[10] Awal Petaka

1.7K 155 29
                                    

vote dulu.
komennya jangan lupa.

Warning ; Part ini bisa menyebabkan kalian—

👻👻

Majendra hanya dapat memperlihatkan senyum lebarnya pada Devina. Gadis itu masih dalam mode tidak percaya dengan apa yang barusan ia ucapkan.

“Selamat ulang tahun, calon Ibu dari anak-anakku." ulang Jendra lagi. Hal tersebut langsung membuat Devina kesal setengah mati.

“Sialan, " umpatnya.

Majendra melepas pelukan. Ia lalu berdiri dan mundur beberapa langkah ketika Devina memunculkan amarahnya. Lelaki itu bahkan merasa ada dua tanduk setan diatas kepala gadis itu.

“Ehe, ampun..." ucapnya sambil tersenyum manis.

Devina perlahan bangkit. Kemudian menepuk sisi celananya yang sedikit kotor. Bukan seperti yang Majendra harapkan. Gadis itu malah berlari ke arahnya dan langsung masuk ke dalam pelukan.

“Loh, gue kira lo bakal nonjok gue, Dev..." komentarnya. Dalam hati, ia mengucap syukur yang sebanyak-banyaknya.

“Lain kali kalau lo punya pendapat kayak barusan, bilang aja ke gue. Biar gue bisa ngelepasin lo dengan mudah, Jendra."

Lelaki itu mengeratkan dekapannya. Mengunci pergerakkan tubuh Devina seutuhnya. “Kalaupun lo lepasin gue, lo tetep enggak bisa pergi. Karena gue nggak akan pernah melepas lo. Pegang kata-kata gue, Devina."

I love you, Majendra."

“IH YA AMPUN GUE JUGA LOVE YOU, DEV."

But after all, after you treat me like this. You must get punished."

Jendra melepas pelukannya segera. Menatap Devina dengan takut-takut.

“Jangan temuin gue satu minggu penuh!" titah gadis itu. Terdengar mutlak dan tak bisa di bantah lagi. Sepertinya Majendra harus rela tidak bertemu sang pujaan hati selama tujuh hari.

“ENGGAK MAUUUUU..." Jendra refleks memeluk lengan kanan Devina. Bergelayut manja agar gadis itu merubah keputusannya.

“Nggak peduli ya, Majendra! Pokoknya satu minggu penuh!"

Devina sedikit memundurkan tubuhnya ketika Majendra mendudukkan diri di aspal. Lelaki itu bahkan membuat kakinya bergerak kesana kemari sambil terus merengek.

“EH GOBLOK MALUUUU!!!" semprot gadis itu. Tapi Jendra tidak peduli. Niatnya kan ngasih surprise, kok malah jadi gini. Begitu pikirnya.

“JEN IHH BANGUN!" Devina menarik lengan Majendra agar segera bangkit. Yang tentu saja tidak dihiraukan sama sekali. Ia masih bertingkah seperti anak kecil.

“BODO POKOKNYA NGGAK MAU BANGUN!"

Devina memutar bola matanya jengah, lalu tersenyum lembut. Membuat Majendra menelan saliva dengan susah payah. Cantik banget, pikirnya. Lelaki itu juga sempat memejamkan mata saat tangan kanan gadis tersebut mengusap rambutnya pelan. Aduh makin cinta, teriaknya dalam hati.

“Jen, kunci mobil ada dimana?" tanya Devina ramah.

“Ada di mobil, Yang."

Dan setelahnya, gadis itu berlari secepat kilat menuju mobil pacarnya. Kemudian bersuara cukup keras, “WOI GUE TINGGAL LO YA!"

“DEVINA SIALAN!"

--

“Terserah deh, apapun yang lo mau. Asal lo maafin gue ya?" Majendra lagi-lagi memohon. Ia bahkan mencubit pelan lengan Devina yang sedang menyetir.

MBB [2] : I'm Your Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang