57

461 41 0
                                    

Itu bukan posisi sedih atau kasih sayang, tetapi posisi di mana orang tua meletakkan anak-anak mereka di lutut untuk memarahi mereka.

Itu posisinya! Brengsek! Apa ini?

Saya sangat malu sehingga saya bahkan tidak bisa berpikir untuk bergerak, tetapi entah bagaimana saya mendengar suara hati-hati suami saya.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

"......."

"Apakah kamu merasa pingsan?"

Tidak, tapi aku lebih suka pingsan. Saya merasa lebih baik memiliki hidung berdarah dan pingsan.

Andai saja jari kakiku baik-baik saja. Tidak, jika saja tidak ada piring kura-kura.

Tangannya tanpa daya menggali di bawah ketiakku.

Tidak, jangan sentuh aku!

"Kau terlihat lemah..."

"Oh tidak..!"

"Apa maksudmu tidak?"

Aku sangat malu!

Namun, itu tidak berguna bahkan jika aku mencoba bertahan dengan seluruh kekuatanku. Aku menundukkan kepalaku serendah mungkin sementara Izek mengangkatku dengan mudah.

Ah, Paladin yang terhormat, tolong buat lubang tikus dengan kekuatan super palsumu.

"Angkat wajahmu."

"A-aku tidak mau...."

"Kau tidak menyukaiku?"

Mengapa Anda menanyakan hal itu kepada saya dengan sangat serius?

"A-Aku sangat malu......."

"Kamu baru saja jatuh, apa yang memalukan?"

"Tetapi..."

Tuhan, kau benar-benar membenciku, bukan? Tidak mungkin Anda akan terus melakukan percakapan ini tanpa melakukan itu.

Aku bahkan tidak menyadari bahwa aku terjebak di pangkuan Izek, membenamkan kepalaku di bahunya yang megah.

"Sungguh, sangat, sangat bodoh ...."

"Saya tidak berpikir itu bodoh sama sekali. Angkat wajahmu."

Betulkah?

Aku menarik diri dan mengangkat kepalaku dengan lembut.

Aku mendengar setengah dari apa yang dia katakan. Sampai mataku bertemu dengan mata kura-kura raksasa yang hidup.

"Ahhhh!"

"Kenapa kenapa..."

"A-Apakah kamu tidak terkejut melihat itu?"

Apa yang salah dengan saya? Aku berharap bisa mengatasi trauma itu. Saya pikir saya bisa menghadapi fobia penyu dengan tenang. Itu semua karena itu terlalu besar.

Pengrajin macam apa yang membuat hidangan kura-kura sebesar itu!

Atau mungkin ini adalah efek psikologis dari orang asing yang mencoba mematahkan kaki saya....

"Apakah kamu takut pada kura-kura?"

'Apa, kamu takut kura-kura?'

"Tidak, tidak, aku tidak takut. Maafkan saya. Aku tidak takut sama sekali."

"Apa?"

"Saya tidak akan takut. Ini tidak menakutkan sama sekali. Maafkan saya."

Ada gemuruh di atas kepalaku.

Tetaplah Disisiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang