Dalam situasi yang ideal, biasanya Krista akan tertidur lelap seharian setelah melaksanakan misi. Ia tahu ia berhak untuk itu. Namun, karena sekarang ia berada dalam situasi yang penuh tanda tanya dan bisa dibilang genting, ia tidak menikmati hak istimewa untuk tidur di atas ranjangnya sendiri. Alih-alih, ia berkutat dengan persiapan untuk ke Polgarra.
Begitu keluar dari ruangan Damien, ia langsung menghubungi salah satu Soldier dan meminta seluruh informasi yang mereka punya tentang Polgarra, terutama titik-titik CCTV dan pusat-pusat keramaian.
Setelahnya, ia pergi ke gudang senjata. Dikarenakan ia masih belum tahu targetnya dan strategi yang akan digunakannya untuk menjalankan misi, ia sempat hanya terdiam di tempat. Melihat satu persatu senjata yang tergantung rapih di rak-rak besi sembari membayangkan skenario-skenario yang mungkin terjadi pada saat ia melakukan misi. Polgarra penuh dengan hotel bintang lima yang mencakar langit, jadi mungkin ia butuh sniper riffle. Jika targetnya adalah politisi tingkat atas dengan penjagaan ketat, mungkin lebih mudah jika ia membunuh dengan racun atau bom. Apalagi mengingat Polgarra adalah kota yang terkenal mempunyai pengamanan tingkat tinggi.
Yang pertama diambilnya adalah persediaan amunisi untuk SIG P365 kesayangannya, yang selalu dibawanya kemana-mana, lengkap dengan peredamnya. Ia memang lebih menyukai tempakan langsung di kepala daripada racun atau bom. Setidaknya, ia bisa memastikan kematiannya. Sudah banyak contoh kasus yang ternyata bisa menyelamatkan diri dari bom atau racun yang masih sempat dipompa dari tubuh. Lain halnya dengan tembakan di kepala atau di jantung. Ia sendiri percaya dengan bidikannya yang jarang meleset dan kekuatan peluru.
Kemudian, ia mengambil sniper riffle Steyr SSG69 setelah mempertimbangkan cukup lama. Sniper riffle memang terlalu kentara jika dibawa di jalanan, namun memang terkadang bisa digunakan untuk mengintai target. Ia juga membawa sebotol sianida dan beberapa C4. Untuk sekarang, ia merasa apa yang dibawanya sudah cukup. Ia selalu bisa meminta Soldier untuk mengirimi apa yang dibutuhkannya nanti, meskipun itu tentunya akan kembali memakan waktu. Setelah memasukkan semua itu ke dalam tas hitam besar-nya, ia kembali ke kamarnya.
Ia membuka pintu kamar yang sudah ditinggalnya selama dua minggu itu. Keadaannya lebih rapih daripada saat ditinggalkan. Organisasi memang menyewa petugas pembersih untuk membersihkan seluruh markas seminggu sekali. Jadi, tentu saja kamarnya berada dalam keadaan rapih, bersih, dan wangi. Itu hanya kamar berukuran 4 x 4 yang sangat biasa, tempat tidur, lemari baju dan seperangkat meja kursi. Seluruh kamar di organisasi memang seperti ini, kecuali kamar Damien dan Touya yang memang petinggi organisasi.
Ia ingat bagaimana tujuh tahun yang lalu Touya dan Damien mengantarnya masuk ke kamar ini dan air matanya langsung menitik begitu saja ketika melihat kasur yang terlihat empuk dan selimut yang tampak hangat. Kalau mengingat dalam 20 tahun hidupnya kala itu ia selalu berpindah-pindah dari satu sanak keluarga ke keluarga yang lain dan bahkan pernah tidur hanya beralaskan dan beratapkan kardus, kamar itu tampak mewah di matanya.
Ia menjatuhkan begitu saja tas hitam yang berat itu dan langsung membuka komputernya. Informasi-informasi yang tadi diminta olehnya sudah berada dalam kotak masuk surat elektronik-nya. Begitu dibuka, puluhan berkas langsung terpampang di depannya. Krista melihat jam di atas mejanya yang menunjukkan sudah hampir pukul 4 sore.
Penerbangannya besok adalah pukul 6 pagi, berarti ia hanya punya kurang lebih 13 jam untuk mempelajari semua ini dan mematri semua informasi itu di otaknya.
"Terlalu berusaha untuk misi yang bahkan targetnya saja belum diketahui, ha?"
Berkas pertama yang dibukanya tentu saja adalah denah dan titik CCTV di kota Polgarra. Saat membaca informasi itu, bahkan hanya sekilas, Krista langsung mengumpat.
YOU ARE READING
City Square (M.O.D #3)
Mystery / ThrillerPolgarra adalah sebuah kota yang dikelilingi pegunungan dengan udara sejuk, kontras dengan area tengah Kota yang penuh pertokoan mewah, hotel-hotel bintang lima dan gedung-gedung gemerlap. Namun, kota itu diintai bahaya dari sudut-sudut gelap, jelat...