Bentar lagi gue mau married sama Devina. Kali ini nggak bercanda. She's pregnant with my child hehehehehehe
(read by 2)
Pesan yang dikirimkan oleh Majendra ke grup chat itu membuat dua sahabatnya shock bukan main. Balasan-balasan yang mengejek hingga permintaan untuk menjelaskan mulai masuk ke notifikasi ponsel lelaki itu. Hingga akhirnya telepon masuk dari Bara menjadi solusi paling mudah.
“Heh, setan! Goblok lo ya!” makian lelaki yang kini di Amerika itu terdengar nyaring dari sambungan telepon antara keduanya.
“Hehe, gue no komen deh, Bar. Gue sama Devina ngalamin banyak banget masalah karena ini. Nanti kalau emang udah waktunya, gue bakal cerita ke kalian.”
Bara Mahaputra terdiam, hanya suara napasnya saja yang terdengar di telinga Majendra. “Ngomong kek bangsat!” tegur Jendra kemudian.
“Ini lo serius ya? Bukan cuma mau ngerjain gue sama Renan aja?”
“Gue nggak bisa bercanda kalau masalah ginian, Bar. Di satu sisi gue bahagia karena bakal bareng terus sama Devina. Tapi gue juga mikir, masa depan dia gimana? Kalau dia menderita hidup bareng gue, gimana?”
“Nggak usah cemen lo. Devina yang kita kenal pasti punya cara lain buat ngurus masa depan. Lo pikirin aja tanggung jawab lo sebagai laki-laki. Jangan jadi pengecut–”
“Pengecut kayak siapa, nih?”
“–iye, pengecut kayak gue, setan. Diem deh lo, gue lagi ngasih tahu juga!”
Tawa Majendra pecah setelah mendengar kekesalan Bara. Persahabatan mereka memang selalu diisi dengan guyonan-guyonan sampah yang anehnya terasa menyenangkan.
“EJAAAAAA!! EJAAA!!!!!!”
Teriakan seseorang dari depan pintu rumahnya membuat Majendra sedikit terperanjat. Begitu pula dengan Bara yang rupanya juga mendengar suara tersebut.
“Itu si anjing dateng ye?”
“Ah, elah! Ngapain sih sahabat lo kesini!”
“Mampus, lo urusin deh tuh si Renan. Gue mau balik kerja lagi.”
“Ya, oke.”
“By the way, congrats ya, Ja. Gue harap setelah ini lo bakal terus bahagia. See you.”
“Thanks, Bar. See you later.”
Belum ada sedetik dari selesainya sambungan telepon antara Majendra dan Bara, Renan menerobos masuk ke dalam kamar lelaki itu. Lalu membanting pintunya cukup keras.
“Heh! Gila lo! Pintu gue mahal ya!” marah Jendra tak terima.
Re tidak menyahut, ia meletakkan kedua tangannya di pinggang. Bersiap menginterogasi sahabatnya sejak kecil itu. “Lo seriusan hamilin Devina, Ja?”
Majendra untuk kesekian kalinya menampilkan wajah dengan senyum bodohnya. “Hehehehe, iya.”
PLAK
KAMU SEDANG MEMBACA
MBB [2] : I'm Your Bad Boy
Teen FictionSERI KEDUA MY BAD BOY 🗻🗻 Majendra Bagaskara Sven - Usia tujuh belas tahun. - Anak dari seorang pengusaha yang terkenal di Jakarta dan Amerika. - Bad boy. - Sungguh tidak pintar. - Keunggulannya hanya dua -wajah dan kekuasaan. - Followers Instagram...