PENTHAOUSE

26 0 0
                                    

Mereka di dampingi bodyguard menuju lantai paling atas, sampai di sana mereka sangat tercengang dengan keadaan dalam penthaouse tersebut.

Lampu ktistal bergantung di tengah-tengah paling besar meja makan panjang dan di hiasi kursi ukiran kayu yang elegan.

Terlihat seseorang turun dati tangga menggunakan stelan jas mahal menghampiri mereka dan langsung memeluk indi.

Ake terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dengan muka yang masih syok indi mau saja di tarik ake menuju lantai atas.

"Bi." Teriak ake menyadarkan indi dari terkagumannya.

"Iya den". Sahut bibi.

"Antar mereka semua menuju kamarnya". Suruh ake.

"Baik den". Patuh bibi.

Ake menarik indi menuju lantai atas. Mereka berhenti di sebuah ruangan depan pintu yang di lapisi emas.

Dengan menggunakan jarinya pintu tersebut terbuka menampilakan ruangan seperti ruangan tidur. Di tengah-tengah terdapat tempat tidur.

Di depannya terdapat tv yang sangat besar di sebelah kanan indi terdapat pantry yang di penuhi botol entah apa isinya.

Ake meletakkan koper indi ujung ruangan, ia membwa indi menuju ranjang membuat indi terkejut.

Ake menarik indi agar duduk di tepi ranjang." Gimana kamu sukakan?" Tanya ake.

"Maksudnya?" Indi tak paham sama sekali.

"Aku persiapan ini semua untuk kamu. Suka kan?"

"Suka". Sahut indi tersenyum ke arah ake.

*****

Indi menggeliat dari tidurnya ia merasa sangat berat menimpah badannya kakinya pun tak bisa ia gerakkan.

Dengan kesadaran yang penuh indi melihat tangan melingkar di perutnya erat, ia juga melihat kaki ake menimpah kakinya memeluk seperti indi batal guling.

Dengan hati-hati indi menggeser tangan dan kaki ake setelah berhasil indi berdiri, tiba-tiba tangannya di pegang membuat indi terlonjak kaget.

"Mau kemana?"

"Mau ambil minum dulu". Jawab indi.

"Hm".

"Lepas dulu tangannya." Suruh indi.

"Hm."

Indi berjalan ke pantry dan membuka kulkas mini pun tak menemukan apa yang ia cari.

"Ake air yang di dalam botol itu aku minum ya."

"JANGAN". Teriak ake menaggetkan indi.

"Kenapa?"

"Gak papa. Aku ambil minum ke dapur dulu." Ake beranjak dari kasur.

"Gak usah aku aja". Indi menghentikan langkah ake.

Indi turun ke bawah dengan membawa gelas di tangannya tiba-tiba tangannya di tarik hampir membuat indi jatuh.

"Loe ada hubungan apa sama ake?" Tanya riri sinis.

"Bukan urusan loe". Indi menghempaskan keras tangan riri.

Namun bukaknnya menyerah riri kembali menarik tangan indi menuju tempat sepi.

"Loe emang murahan ya. Uda bekas dion sekarang nyari mangsa lain". Sudah cukup kesabaran indi di uji.

Dengan kesal indi memecahkan gelas di tangannya ke dinding hingga membuat suara pecah menggelegar membuat riri berteriak kaget.

Dengan cepat indi menempelkan tangnnya yang terkena pecahan kaca dan berlumuran darah di leher riri, membuat riri ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUAMIKU AMNESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang