The Owl

3 0 0
                                    

Gundala Sayap Malam - The Retaliations.
The Owl.

Darmaga dua pelabuhan Kota Metro, Metro bays, jam 21:00, kami mendapatkan informasi mengenai kontainer berisi bahan mentah Tethanoid, suatu bahan kimia campuran untuk obat bius yang di kirim melalui laut, kontainer dengan nama perusahaan Taiwan, perusahaan fiktif kepunyaan seorang bajingan yang bermukim di tengah ladang ganja di perbatasan Thailand.

Narkoba jenis baru yang mulai memakan korban anak anak muda kota Metro, barang sial yang harus di musnahkan saat kontainer menepi ke darmaga, jika saja aku memiliki Speedboat dan satu unit Bazooka, dan jika saja tidak ada hukum yang berlaku di negara ini, sudah ku hancurkan kapal keparat yang membawa barang sialan ini sebelum memasuki perairan kami.

Segitiga emas Asia tenggara, Thailand, Kamboja dan Vietnam dimana pengedar obat bius bebas mendapatkan barang keparat ini dari pengedar, para pecundang yang mencari keuntungan dari barang haram yang membuat si pemakai kecanduan dan ketergantungan, jika sudah sampai tahap ini, maka hanya ada dua pilihan, ikut menjadi pengedar atau tewas karena menahan sakit akibat kecanduan barang sialan ini.

Malam yang sepi, tiga regu bersiaga, satu regu ditempatkan di jalan masuk dermaga, untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dua regu lain bersiaga di bagian sisi kanan dan kiri dermaga, di dekat docking bay, tempat kapal sialan itu merapat, cukup aku dan dua senjata Revolver di tangan, malam ini, antara hidup dan mati, aku akan menggagalkan seluruh rencana busuk mereka.

Jam 22:00 kilatan cahaya terlihat dari tempatku berdiri, seseorang mengarahkan cahaya senter ke bagian luar darmaga, aku mencoba mencari tahu darimana datangnya arah cahaya tersebut, diantara ratusan warehouse dan ribuan peti kemas di sekitarku, aku masih dapat melihat cahaya senter berkedip kedip, seorang bajingan mengirimkan kode morse pada seseorang di tengah laut lepas.

Aku bergerak ke arah sumber cahaya tersebut, beberapa warehouse sudah ku lewati, Glock dalam genggaman mulai berteriak kegirangan karena dalam beberapa hitungan, isi dalam nya akan segera memuntahkan peluru tajam.

Pintu baja berwarna kemerahan berukuran besar yang menuju ke arah warehouse mulai terlihat, kupercepat langkah kaki ku sembari membuka pengaman pistol, dalam beberapa tarikan nafas, aku sudah mencapai pintu besar menuju bagian dalam warehouse, tetapi...,

Sebelum aku menempelkan tangan ke pintu baja, satu bayangan nampak terlempar ke luar, seorang pria terlihat melayang dari dalam warehouse dan menabrak tembok besi di sisi darmaga, aku berjalan mundur beberapa langkah ke belakang sembari mengarahkan pistol milik ku...,

"Tethanoid, barang baru." Suara berat dari dalam warehouse mulai terdengar, ku langkahkan kaki memasuki bagian dalam gudang tersebut sembari mengacungkan senjata milik ku, dan ternyata.

Satu sosok hitam bersayap terlihat berdiri tegap diantara empat pria yang tengah terkapar di lantai warehouse, sementara dua peti berisikan Tethanoid nampak terbuka, isi dalamnya terlihat berceceran di sepanjang lantai gudang.

"Kapal pengangkut peti kemas itu tidak akan merapat ke pelabuhan, kita sudah tertipu!!" Aku mengumpat, seluruh operasi malam ini gagal!!, Kapal barang yang kami tunggu tidak akan pernah mencapai darmaga.

"Mereka mengangkut Tethanoid menggunakan speedboat!" Ku raih sebilah papan bekas penutup peti dan melemparkan nya ke arah pintu besi.

"Brengsek!!, Ada insideman di dalam Kepolisian Metro!" Beberapa minggu lalu, seorang informan memberitahu bahwa tidak semua anggota kepolisian Metro bekerja dengan jujur, ada beberapa oknum yang bermain dua kaki, memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi mereka.

"Dua minggu beredar di jalan, kita masih belum tahu siapa pemasok barang ini ke Metro." Sosok hitam di hadapan ku mulai bergerak ke arah salah satu pria yang terkapar di atas lantai warehouse, tangan sosok hitam tersebut mengambil sesuatu dari balik jaket sang pria.

Sebuah bungkusan berwarna kemerahan terlihat dalam genggaman nya, bungkusan yang tertutup oleh beberapa lapis plastik bercorak merah terlihat jelas saat sosok hitam di hadapanku membawa nya ke arah cahaya sebuah lampu penerangan.

"Tiga Mafia, Selatan, utara dan Central, semua tahu kalau bagian bawah Kota Metro di pegang ketiga orang itu." Ujar Sayap Malam kembali berkata.

"Mitsuhide, Yakuza, Cassiliano, Keluarga mafia, dan John Wang." Bungkusan berwarna kemerahan dalam genggaman sosok hitam bersayap nampak terbuka, serbuk berwarna kemerahan terlihat jelas dari balik paket tersebut.

"Triad."

"Dan, bagaimana dengan orang baru itu?" Tanya sosok hitam bersayap yang berada di hadapan ku, pada saat ini aku merasa sangat beruntung karena berada di sisi yang sama dengan makhluk ini, benar benar sosok yang sangat menakutkan bagi para pelaku kriminal kota Metro jika sosok ini mengejar mereka.

"Abaikan, cuma penyidik yang masih hijau, baru bergabung dalam unit tindak kejahatan." Sayap malam menekan tombol di pergelangan tangan nya, sebaris sinar berwarna kemerahan menyorot ke arah serbuk yang berada dalam bungkus plastik, tak lama, sosok hitam di hadapanku terlihat menekan tombol di headgearnya, nampaknya makhluk ini sedang berbicara dengan seseorang.

"Tujuan nya hanya ingin menangkap Gundala dan membawa nya ke meja hijau." Aku masih mencari barang bukti lain yang ditinggalkan bajingan ini, ku layangkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan gelap warehouse, tidak ada satu bendapun yang dapat ku jadikan bukti.

"Sama seperti si Devil Advocate...," Kembali teringat sebuah kasus tindak kekerasan beberapa bulan lalu, seorang bajingan anggota geng memukuli karyawan mini market, dan dalam persidangan, Hakim membebaskan bajingan ini karena sang pelaku adalah anggota yakuza.

"Pengacara iblis yang memenangkan berbagai kasus persidangan dengan cara apapun...," Seorang pemuda urakan yang baru bergabung dengan firma hukum piaraan organisasi kejahatan,dari kejauhaj sebuah bungkusan berlapis kain corak kemerahan nampak tergeletak di bagian belakang tumpukan box berbahan kayu, ku langkahkan kaki kearah benda tersebut dan segera memakan sarung tangan plastik, dengan perlahan sang penyidik membungkuk kan badan dan meraih bungkusan tersebut.

"Pengacara nya Mitsuhide...," Ujar Sosok hitam bersayap, aku hanya mengangguk kan kepala dan memasuk kan senjata genggam milik ku ke balik jaket.

"Sepertinya...,"

"Bakal lebih keren kalau saya memakai pakaian warna oranye, Pak." Ujar Sayap malam.

"Dan menggebuk narapidana lain setiap hari, selama kau di dalam tahanan? Bad idea."

Gundala Sayap Malam The RetaliationsWhere stories live. Discover now