ANDROMEDA : Part 50

4.8K 600 64
                                    

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Irgi, Cakra, dan juga Bastian sekarang yang sedang menunggui Meda.

Ketiganya bolos meskipun sudah dipaksa si pemilik ruangan untuk pulang. Tapi karena emang dasarnya orang ndableg pada akhirnya mereka tetap bolos. Kapan lagi bolosnya mereka bermanfaat. Menjenguk orang sakit, bermanfaat kan?

"Cak, geser sonoan dikit!!"

Cakra dan Bastian duduk disofa sudut ruangan. Tapi karena Cakra rebahan, Bastian pun tidak mendapatkan space untuk duduk. Emang dasar temen laknat.

"Apaan sih, orang gue duluan yang disini. Cari tempat lain sono!!"

"Anjir!! Lo gak liat, kursinya dah dipake Irgi? Kalo sofanya lo pake berarti gak ada yang lain." Ujar Bastian kesal.

"Yaudah duduk aja noh dilantai, adem!!"

"Sialan!!"

Bughh!

Bantal dikursi pun melayang ke muka Cakra. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Bastian.

""Punya temen gini amat, sabar!! Sabar!!" Celetuk Bastian mengelus dadanya sendiri, yakali dada orang lain.

"Kamu duduk sini aja!! Biar Bastian make itu."

Irgi menimbang sejenak sebelum kemudian duduk disisi ranjang gadis itu dan memberi isyarat pada Bastian untuk duduk di kursi yang tadi ditempatinya.

"Kenapa ngotot gak sekolah??"

Jemarinya kini dimainkan oleh pemuda itu, kukunya pun diusap-usap seakan di manicure.

Meda tidak suka mereka yang meremehkan waktu, apalagi waktu sekolah. Ilmu disekolah memang tidak semuanya akan berguna untuk masa depan, tapi disekolah ada banyak hal yang bisa diambil pelajaran yang mungkin tidak pernah diajarkan oleh guru.

Bukan, bukan cuma disekolah kita bisa belajar. Tapi sekolah adalah miniatur masyarakat untuk mereka yang masih di sekolah. Seperti halnya tempat perkuliahan yang merupakan miniatur sebuah negara.

"Gak ada, mau nungguin kamu aja." Jawab Irgi enteng.

"Tapi lo.. emm, ah yasudahlah emang lo pada batu!"

Irgi menelisik seluruh ruangan, hingga menemukan cerutu rokok di meja dekat sofa.

"Kemaren siapa yang datang?"

Meda menoleh, dan mengikuti arah pandang Irgi pada cerutu di meja. Irgi bertanya karena tidak ada perokok dikeluarga Debrowska, jadi tidak mungkinkan kalau cerutu itu milik 3 pria Debrowska itu.

Meda mengedikkan bahunya.

"Kenapa lo jadi kepo?"

Mendengar jawaban itu Irgi mengernyitkan keningnya dalam. Salahnya dimana?

ANDROMEDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang