Diam-diam

411 61 17
                                    

Happy Reading

"Berarti si Venus adalah cewek yang lo tabrak semalam?" Alvin bertanya pada Mars sambil menyeruput minumannya.

"Mars dan Venus. Itu kebetulan banget gak sih" tutur Rio yang gak paham dengan kronologi cerita Mars.

"Mana gue tahu." Mars menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Kayaknya sumpah tuh cewek beneran deh Mars" ujar Kevin.

Mars menutup ponselnya dan fokus pada ketiga temannya. "Gue gak peduli sama sumpah tuh cewek. Karena gak bakal kejadian, percaya deh sama gue."

"Lagipun cewek itu bukan tipe gue" lanjutnya.

"Cantik gitu bukan tipe lo. Jadi tipe lo apaan? Tante-tante rempong?" tanya Rio dengan nada mengejek.

"Ya kagaklah. Gue masih ingin yang bening" jawab Mars.

"Jadi gimana lo sama Raya?" tanya Alvin pada Mars.

"Gimana apanya. Siapa juga yang mau sama muka badut kayak dia" ketus Mars.

Raya Ananda adalah primadona SMA Bangsa. Gadis ini memang cantik, tapi mukanya yang penuh makeup membuat Mars ilfil. Raya juga menyukai Mars dari zaman SMP.

"Lo enak Mars, primadona sekolah suka sama lo karena lo tampan. Lah gue, masih di tolak sama Ellena" ujar Rio dengan nada kecewa.

Ellena Widya Puspa Gea, gadis yang disukai oleh Rio. Ellena punya saudara kembar cowok yaitu Edgar Rama Gea.

"Ellena itu sudah bilang berapa kali sama lo. Ellena itu sukanya sama Alvin, bukan lo" tutur Kevin dengan penuh penekanan.

"Kok lo bawa-bawa gue" sahut Alvin.

"Ellena itu sukanya sama gue, bukan sama Alvin" balas Rio pada Kevin.

"Terserah lo lah." Kevin mengalah karena malas berdebat dengan Rio.

"Kalian dengar gak, ada murid baru di XI IPA 2. Gue dengar-dengar cewek nya cantik, body goals."

Mars dan ketiga temannya mendengar pembicaraan anak kelas XII yang duduk berseberangan dengan mereka di kantin.

"Mereka lagi bicara aja si Venus ya..." bisik Rio.

"Memang lo mau gebet tuh cewek." Anak kelas XII itu masih tetap ada pembicaraan mereka.

"Pastinya dong. Cantiknya kayak bidadari, bisa kalah tuh sama si Raya."

"Mars, lo gak mau hentikan mereka" ujar Rio.

"Apa urusan gue" jawab Mars datar.

"Kalau sama tuh cewek, pasti rasanya mantap. Udah body nya kayak..."

Brak!

Mars memukul meja kantin kuat, hingga menghentikan pembicaraan anak kelas XII tersebut.

"Mars, lo kenapa sih?" tanya Alvin heran.

"Kagak. Hanya terganggu sama binatang" jawab Mars sambil melihat ke arah lain.

*****

DESNINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang