Indiana ramadhani sedang berjalan ke sebuah cafe depan sekolah SMA nya ia tengah galau karena selama beberapa hari pacaranya tak memberikan kabar ingin ke rumahnya tapi tak tau alamatnya.
Indi sangat cemas khawatir pacarnya kenapa-kenapa tapi lebih dominan rasa takut bahwa pacarnya selingkuh dengan wanita lain.
Sudah dering ke-lima ia menelepon pacarnya sejak berada di cafe namun tak diangkat sama sekali.
Ia memutuskan untuk pergi ke tengkrongan pacarnya mana tau ia dapat bertemu atau mendapat alamat dari pacarnya.
"Dion uda lama gak ke sini ndi. Uda seminggu kayaknya". Ucap salah satu temannya ketika indi menayakan tentang pacarnya dion.
"Kamu tau gak alamat rumahnya dimana?" Tanya indi.
"Lo kan pacarnya masa gak tau rumahnya". Memang indi pernah ke rumah dion tapi itu rumah yang lama sebelum dion pindah ia belum sempat ke rumah baru dion.
"Kalau rumah yang lama tau tapi rumah yang baru belum tau". Ucap indi jujur.
"Tunggu sebentar ya gue nanyak anak-anak dulu mana tau ada yang tau rumah baru dion". Ucapnya membantu.
"Yauda". Pasrah indi berharap ada yang tau rumah baru dion. Tak lama teman dion datang.
"Nih. Alamat baru rumah dion". Dia memberikan sepucuk alamat.
"Hm. Makasih ya".
"Mau gue anter gak". Tawarnya.
"Gak usah". Tolak indi halus.
Setelah mendapat alamat dion yang baru indi segera memesan taksi online. Indi berdiri di sebuah rumah berlantai dua yang cukup mewah.
Keluarga dion termasuk keluarga yang terpandang dari segi materi dan sikap tak pernah membeda-bedakan orang selalu baik kepada siapa pun termasuk indi.
Terlihat banyak sekali mobil berjejer rapi di halaman rumah tak lupa pula orang-orang yang lumayan ramai, dengan pelan ia berjalan ke arah rumah tersebut.
SAH.
Suara itu menggemah di dalam ruangan tersebut membuat jantung indi seakan berhenti berdetak ia melihat dion tengah berdampingan dengan seorang perempuan.Dan perempuan itu adalah riri teman kecil dion yang selalu ingin merusak hubungannya dengan dion. Air mata tak turun dengan deras sambil menahan isakan ia pergi dari tempat tersebut.
Ia menangis sesugukan di pinggir jalan orang yang lalu lalang tak di pedulikan hingga sebuah sapu tangan di hadapkan padanya.
Indi mengambilnya dan menghapus air matanya laluiangin mengucapkan terima kasih namun pria tersebut malah pergi dengan mobilnya.
Seminggu semenjak kejadian itu indi maupun dion tak pernah bertemu bercerita sedikit tentang hubungan dion dan indi.
Mereka bertemu pertama kali saat indi bekerja di cafe saat itu indi dan dion baru satu SMA dion yang mulai pendekatan awalnya di cuekin oleh indi namun melihat perjuangan dion akhirnya ia luluh.
Setahun mereka pacaran sebelum pernikahan itu dion dan indi merayakan anniversary mereka dion tampak berkali-kali lebih manis dari biasanya membuat indi sangat bahagia.
Tak indi sangka bahwa mungkin itu menjadi hari terakhir untuk mereka. Indi akan menunggu dion jujur dan memutuskan hubungan mereka.
Anggaplah indi bodoh namun ini bukan sekedar hubungan main-main ada komitmen yang ia jaga memulai dengan baik harus diakhiri dengan baik pula.
Malam hari indi ingin segera mengakhiri hubungan ini sesudah tekatnya bulat ia segera mengambil handphone dan memasukkannya ke dalam tas.
Baru akan mengunci pintu handphonenya bergetar panggilan masuk dari sebuah nama yang ia tunggu-tunggu ia menarik nafas dan membuangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU AMNESIA
General Fictionpernahkah kalian memikirkan ketika berada di jalan yang sepi seorang diri berjalan kaki tiba-tiba melintas mobil di depan kalian mengalami kecelakaan. berniat melakukan kebaikan namun terjadi tak terduga ingatannya berbanding terbalik dengan kenyat...