G

446 48 2
                                    

Jisung sebenarnya ingin sekali berlari dan menghampiri Minho yang saat ini sedang berpegangan tangan dengan seorang pria manis. Jarak mereka cukup jauh membuat Jisung tak tau apa yang mereka bicarakan.

Ia merogoh ponselnya dan menelpon Minho.

"Halo, Ji?"

"..."

"Ji?"

"Kamu dimana?"

"Aku masih di kantor, kayaknya lembur lagi. Kamu tidur duluan aja"

"... Iya"

Pip

Minho berbohong. Suaminya berbohong. Sudah jelas Jisung melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Minho sedang makan bersama seorang pria manis disebuah restoran mewah. Sangat mewah sampai Jisung tak pernah memimpikan kalau ia akan menginjak restoran mahal ini.

Ia segera melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Benar kata Felix, Minho sedang bersama pria lain.

Felix menelponnya tadi, ia bilang tak sengaja melihat Minho saat dirinya akan pulang dari restoran itu. Dan dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi, Felix memberitahukan ini pada nya.

Jisung yang tak percaya pun akhirnya diantar oleh Changbin ke sana. Dengan pakaian seadanya dan mantel hangat milik Felix yang sengaja ditinggal di mobil.

"Ji, kita pulang sekarang ya? Kata Felix, Jio nangis terus"

🐱🐿️

Jisung menunggu Minho pulang semalaman suntuk. Ia tak tidur sama sekali, rasa kantuknya menguap entah kemana.

Felix dan Changbin sudah pulang karena anak mereka juga masih kecil. Tersisa lah Jisung dan Jiho yang baru tidur beberapa saat yang lalu.

Padahal ini sudah jam 3 pagi, tapi Minho masih belum pulang juga. Entah apa yang mereka lakukan semalaman.

"Jadi ini, yang kamu maksud kehidupan kita akan berubah itu karena hal ini?" Jisung bertanya pada Minho yang jelas-jelas tak ada disampingnya.

"Jio sayang, Buna harus gimana?" Gumam Jisung pada Jiho yang tertidur.

"Buna kurang apa selama 6 tahun ini?" Air matanya kembali mengalir.

"Buna... Buna selalu iri sama keluarga Om Seo. Buna pengen kayak Tante Feli juga, tapi Buna tau itu mustahil"

Jisung mengusap rambut Jiho dengan lembut.

"Bukannya Buna gak bersyukur, tapi emang kenyataanya kita semiskin itu. Semelarat itu"

"Kebutuhan kita banyak tapi penghasilan Ayah kamu sedikit. Dan lagi- Buna kira Ayah kamu adalah pria yang baik. Tapi Buna salah, Ayah kamu gak lebih dari seorang pria brengsek!"

Jisung menyeka air matanya dengan kasar.

"Cukup! Aku sudah cukup sabar dengan segala kesengsaraan ini. Aku mau berhenti"

After Marriage; minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang