"EHH AWIN!! AWAS!!"
.
.
.
*Jglegg"AAAAHHHH..." terlambat, kaki Awin sudah menginjak batu tersebut hingga kakinya pun kecengklak.
*Grep....
Beruntung Boom dengan badan besarnya berhasil menangkap Awin yang hampir saja jatuh ke tanah itu.
Wajah mereka hampir menyentuh satu sama lain, karena Boom menangkap pinggang Awin dengan erat. Hampir tak ada jarak antara wajah mereka....
Awin yang mulai merasakan sakit pada kakinya langsung meringis.
"A-aww...shh"
Boom yang melihat ekspresi wajah Awin yang kesakitan langsung melepas dekapan tadi, namun masih memegang tangan Awin agar tidak jatuh.
"Awin... sepertinya kaki kamu keseleo" Boom yang sangat khawatir langsung berjongkok melihat keadaan kaki Awin.
"Iya kak ini keseleo.... aku juga sering keseleo soalnya banyak batu di daerah sini, jadi gapapa ayo lanjut."
'Awin kamu kuat sekali...' batin Boom sambil menatap wajah pria didepannya itu dalam-dalam, entah musibah apa yang telah dilalui pria bertubuh kecil di depannya itu selama ini.
Awin hendak melanjutkan perjalanannya dengan keadaan kakinya yang buruk itu.
"Oii Awin!! sini kakak gendong, kaki kamu kan lagi sakit!"
"Tapi kak- EHHH..." tanpa ba-bi-bu, Boom dengan sigap menggendong Awin di punggungnya yang lebar itu.
Tak mengetahui pipi orang yang digendongnya itu bersemu merah.
.
.
.
.Awin POV
Nyaman.
Ya, itu yang aku rasakan saat bersama kak Boom. Padahal baru dua hari ini aku mengenalnya.
Tatapan matanya padaku menyejukkan sekali, belum pernah aku melihat tatapan mata seperti ini kecuali tatapan mata nenekku tersayang.
Perlakuan dia padaku juga membuatku terenyuh, dia orang yang sangat baik.
Apakah ini ya rasanya mempunyai seorang kakak yang sebenarnya?
Ah, Kita sudah sampai di rumahku, perlahan aku turun dari gendongan kak Boom.
.
.
Awin POV end•••••
Awin dan Boom sudah tiba di depan rumah Awin.
Boom yang melihat gubuk di depannya itu prihatin melihat keadaan tempat tinggal Awin dan neneknya.
Bahkan sepertinya ia harus menunduk saat akan memasuki pintu utama rumah Awin karena pintu didepannya itu terlihat sangat kecil.
"Ayo kak masuk, maaf rumahku kecil hehe..."
Awin tersenyum namun Boom merasa sakit melihat senyuman polos pria mungil di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khao Luang - BxB [SELESAI]
Fiksi PenggemarKisah seorang CEO muda yang juga berprofesi sebagai peneliti dari Bangkok berencana meneliti berbagai macam tumbuhan yang ada di lereng Gunung Khao Luang. Ia tak tahu, bukan hanya bahan kajian penelitian yang akan ia temukan, namun disana ia juga ak...