Tiga belas

10 11 4
                                    

Nara gadis itu sedang menunggu Saga dari toilet, mata Nara menerawang sekitar cafe itu sepi tak ada seorang pun di sana, selain pelayan.

"liatin siapa?"tanya Saga mulai duduk di depan Nara

"itu, kok cafe nya sepi, apa gak laku?"bisik Nara di akhir kalimat

Saga tersenyum menahan tawa menatap gadis kelas 10 di depannya.

"sengaja gue kosongin"

"Biar lebih privat aja"

"ih so sweet gaa, makin kesini makin hamble aku ke kamuu"ucap Nara

Saga melipat tangannya, lalu menatap Nara yang seperti orang ga makan satu tahun

"pelan-pelan"ucap Saga

"ini enak bangett gaa aslii ih, mie ayam di depan gang kalah sama ini"kata Nara

Saga terkekeh pelan, "itu pasta spaghetti"

Nara menghentikan makannya, lalu tertawa garing menatap saga."hehe kirain mie ayam ceker"

Jam sudah menunjukan pukul 19:00 mobil jeep berwarna hitam itu berhenti tepat di depan rumah Nara.

"makasi ya, hari ini kamu beda benget, tapi aku suka"ucap Nara kepada pria yang menatap nya

"gue juga suka"jawab Saga sembari mengusap puncak kepala Nara

Aarggg tampar gue sekarangg, OMG hello gue pingsann nihh fikir Nara

"kok pipinya merah?"tanya Saga kini ganti mengelus pipi Nara

"hehe, terkena damage bapak Saga"jawab Nara dengan ekspresi deg degan

Saga mendekatkan wajahnya,lalu berbisik

"lo cantik"bisik saga pelan di kuping nara

Naraa sudah tak kuat ia memutuskan keluar dari mobil itu dan berlari ke dalam rumahnya, kini wajah Nara seperti tomat terlanjur matang

"arggg"jerit Nara sambil menutup pintu, di lanjut dengan melompat lompat seperti anak katak

Saga masih diam di tempat, kenapa jantungnya jadi berdetak lebih kencang ketika bersama Nara, hatinya sedikit merasa bahagia bila melihat gadis itu salting di depannya.

                            *   *   *
Pagi hari ini Saga dkk seperti biasa duduk di meja pojok di kantin

"Ga rapih amat lo"ucap Fariel menatap Saga yang memasukan bajunya ke dalam celana serta mengenakan dasi yang biasanya tidak

"Ada apa-apa nih pasti"kata Dava suudzon

Saga menggeleng pelan, tak paham dengan pikiran teman-temanya

"Sagaa"suara pekik itu menghampiri

Saga menatap gadis yang berlari kearahnya dengan senyuman

"aku bawain kamu sarapan"kata Nara duduk di depan Saga

"sama ini tugas kamu"ucap Nara membuka ransel nya mengambil beberapa buku

"makasi ya"ucap Saga

Fariel, Edgar, Dava, Daniel menatap dua orang itu yang sedang saling menyuapi

"itu beneran Saga?"tanya Fariel menaikan sebelah alisnya

"Gak percaya guee"jawab Edgar

"ketika cowo nemu cewe yang tepat ya itu jadinya, lo semua jangan kelamaan jomlo mangkanya."kata Daniel di angguki Dava

"cabut yu"ajak Dava tak mau menganggu momen Saga

Setelah selesai menghabiskan makannanya yang sekotak berdua, Nara dan Saga saling menatap seolah tak mau kehilangan

saganaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang