I

392 53 6
                                    

Jisung mengabaikan eksistensi Minho setelah kematian kedua orang tuanya. Bahkan Jisung juga tak memasakkan apapun untuk Minho, ia hanya menyiapkan seporsi makanan dan bubur untuk Jiho.

Rumah berantakan pun Jisung abaikan karena merasa dirinya masih dalam suasana berkabung. Padahal sudah tiga hari berlalu, tapi Jisung masih sama seperti pada hari dimana kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan itu.

Felix susah dihubungi beberapa hari ini, membuat Jisung hanya memendam semua kesedihannya sendiri.

"Ji, aku berangkat" pamit Minho diambang pintu kamar.

Jisung tak merespon sedikit pun, membuat Minho menghela nafas dan memilih untuk berangkat kerja.

"Huaa!! Ayayayahhh huaaaa"

Entah kenapa Jiho tiba-tiba menangis, padahal tadi anak itu masih diam dan meminum susunya.

Jisung segera bangkit dan menggendong Jiho.

"Jio kenapa, Sayang?" Tanya Jisung dengan suara seraknya.

"Ayayayah Hua..."

Sebenernya Jisung tidak mengerti, tapi melihat Jiho menunjuk ke arah pintu membuat Jisung berpikir kalau Jiho menangis karena ayahnya.

🐱🐿️

Minho pulang ke rumahnya dengan tubuh lelah. Ia segera ke meja makan, siapa tau Jisung berbaik hati menyisakan nya sedikit nasi.

Ah ternyata tidak sama sekali. Jisung tak menyisakan makanan apapun.

Dengan berat hati, Minho memanaskan air untuk membuat mi instan lagi. Sudah 3 hari berturut-turut ia makan mi instan, membuat perutnya sedikit tidak nyaman.

"Jangan makan mi terus, aku sisain nasi buat kamu"

Baru saja akan menyalakan kompor, Jisung datang sambil menggulung lengan kaos panjangnya.

"Kamu duduk dulu, aku buatin nasi goreng sebentar"

Minho menghela nafas, akhirnya Jisung mau memaafkannya. Ia duduk sambil menatap penuh pada Jisung.

Ya memang tidak indah sama sekali sih. Pakaian yang Jisung kenakan terlihat lecek dan belel, wajahnya juga sangat berantakan. Pucat dan kusam. Apalagi sepertinya Jisung tidak mandi hari ini, bekas keringatnya terlihat di punggungnya.

Tapi walau bagaimanapun, Jisung itu istrinya. Pilihan hidupnya.

"Ini"

Grep

"Kamu- bisa temenin aku makan gak?" pinta Minho.

Jisung menatap kamar mereka sekilas, sepertinya Jiho akan baik-baik saja kalau ia tinggalkan beberapa saat.

Tak ada percakapan apapun diantara mereka, hanya suara sendok dan piring milik Minho.

Jisung yang menatap Minho lekat.

"Minho, kok kamu-"

Minho mengangkat kepalanya menatap Jisung.

"-jelek sih? Hehe"

Kedua sudut bibir Minho terangkat sempurna.

"Kamu lebih jelek Ji"

"YAK!"

After Marriage; minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang