Lima belas

11 4 0
                                    

"ketika kita tak lagi bisa mengubah situasi, kita ditantang untuk merubah diri kita."

Pagi hari ini Saga duduk di meja makan bersama Bagas, papa juga mama tirinya.

"Gimana sekolah kamu Gas?"tanya Danu

"Baik pah"

"kamu jangan lupa sama cita-citamu menjadi dokter hebat ya"ucap Danu

"Gak akan lupa pah, tenang aja"

Saga menatap Danu lalu bergantian menatap Bagas, ia ada namun dianggap tak ada obrolan hanya di isi oleh dua orang itu, sementara Lidya sibuk memasak.

Ting

Notifikasi hp Saga mampu menghentikan pembicaraan dua orang itu

From Nara ultraman ribut
Sayang, jemput aku ya:)

Saga membaca pesan itu, lalu tersenyum, namun tak mau membalas seolah sedang sibuk berat.

"Saga motor kamu kemana?"tanya Lidya sambil menunda sepiring penuh ayam goreng

"Di jamret"jawab Saga tanpa menoleh ke arah Lidya

Danu sontak menatap tajam Saga, "kapan, dimana?"

Saga memutar bola matanya, "so perhatian banget!"

"Saga papa ber hak tau apa yang terjadi sama kamu!"

Saga berdiri lalu memakai jaketnya, "ck kalian liat semua luka ini aja, gak ada yang nanyain apa penyebabnya kan"

Saga berjalan cepat ke arah pintu keluar tanpa berpamitan kepada orang tuanya.

"Sagaa papa belum selesai bicaraa!"teriak Danu di dalam rumahnya

Tadinya pagi ini ia tak mau pergi ke sekolah, namun hari ini ada ulangan, ia malas bila harus ikut susulan. Saga cowo itu sedang menunggu bajai lewat ia jadi harus naik angkutan umum karna motornya di jamret, dan mobil jeepnya ah ia lupa dimana menunda kunci mobil tua itu.

"Mang naik mang"ucap Saga membari melambaikan tangannya

Saga menaiki bajai berwarna biru itu,"ini muat 3 orang ga mang?"tanya Saga

"muat klo badannya kecil"jawab si amang bajai

Bajai itu berhenti di depan rumah Nara, "bentar ya mang, saya telpon cewe saya dulu"kata Saga sambil mengutak atik Hp nya

"hallo"sapa Saga

"lo dimana?gue udah di luar"

Tak lama berselang Nara keluar dari rumahnya lalu menatap sekitar.

"woi sini"teriak Saga mengeluarkan kepalanya

Nara membulatkan matanya ia pikir akan di jemput motor atau mobil, Nara segera berlari menuju Bajai itu.

"Naik"titah Saga

Nara masuk ke dalam bajai itu, "geseran Gaa"pinta Nara

"ck ini gue udah paling pojok"

Bajai bergoyang kesana kemari seperti mau terguling

"eh mas, mba pelan-pelan dong"kata si Amang bajai memegangi stirnya

Saga menghembuskan nafas gusarnya  "lo sih"ucap Saga menyalahkan Nara

Nara memanyunkan bibirnya, bajai itu mulai berjalan menuju jalan sekolah

"yaampun Gaa muka kamu kenapa?"tanya Nara yang baru menyadari ada banyak lebam di wajah Saga

Saga memutar bola matanya lalu menatap Nara, "di jamret tau ga"

"ihh kasian nanti di UKS aku obatin ya"

Setelah lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sekolah, Saga dan Nara berjalan ber iringan menyusuri koridor kelas.

Mata Saga menatap setiap murid sepanjang jalan seolah melihat binatang hina saat menatap nya.

"Ni orang-orang pada kenapa si?"tanya Saga

"Mungkin karna kamu ganteng"

Ck gadis ini bila di tanya serius tak pernah nyambung.

Pluk bulatan kertas itu di lempar tepat di kepala Saga, Saga refleks menatap ke arah si pelempar

"Madsudnya apaan?"

"Lo gak usah so polos, kita semua udah tau semuanya!"ucap salah satu diantara mereka

"Semuanya apa?"tanya Saga yang masi tak paham

"mending lo liat mading sekarang, dasar anak lon**"teriak yang lain

Saga mengeraskan rahangnya kemudian berjalan cepat ke arah mading, Mata Saga membulat melihat artikel tentang ibu nya beserta foto-foto semalam.

Braak saga memukul keras mading itu

"Siapa yang tempel ini!"teriak Saga

"Lo yang buat kan?"tanya Saga kemudian menarik kerah pria di sampingnya

"bukan guee"ucap pria tak bersalah itu

"Bukan dia, tapi guee"ucap Gevan menembus keramaian

Saga mengepalkan tangannya, lalu mendekat ancang-ancang memukul Gevan

"Eits, lo gak bisa mukul gue di sini, ini sekolahan men!"Gevan menurunkan tangan Saga

"Semua bukti udah jelas, tinggal lo akuin aja apa susahnya"lanjut Gevan

Rasa malu dan marah bercampur aduk saat ini, kenapa semua ini harus terjadi!

Nara menembus lautan murid itu, lalu berdiri di samping Saga.

"lo fikir lo keren kaya gini?"tanya Naraa mencoba memberi pembelaan pada Saga

"Nar, cowo lo ini anak cewe gak bener, mana kita tau kalo dia bukan anak nya pak Danu"

Plaak satu tamparan keras melayang di pipi Gevan, "Jaga mulut lo!"sentak Nara

Saga bungkam seribu bahasa membiarkan Nara berdebat dengan Gevan dan yang lainnya, saat ini yang ia fikirkan adalah apa teman-temannya akan menjauhinya setelah ini?

"Gue emang bener ini semua kejadian tadi malem!"sentak Gevan

"Gue sendiri saksinya"lanjutnya

Saga mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan kerumunan itu.

"Saga mau kemana?"tanya Nara

Saga berjalan cepat ke arah kantin, sesampainya ia disana dia segera menghampiri sahabat-sahabatnya.

"kalian kok gak bales chat gue?"tanya Saga

Edgar memutar bola lalu menatap Saga
"mending lo keluar deh dari geng kita"

Saga membulatkan matanya mendengar ucapan Edgar

"iya Ga, sori banget kita gak mau temenan sama anak yang ibunya kupu-kupu malem"timpal Dava

"sori banget ya Ga"ucap Fariel pelan

"cih ini sifat asli lo semua? Saat gue ada masalah lo semua jauhin gue gitu aja!"Saga meludah kesamping

"ini keputusan kami semua"kata Edgar

Daniel yang baru datang refleks menatap Edgar "Heh kalo Saga keluar, gue juga keluar"

"Niel jangan gitu lah"kata Fariel

Saga mengaguk paham lalu menatap teman-temannya, "Oke, gue harap ini keputusan yang tepat buat lo semua"

Saga berjalan cepat meninggalkan kantin, "gue jijik temenan sama orang yang gak bisa nerima temannya apa adanya"

Daniel mematung di kantin yang masih sepi itu, membiarkan Saga menjauh.

                               *   *   *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

saganaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang