bab 4. adopsi

94 17 0
                                    

(Disarankan untuk mendengarkan lagu 'it Will rain Bruno mars' Novo amor repeat until dead')



(Y/n) POV:

Tok..tok..tok... Suara pintu kubuka.

Kuberanjak dari kursi ku, meninggalkan sepucuk kertas dan pena disampaingnya.

Kulangkah kan kaki kaki mungil ku mendekati pintu, saat Pintu terbuka, terlihat suster bella yang sepertinya berlari kesini.

"Ada apa suster?" Tanya ku khawatir.

"Ah, (y/n) kamu diminta pergi ke kantor suster veva, ayo cepat". Pinta nya yang sangat bersemangat dengan senyum manis nya memegang telapak tangan kecilku.

"Ah baik suster". Balas ku mengikuti suster bella dengan tangan kanan ku digandeng oleh nya.

Setiap lorong demi lorong kami lewati. Aku bisa melihat wajah beliau yang tampak bahagia sekali.

"Kenapa suster tampak senang sekali? Ini pertama kalinya aku melihat suster sangat ekspresif sekali, entah kenapa melihatnya aku jadi ikut senang". Batin ku yang ikut tersenyum.

Semua anak anak yang tadi bermain, dan bersiap siap untuk makan malam melihat kami dengan ekspresi bingung.

Aku sendiri saja juga bingung apa yang terjadi, tapi entah kenapa hati ini terus berdetak kencang sekali, rasanya aku jadi gugup.

Setelah kami sampai di depan kantor suster veva, suster bella pun mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam dengan khas suara suster veva mengijinkan masuk. Suster bella langsung membuka pintu dan membiarkan aku untuk masuk.

Setelah didalam aku terkejut dengan apa yang kutemui.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tuan perpustakaan!" Seru ku yang langsung menunjuk kepada salah satu pria berambut cokelat, bermata keemasan, dengan ciri khas memakai masker dan sarung tangan karet putih.

"Wah kamu masih mengingat ku?" Bingung pria bermasker hitam itu.

"Kamu mengenalnya? (Y/n)" tanya suster bella.

"Ya tentu saja aku mengenalnya !! Dia temanku waktu di perpustakaan kemarin!! Tuan itu sangat keren dia bahkan bisa menjelaskan apa yang tidak aku tahu bahkan tentang awan itu gas atau gumpalan angin!!!" Ucap ku dengan antusias dan menunjuk pria berambut cokelat itu.

"Wahh kai, kau. Sepertinya mengadopsi anak yang sangat unik sekali yaaa" ucap pria dengan rambut putih membentuk panah.

"Apa Tuuuu.... Tuan mau mengadopsi ku!!! Waaaaa aku benar benar senang sekaliiii!!" Jawabku dengan sangat senang bahkan saking senangnya aku sampai mengangkat kedua tangan ku.

"Baiklah, (y/n) kamu bisa duduk di samping lemari besi disana". Perintah suster menunjuk ke dua kursi kosong disamping lemari besi.

"Baik suster" balas ku bersemangat dan langsung duduk disana.

Dan suster bella duduk disamping ku.

Disaat masih kedua pria yang mau mengadopsi berbicara dengan suster veva sebentar dan seperti menandatangani kertas disana.

Tiba tiba suster veva mulai memberi perintah agar aku mengenal kan namaku kepada kedua pria didepanku.

Kedua pria itu menoleh dan menantikan jawabanku.

Suster bella memegang telapak tangan ku yang gugup, beliau mengangguk agar aku tidak gugup.

Aku pun menarik nafas begitu dalam dan mulai memperkenalkan diri.

Yakuza daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang