Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_____
"Mau pulang bareng?" Tawar Gayuh, teman Andra yang juga tetangganya.
Meda melirik sebentar ke ponselnya, berusaha menghidupkannya tapi tidak bisa. Tidak ada cara lain selain nebeng cowok itu, dia pun mengangguk. Lagipula Grace dan Andra sudah pulang duluan.
"Boleh."
Melihat Meda yang memasuki mobil Gayuh hingga membuat siswa lain yang melihatnya heboh bukan main.
Widih, baru sehari sekolah udah gas aja
Gayuh gak main-main seleranya
Gak biasanya Gayuh ngajak cewek
Kita liat, besok dia mepet siapa lagi
Gak terima gue, Gayuh dipepet
Kakak hits keren
Tingginya gak ngotak, huhu, serasa jadi kurcaci gue
"Mau mampir dulu?" Tawar cowok setinggi tiang, kalo kata Hardian. Padahal tingginya sebelas dua belas sama Abangnya, Ares.
Meda menggeleng. "Gak deh." Tolaknya.
Gayuh mengangguk dan segera melajukan mobilnya lebih cepat, agar segera sampai ke tempat tujuan.
Setelah sampai di perumahan, ia segera memelankan kecepatan mobilnya dan berhenti didepan rumah besar berpagar 3 meter berwarna hitam.
"Thanks, Yuh. Gue duluan."
Setelah memastikan Meda sudah benar-benar turun, Gayuh segera melajukan mobilnya kembali kerumah yang bersebelahan dengan rumah gadis tadi. Meskipun rumahnya termasuk golongan mewah, tapi tentu tidak sebesar milik keluarga Debrowska. Bahkan bisa dilihat rumahnya terlihat jomplang, bersandingan dengan kemegahan rumah Meda.
"MAMAA!!, MEDA PULANGG!!" teriaknya dengan suara menggema memenuhi seluruh rumah.
"Asik, mah. Temen-temen Grace sama Andra seru soalnya." Katanya antusias.
"Bagus deh, kalo kamu sudah punya temen. Mama khawatir kalo kamu gak punya temen kayak di SMA Angkasa." Sendu Cassy mengingat putrinya tidak memiliki teman disekolah saat di SMA Angkasa, dan teman satu-satunya malah mengkambing hitamkan putrinya untuk masalah yang tidak dilakukan anak kesayangannya ini.
"Kan waktu di SMA Angkasa Meda harus gak menonjol, Ma. Sekarang mah, semua orang udah terlanjur tau tentang Meda, jadi mau gak mau Meda harus berbaur. Tapi Meda gak mau punya temen fake lagi."
Cassy tersenyum mengerti sekaligus lega, "Yaudah, ganti baju gih."
Meda segera menuju lantai tiga untuk menuju kamarnya, tapi kali ini dia pakai lift. Yakali, selepas sekolah yang melelahkan harus naik tangga yang beranak pinak. Big no.