_________
Kenzo_JavasD add a stories.
It's looking so hurt. Have a speedy recovery!!
_________
Meda tidak menyadari diapakan saja lututnya, gadis itu sibuk meminta Cahaya untuk dibukakan satu persatu camilannya.
Ia akan bosan, duduk tanpa melakukan apapun.
"Aya, kenapa kamu tadi ada disana?"
Wanita itu melirik sinis ke arah majikannya itu. "Anda keluar tanpa pengawasan, Nona."
Meda mengangguk.
"Kan gak harus disusul juga."
"Kalo tidak saya susul, anda pulang bersama siapa?" Wanita itu melirik kakinya yang terluka.
Padahal jika sedikit dipaksakan pun, ia masih bisa menyetir. Pikir Meda.
"Hmmm."
_______
"Lo jalan kayak lagi dikejar anjing, El!"
"Gue udah jalan biasa aja, Da. Lo-nya aja yang lemot."
"ARGGHH..!!" Dosa apa gue Tuhannn? Kenapa juga punya temen se-enggak peka, Elletra.
Meda berjalan tertatih karena lututnya yang luka masih terasa perih. Tapi, Elletra dengan tidak pekanya malah berjalan cepat tanpa menunggunya. Sudah berkali-kali ia menegur El, tapi hasilnya sama saja. Benar-benar. Cukup sudah, bisa gila dia menghadapi gadis itu.
"Lo duluan sana. Gak usah nungguin gue, dasar gak peka!!" Rutuknya.
"Yaudah."
Dan, lihatlah Elletra!! Kenapa dia beneran ninggal?? Huhuuuu.. mau marah tapi sama siapa? Mau ngeluh tapi temennya kok bloon.
Dengan perasaan dongkol, Meda membuka ponselnya dan mencari kontak seseorang.
"Bantuin gue cepet!!"
"Dimana?"
"Koridor kelas 10."
"Tunggu."
"Hmm"
Karena saat ini Meda dan kawan-kawan sudah naik kelas 12 maka kelas mereka pun pindah. Awalnya ada di lantai 2 sekarang mereka harus berada dilantai 3. Dengan kondisi lutut yang seperti itu, tentu saja ia akan kesulitan berjalan menuju kelasnya berada.
"Ishh, kenapa kemaren harus jatoh sih"
Gadis itu bersandar pada dinding menunggu bantuan datang. Yakali dia harus memaksa naik keatas. Mager.
Tak berselang lama, Andra turun dari tangga menuju dirinya.
"Lo kenapa?"
Meda menunjuk kearah lututnya.
"Gak bisa naik, Ndra. Perih banget." Rengeknya. Sumpah, ia merasa jadi balita sekarang. Sikapnya yang menye-menye membuatnya geli sendiri.
Andra melirik lutut gadis itu dan berjongkok untuk memeriksa seberapa parah luka yang tertutup perban itu.
"Heh, mau ngapain lo!!"
Gadis itu menutup rok bagian depannya, memastikannya agar tidak tersingkap.
"Ckk, gue cuma mau liat."
"Bantuin gue naik."
Andra menghela nafas dalam.
"Gak usah susah payah jalan, gue males nungguin lo yang lelet."

KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA (Revisi)
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...