Opening

18 1 3
                                    

Waktu menunjuk kan hampir tengah malam, angin berhembus kencang malam ini, hujan yang turun tanpa henti, kabut yang mulai menghalangi pandangan, suhu udara yang turun secara drastis membuat keadaan sekitar menjadi semakin sulit untuk melakukan monitor.

Sebuah komunikasi terhubung, seorang agen lapangan memberitahukan bahwa target yang kami buru selama dua minggu ini berada di sekitar point lima belas, tiga clicks dari pusat kota, Manhattan, New york.

Aku dan tim Alpha kesatuan BIMA Grey Hound Squad menuju lokasi, sebuah daerah kumuh di pinggiran kota, banyak bangunan tidak terisi memenuhi blok ini, sepanjang jalan hanya terdapat beberapa penerangan, beberapa lampu jalan nampak sudah tidak berfungsi karena kurang nya perawatan.

Beberapa pria nampak berjalan pelan di sisi trotoar, berusaha untuk kembali ke apartment nya, salju mulai turun malam ini, jarak pandang visor hampir mendekati minus, kabut tebal mulai menyelimuti seluruh area,

Malam sunyi, jalanan hampir lengang, sebuah bangunan kuno bertingkat lima di ujung jalan yang menjadi target utama operasi malam ini nampak gelap, seluruh sisi bangunan bagian luar dan dalam terlihat kumuh, beberapa daun jendela mulai terlepas dari pengait yang menempel ke dinding, hembusan angin kencang menerbangkan kayu seberat tiga kilogram ke arah pintu pagar, sesaat benda tersebut nampak melayang sebelum jatuh menghujam ke tanah.

Layar pengintai yang terhubung ke beberapa setelit Geo sphere mulai menunjuk kan reaksi, bangunan yang menjadi incaran operasi malam ini masih berdiri tegap, memamerkan keangkuhan masa lalu yang masih menempel di seluruh sisi bangunan, dinding penuh ukiran kusam, pintu dan daun jendela yang hilang, tembok yang retak tidak membuat keangkuhan bangunan sirna, gedung tinggi di hadapan kami tetap berdiri menantang siapapun yang berjalan melewati bayangan gelap di sekitarnya.

Satu tanda terlihat bergerak di layar monitor, petugas operator menggelengkan kepala, sesaat terlihat sepasang sayap berkelebat di antara salju yang mulai turun, bergerak cepat diantara bayangan gelap, samar samar nampak sosok hitam berdiri di seberang jalan, di bawah cahaya lampu jalan yang mulai suram.

Si bodoh itu, mengacaukan seluruh rencana.

Aku melihat sosok hitam bersayap di antara kepungan pria bersenjata, sosok bersayap di tengah nampak memukuli seluruh pengeroyok nya, siapa korban siapa pelaku, siapa yang menyerang, siapa yang di serang.

Aku hanya menggelengkan kepala ketika melihat beberapa pria melayang di udara dan menghantam kota kayu, dinding tebal, kendaraan yang terparkir di sisi jalan sebelum mereka berjatuhan di atas aspal dingin.

Sesaat setelah si brengsek itu selesai dengan mereka, dia hanya menatapku dari kejauhan, diantara tubuh tubuh yang terkulai tak berdaya, dia hanya menatapku sesaat sebelum kibasan sepasang sayap membawa nya ke angkasa dan hilang dari pandangan.

Orang itu, William Raditya Sancaka.
Gundala.

Gundala Sayap Malam.
The Retaliations.

Gundala Sayap Malam The RetaliationsWhere stories live. Discover now