Sixth Street

63 19 3
                                    

Selain dikenal dengan gemerlap kotanya, Polgarra juga terkenal sebagai kota yang dikelilingi pegunungan hijau. Jikalau pergi ke tepian kota di mana sebagian penduduk Polgarra tinggal, yang dapat ditemukan adalah bukit-bukit menjulang yang dihiasi pepohonan dan rerumputan lebat. Angin lembah bertiup sepoi-sepoi, memberikan udara sejuk untuk dihidu, memberi kesegaran pada paru-paru. Dengan keindahan alam seperti itu, tentu saja banyak pengusaha resort yang berlomba-lomba mendapatkan tempat terbaik untuk membangun penginapan mewah untuk para turis yang sudah penat dengan kehidupan kota atau bosan membuang uang untuk berjudi.

Itulah asal muasal wacana itu. Dengan membangun resort mewah, pemasukkan Polgarra dari pariwisata tentu akan terus bertambah. Tetapi, kawasan pegunungan memang sudah ditata sedemikian rupa sebagai kawasan tempat tinggal penduduk Polgarra, terutama untuk mereka yang bekerja sebagai peternak dan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.

Collins sendiri bermukim di perbatasan antara kawasan pegunungan dan kota, jabatannya sebagai Komisaris Polisi yang mengharuskannya seperti itu. Dia perlu cepat tanggap jika ada insiden di kota dan juga menjaga keamanan penduduk di kawasan pegunungan. Dari jendela kamar-nya, terlihat bukit batu menjulang dengan ujung-ujungnya berwarna hijau tua yang datang dari pepohonan rimbun.

Jika ia bisa menjelaskan, Polgarra adalah kota yang terdiri dari tiga kawasan. Yang pertama adalah kawasan City Square dimana semua kantor aparat pemerintahan kota berlokasi, termasuk kantor walikota, kantor dewan rakyat dan Markas Besar Kepolisian Polgarra. Lalu, ada kawasan kota, atau yang biasa disebut turis sebagai kawasan bercahaya, di mana seluruh pusat hiburan, kasino, hotel, apartemen, kantor-kantor swasta bertempat. Barulah kemudian memasuki kawasan pegunungan.

Memikirkan bahwa kawasan pegunungan kemungkinan akan digusur membuatnya merenung. Apakah tidak cukup dengan semua kemewahan di kawasan kota sehingga ingin merusak alam seperti itu? Ditambah dengan menggusur penduduk yang mungkin saja mata pencahariannya berasal dari gunung. Dia bukan orang yang benar-benar suci, tentu saja Collins tahu bahwa ini semua akan bermuara ke uang dan pemasukkan Polgarra. Tetapi, untuk mementingkan satu hal komersial dan mengorbankan kemanusiaan, rasa-rasanya adalah suatu hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.

Pemberitaan mengenai penggusuran kawasan pegunungan itu dirilis dua minggu yang lalu, tetapi tampaknya berita itu bagaikan menghilang ditelan bumi hanya dalam hitungan hari. Rilisan beritanya masih ada, namun tidak ada keributan yang terjadi di kawasan pegunungan. Tentu saja itu dikarenakan kelihaian para staf hubungan publik pemerintah kota dengan pengalihan isu mengenai insentif pajak untuk pekerja di kawasan pegunungan. Jadi, jika wacana itu memang benar akan dilaksanakan dan seseorang dari masyarakat pegunungan memutuskan untuk bergerak...

"Nafasmu terdengar berat..."

Suara lembut seorang wanita memecah lamunannya, ia memutar tubuh dan melihat seorang wanita berambut panjang kecokelatan menunggunya di ambang pintu. "Sarapan sudah siap?" tanyanya, memberi kecupan di bibir istrinya yang bernama Morgan itu.

"Ada masalah?" tanya wanita itu sembari mengusap-usap punggung suaminya.

Collins mengangkat alis dan mendesahkan nafas sekali lagi. "Semoga tidak..."

***

Gerbang gedung kantor Dewan Rakyat Polgarra adalah gerbang klasik dan kokoh yang didampingi dua pilar marmer. Bergaya arsitektur Yunani untuk dasarnya yang ditopang tiang-tiang dengan kesan gagah, namun bangunan atasnya yang setinggi 20 lantai dirancang modern minimalis untuk menampung 100 anggota Dewan Rakyat Polgarra beserta staf mereka. Di lantai teratas, merupakan keistimewaan seorang Lorde Dios sebagai ketua Dewan Rakyat Polgarra untuk menempati satu lantai untuk dirinya sendiri.

Ketika lift berhenti di lantai teratas itu, Lorde Dios melangkahkan kakinya ke atas lantai yang granit hitam yang berkilauan. Hari itu rambutnya disisir klimis ke belakang, setelan jasnya yang memang dibuat sedikit longgar membungkus tubuhnya yang kurus. Di belakangnya para penjaganya bergerak mengikuti. Alisnya yang tebal terangkat satu ketika melihat seorang perempuan sintal dengan rambut digelung rapih dan setelan blazer tanpa kerutan berdiri menyapanya. Anne, asisten terpercaya yang telah bekerja dengannya selama 15 tahun memberikan sapaan selamat pagi.

City Square (M.O.D #3)Where stories live. Discover now