adiknya kakak lebih cantik. Namanya Arazella Yusman." Arzion mengusap gemas kepala Ara.

Ara senang dipuji Arzion, meski senyumnya tidak terlihat sama sekali. Tapi, Ara senang. Bahkan gadis itu sudah melompat dipelukan Arzion, menindih tubuh kakaknya seraya menjatuhkan kepalanya diceruk leher cowok itu.

Arzion terkekeh, ia memeluk erat tubuh Ara. Bibirnya tidak berhenti menciumi wajah adiknya dengan gemas.

"Ara sayang kakak?" Arzion kembali menanyakan hal yang selalu ingin dia dengar jawabannya.

"He'em, sayang banget" kata Ara, ia memeluk leher Arzion kembali.

"Kakak punya tiga perempuan yang kakak sayang sekarang," ucap Arzion, ia menggulingkan tubuh adiknya ke samping tanpa melepaskan pelukannya. Menenggelamkan wajah Ara di dadanya.

"Yang pertama mama, kedua Ila, ketiga Ara," ujar Arzion.

Terdengar kikikan samar dari Ara, Arzion tidak berhenti mengulas senyum yang kini semakin lebar.

"Tapi, Ila cemburuan, kamu jadi marah besar sama Ila."

Ara mendongakkan kepalanya, menatap Arzion yang tiba-tiba menjadi sendu. Tangan dingin Ara mengusap hidung kakaknya yang lancip, lalu turun ke bibir.

"Ara minta maaf, kakak."

Suara Ara manis sekali.

"Gak papa, gak papa. Kakak percaya kamu gak akan semarah itu kalau gak ada sesuatu yang bikin kamu harus ngeluarin gledek, kan?" Arzion kembali menciumi wajah Ara.

Ara terkekeh, lalu mencium pipi kakaknya balik. "Sayang kakak,"

"Kakak juga sayang, Ara. Ara jangan jauh-jauh dari kakak ya, nanti kakak sedih."

VICTORIA[Sudah terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang