sembilan

18 15 7
                                    

"selagi ibu lo ada di samping lo,lo gak akan ngerasa ketakutan"-saga

Saga cowo berkulit putih itu sedang menyender di sebuah pohon di sisi jalan bersama teman-temannya,mata saga tak henti menatap setiap pengendara yang melintas sepanjang jalan itu.

"tuh si Renoo!"teriak Edgar menunjuk menunjuk cowo yang sedang membeli es sendirian

"eksekusi!"pinta Saga yang langsung menaiki motornya

Saga Dkk mendekati Reno

"hallo mas reno"sapa Fariel merangkul kasar Reno

Reno menelan kasar ludahnya, ia menatap satu persatu anggota geng zervaros

"ngapain lo pada?"tanya Reno mulai panik

"mau ngasi stempel di muka lo!"jawab saga menunjuk jidat reno

Buugg satu pukulan keras tepat di area mata, dengan sigap Daniel dan Fariel memegangi tangan Reno agar tak lari

"heii ngapain kalian!jangan ribut disini"ucap bapak penjual es

"mending bapa diem atau jadi korban selanjutnya!"ucap saga melirik tajam

Penjual es itu menelan ludahnya ia memilih diam dari pada babak belur seperti Reno.

"ini kan yang lo lakuin ke Saga?"tanya Dava mencengkram dagu reno

Bugggg Dava memukul hidung Reno hingga mengeluarkan darah segar

"sialan lo pada"ucap Reno

Traakk suara renyah itu keluar dari leher reno yang dipukul keras oleh Dava

"arrhhh"jerit Reno

Dava menarik rambut Reno dan bugg wajah Reno ditabrakan dengan lutut Dava

"segini cukup?"tanya Dava melirik Saga yang asik menonton

"udah nanti matii!"jawab Saga tersenyum licik

Fariel dan Daniel melepaskan tubuh Reno

"awas ajaa loo"ucap Reno memegangi lehernya yang sepertinya sudah tak bertulang

"dihh udh mau metot masi bacot lagi luh"ucap Edgar menekuk kedua alisnya

"cabutt!"titah Saga di ikuti yang lain

"makasi pak atas tempat dan waktunya"ucap Fariel membungkuk pada penjual es

                              *     *    *
Malam hari ini Nara sudah tampil cantik,nara terus saja menatap dirinya di cermin

"gini udah cantik belum ya?"tanya Nara pada dirinya sendiri

Tok tok suara pintu di ketuk
"iya masuk aja mah"ucap Nara tak mau mengalihkan pandangannya dari cermin

"sayang ada yang nungguin tuh di bawah"ucap sang mama sembari mendekati Nara

"ihh anak mama cantik banget mau kemana?mau nge date ya?"

"hehehe"tawa garing Nara pada mamanya

"yaudah buruan turun"pinta mama

"iya mah"

Nara menatap cowo di depannya, iya itu Saga, mata Nara menatap Saga yang mengenakan pakaian serba hitam, namun terlihat sangat tampan dari biasanya fikir Nara.

"mau ngelayat?"tanya Nara

"iya ni gue lagi ngobrol sama jenazahnya"jawab Saga sambil memasukan kedua tangannya ke dalam kantong

"yauda langsung capcus aja yu"ajak Nara menarik tangan Saga

"pulangnya jangan kemaleman"teriak sang  mama

"iya mahhhh paling subuh"jawab Nara tak kalah kencang

Nara mengencangkan pelukannya di pinggang Saga, motor berwarna hitam gold itu melaju kencang.

"yeayy sampe"sorak Nara ketika turun di parkiran pasar malam

"yu sayang turun"pinta Nara menarik lengan saga

Saga sepontan menatap Nara "ga ush panggil itu!"

"ihh kenapa sii kan kita udah resmii"rengek Nara

Saga turun dari motornya, yang langsung di gandeng Nara

"kita mau kemana sihh!"teriak Saga menghentikan langkahnya, bukan tanpa alasan karena sudah setengah jam Nara mengajak nya berputar-putar.

"ihh galak amat si"

"ya lo dateng ke sini tanpa tujuan"ucap Saga mengalihkan pandangannya

"iya maaf aku seneng aja kalo bisa jalan bareng kamu"

"kita poto dulu yu Gaa"pinta Nara menarik jaket saga

"mas mas tolong potoin ya"pinta Nara menyodorkan hp nya pada pria yang berjalan di depannya

"oh iya"jawab pria itu

Nara memeluk tubuh saga lalu tersenyum lebar."1,2"cekrek

"eh lagi mas"pinta nara tak tau malu

"1,2,3"cekrek

"makasih ya mas"ucap Nara kepada pria yang sudah menjauh

"lo kenal sama mas itu?"tanya Saga

"engga"jawab Nara enteng

Nara menarik tangan saga menuju kincir angin.

"mas buat dua orang ya"ucap Nara membeli tiket

"yuk"Nara mengandeng Saga menaiki kincir besar itu

Kincir angin berputar pelan menunjukan indahnya pemandangan kota pada malam hari.

"ih romantis kan kaya gini"ujar Nara menyenderkan kepalanya di bahu Saga

Sudah lima menit kincir angin itu berputar, namun Saga hanya mematung

"Ga kenapa si diem aja"tanya Nara mengenggam tangan Saga

"kok dingin banget?"panik Nara mendapati tangan Saga yang seperti keluar kulkas

"gu-gue takut ketinggian"ucap Saga bergetar

Nara sontak menutup mulutnya,bisa-bisa nya ia tak tahu apa yang di takuti sang pacar

"kita turun yaa"ucap Nara panik

Tangan Saga bergetar tak karuan, keringat terus saja membasahi wajahnya

"mas turunin mass!"teriak Nara dari atas

"duhh, sabar ya Gaa,mas cepet turunin mass!"

Setelah keduanya turun Saga tetap saja mengigil tak karuan

"maaf.."rintih Nara kepada saga

"gue mau pulang!"ujar Saga berjalan meninggalkan Nara

"ih Saga tunggu"

Saga menghidupkan motornya dan meninggalkan Nara sendiri di pasar malam itu

"Gaa tunggu"teriak Nara mencoba mengejar Saga namun tak terkejar

"ck gimana sih kak Daniel ngasi informasi gak lengkap!"ucap Nara malah menyalahkan Daniel

Nara berjalan pulang sambil menunggu taksi atau ojek melintas, sudah berulang kali ia menelpon saga namun tak di jawab, nara merasa khawatir sekaligus bersalah pada sang kekasih.

Tin tin suara kelakson mobil dari belakang Nara, Nara menoleh menatap mobil di belakangnya, tiba-tiba....

                             *   *   *
Hai!apa kabar?semoga baik
Jangan lupa vote
Makasihh






saganaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang