delapan ; merindu masa lalu

746 77 0
                                    

lima tahun sudah berlalu sejak semuanya terjadi. jay akui semuanya masih sama. perasaannya, afeksinya, dan hatinya untuk jake, masih sama. bahkan setelah ia arungi hubungan yang baru dengan jungwon, tak ada yang berbeda.

memang hebat pengaruh eksistensi pria mungil itu di hidupnya. jake kendalikan seluruh akal budi jay, agar tak bisa cintai yang lain selain dirinya. jujur, jay butuh jake. sangat membutuhkan laki-laki semanis madu itu di sampingnya. jay butuh rumahnya untuk pulang.

"pulang sana, lo! udah berapa lama lo di sini, jay?"

itu heeseung. jay dengannya masih berteman, bahkan setelah lima tahun. dan ngomong-ngomong soal heeseung, pria itu sudah menikah dengan kekasihnya di sma. iya, park sunghoon.

"mau pulang juga ngga ada siapa-siapa, seung. lo lupa gue udah putus dari jungwon?" ujar jay seraya meneguk alkohol yang ia genggam.

heeseung mendengus, "ya emang pulang harus ada yang nungguin? lo juga putus sama siapa, tapi galauin siapa, tot! putus dari jungwon, galauinnya jake, sehat?" pria itu memantik korek api untuk menyulut cerutu yang berada di bibirnya.

terkekeh ringan, jay lanjut meneguk alkohol dan sesap cerutunya, "susah kalau lo udah ngga normal kayak gue, seung," setelah berkata seperti itu, jay melangkah keluar dari bar langganannya. dia mau pulang. meninggalkan heeseung dengan ekspresinya yang tak bisa ditebak.

»»————- ✼ ————-««


lima tahun bagi jake bukanlah waktu yang singkat, namun lima tahun sudah dirinya berpisah dengan pusat semestanya. ia terkadang kagum dengan dirinya sendiri. bisa, ya, manusia rapuh nan lemah sepertinya menjalani hidup sendirian. tanpa penopangnya.

tetapi jake tak mau berbohong. ia amat rindu pada jay. rindu belaian pria itu, rindu afeksinya, rindu segalanya. jake memang terlihat kuat di luar, tapi tak ada yang bisa tahu apa yang terjadi di dalam dirinya. jujur, ia serasa mau mati. tak sanggup sebenarnya jalani lima tahun sendirian tanpa jay. tak bisa menapaki hari demi hari dengan absennya jay dari kehidupannya.

dan malam ini, kembali air matanya tumpah mengingat masa lalunya dengan jay. begitu indah hingga ia lupa bahwa mereka berdua telah berpisah. ya Tuhan, bisakah dirinya memutar waktu? jake ingin menarik ucapannya tentang mengakhiri hubungan dengan jay, ia sangat amat menyesal.

"jake, udah, tidur. besok lo kerja, kan?" itu sunghoon. ia sedang menemani sahabatnya yang belakangan ini terlihat murung. pisah ranjang dengan suaminya untuk beberapa hari saja.

jake mendongak menatap sahabatnya, bibirnya mengerucut lucu, "bisa cuti ngga, sih? mau istirahat sehari aja. gue ngga kuat, hoon," usai berkata, si manis kembali letakkan kepalanya di meja.

sunghoon terkekeh gemas dengan tingkah sahabat karibnya itu, "yaudah, besok cuti aja. tapi gue pagi-pagi harus keluar sebentar, sorenya balik lagi ke sini. gapapa, kan?" tanya sunghoon. ia merasa tak tega tinggalkan jake sendiri di kondisi seperti ini.

si marga shim mengangguk lucu tanda setuju. dia butuh istirahat barang satu hari saja, sekadar untuk mengistirahatkan penatnya pikiran. sial, dia terlampau rindu dengan sosok elangnya yang dulu kerap temani jake di saat-saat krusial.

"gue tidur ya, hoon? ngantuk banget. lo telfonan aja sama heeseung, pasti dia kangen banget sama suami kecilnya ini. haha," ujar jake. ia bangkit dari duduknya dan langsung ke kamar tidur tanpa menunggu jawaban sunghoon. 

alasan sebenarnya karena, dirinya ingin menangis keras-keras sambil menggumamkan nama jay. berharap keajaiban datang esok hari, bahwa ia dan jay bertemu walau hanya sekejap.

»»————- ✼ ————-««

jake memandang dirinya di cermin dengan tersenyum. memakai hoodie abu-abu dibalut dengan kemeja kotak-kotak kesayangannya ditambah dengan training abu-abu, manis. jake shim sangat manis. titisan dari kesempurnaan dewi-dewi yunani.

entah untuk apa dia berpakaian cukup niat seperti ini. dia hanya ingin berjalan-jalan keliling apartemennya sebentar, sekadar untuk menghirup udara pagi segar dan minum kopi di cafe langganannya. tapi kenapa stylenya sangat apik? seperti ingin bertemu orang spesial saja.

omong-omong soal jake, dia dan niki tidak terikat hubungan istimewa setelah kejadian di ruang latihan itu. niki paham, amat paham, bahwa ia tak akan pernah bisa dapatkan hati pria manis itu. di hati jake hanya terlukis satu nama, jay park, dan itu kekal. tak bisa ditampik. dan niki hanya bisa mengikhlaskan cinta pertamanya. miris memang, tapi niki bisa apa?

"selamat pagi! mau pesan apa?" tanya seorang pelayan, ketika jake sudah berada di depan meja pemesanan cafe langganannya.

jake tersenyum, kemudian menjawab, "as usual, one iced americano and chocolate cake," dan setelahnya duduk di dekat jendela.

dirinya sangat suka suasana seperti ini, menyendiri dan merenung tanpa memikirkan yang lain. atmosfer yang sangat ia sukai, sampai tiba-tiba seseorang datang. seseorang yang sumpah, ia sangat rindukan selama lima tahun belakangan.

"apa kabar, shim?" 

sekarang izinkan jake untuk menangis. itu jay, jaynya. yang ia dambakan dan sekarang berada tepat di depan matanya.

-tbc-

ennuyé | jaykeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang