satu ; tak lagi sama

1.8K 109 0
                                    

canggung, kata pertama yang terlintas di benak jake saat dirinya melangkah berdampingan dengan kekasihnya. saat ini mereka sedang jam istirahat dan memutuskan untuk ke kantin bersama, selayaknya pasangan pada umumnya. tetapi sumpah. aura canggung ini amat terasa dan membuat jake tak nyaman. sial, pikirnya, jay ini kekasihnya, kenapa ia harus canggung?

melihat gelagat aneh sang terkasih, jay mengernyit, "kamu kenapa, sih? aneh banget dari tadi, sini deketan," oh jay, andai kau tahu pria manismu sedang merasakan aura yang tak enak. jake tersenyum canggung, dan mengarah agar semakin dekat dengan jay. 

kantin sangat ramai dan jake tak suka itu. fakta kalau ia harus berduaan lebih lama dengan jay, ia tak suka. jake mengambil tempat duduk dekat lapangan, melihat murid-murid berlari tak beraturan menikmati jam istirahat. sedangkan jay memesan makanan untuknya dan jay. pacar yang sangat perhatian, kan? dan sialnya, kenapa perasaan jake memudar?

jay kembali dengan membawa sepiring siomay, makanan kantin kesukaan jake, "makasih, kamu tau aja aku mau pesen ini," pria itu tersenyum manis, sangat manis, membuat jay ingin menciumnya detik itu juga.

setelah itu tidak ada pembicaraan, keduanya sibuk menyantap dan mengisi perut mereka. tapi jay tahu, ada yang berbeda dari diri kekasihnya. bisa dibilang, semuanya tak lagi sama. tatapan jake yang dulu penuh binar, sekarang hilang jika menatap kedua mata jay. 

jay tentu saja tidak bisa membiarkan dirinya diliputi kalut dan pikiran negatif akan apa yang sebenarnya terjadi dengan jake, "ada yang mau kamu omongin ke aku? tentang apapun itu aku mau denger," jake tersedak makanan kesukaannya setelah mendengar kalimat itu.

memasang muka biasa saja dan berusaha terlihat tidak terkejut, jake menjawab, "ngga ada, kamu overthinking aja kali," bohong, jay, priamu itu bohong.

"baiklah, habiskan makananmu," jay tidak mau memaksa jake, untuk apa? lagipula jika pria itu tak bisa menahannya, pasti jake akan bercerita sendiri kepadanya.

»»————- ✼ ————-««

dari sudut pandang jay, sebenarnya pria itu sudah tahu ada yang tidak beres di hubungan asmaranya dengan jake. entah karena perasaan mereka telah memudar, atau karena hubungan mereka yang sudah terjalin cukup lama membuat keduanya bosan. apapun itu, percayalah, jay tidak pernah berpikir untuk meninggalkan jake shim, rumahnya.

jay dan jake bertemu sejak duduk di sekolah menengah pertama. layaknya kisah cinta romansa remaja pada umumnya, mereka sudah merasa tertarik dengan satu sama lain. jay lah yang lebih dulu memulai pendekatan mereka. menanyakan kabar jake sepanjang hari, membawakan jake makanan tiap hari, bahkan mengunjungi rumah pria bermarga shim itu jika malam minggu. awalnya jake muak dan merasa terganggu oleh jay, ayolah, orang waras mana yang nyaman jika diikuti sepanjang hari? tetapi lama-kelamaan hati si manis luluh, dan mulai menerima si mata elang. sehingga terjadilah hubungan mereka yang sekarang, yang orang bilang terlalu sempurna.

sejujurnya, jay pun juga begitu. perasaan pria itu kepada jake juga perlahan memudar, bagai warna jika dibasuh air. percayalah pria bermata elang itu juga frustrasi, bingung, hilang arah memikirkan bagaimana bisa perasaannya kepada jake bisa memudar? setan mana yang sedang merasuki jay sekarang? demi Tuhan sang pencipta dunia ini dan segala isinya, tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya, cintanya untuk jake perlahan menghilang.

kalau sudah begini, apa akhir yang telah ditetapkan semesta kepada keduanya? terus berjalan beriringan dengan perasaan yang perlahan padam, atau mengakhiri kisah cinta yang sudah dijalin dengan tulus walau pada akhirnya terputus?

melihat jay yang terus termenung, heeseung berinisiatif memanggilnya, "ada masalah?" sembari mengambil duduk di samping sang kapten basket.

jay menghela nafas, "masalah mah banyak, seung. lo mau bagi satu, nih?" 

sebagai tanggapan, heeseung memukul pelan bahu jay, "sialan lo, ogah," pria itu berdiri sambil tersenyum jenaka, "stressnya ntaran dulu, kapten, sekarang latihan dulu. coach udah nunggu," dan melenggang pergi meninggalkan sang kapten basket.

entah mengapa latihan basket hari ini terasa membosankan untuk jay. biasanya, ada jake yang menunggunya selesai di pinggir lapangan. biasanya, jake akan mengelap keringatnya dan memberikannya air minum ketika latihan sedang istirahat. dan biasanya, suara sorakan selalu terdengar dari bibir jake untuk mendukung sang kekasih.

sekarang tidak, jake bahkan tidak lagi repot-repot menunggu jay untuk pulang sekolah bersama. hubungan mereka memang sudah tak lagi sama. sial, beribu sial, padahal jay sedang berusaha mencari kembali kepingan hatinya untuk jake yang hilang entah ke mana, tetapi jake sama sekali tidak peduli akan hal itu. pria itu bagaikan telah siap untuk berpisah dengan jay. kau tahu, jake? apa yang kau perbuat itu, amat keji untuk jay.

-tbc-

ennuyé | jaykeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang