"se gabisa di tebak itu alur kehidupan, sehingga semua nya di ambang kehancuran" Ash saga danu daksa
Malam hari ini Saga cowo itu sedang mencari angin dengan mengendarai motor kesayangannya.
Saga menghentikan motor nya tepat di depan sebuah hotel mewah, ia mengecek sesekali layar handphone nya dan membalas pesan dari Nara yang terus saja mengajaknya bergosip ria.
"Maaf mas di larang parkir di sini"ucap pria yang sepertinya tukang parkir
Saga menatap pria paruh baya itu kemudian mengaguk, "iya, maaf ya pak"
Saga tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya yang tadinya akan melanjutkan perjalanan, namun tertunda karena melihat pria keluar dari mobil sedan berwarna hitam dengan di gandeng wanita.
Saga menyipitkan matanya agar lebih jelas, sedetik kemudian ia turun dari motornya dan berlari mengejar laki-laki dan perempuan yang berpakaian seksi itu.
"mas ini motornya pindahin dulu"pinta sang tukang parkir namun tak di gubris oleh Saga yang berlari masuk ke dalam lobi hotel
Dengan sigap tangan Saga menarik tangan wanita itu agar berhadapan dengannya.
Jleeb bagai di sambar petir di siang bolong, hati Saga hancur sehancur hancurnya, Saga menelan ludahnya kemudian menatap bergantian pria dan wanita itu
"ini alasan mama ninggalin saga?"kata Saga menatap wanita yang berpakaian terlalu seksi itu
"Saga?"Tanya wanita itu
Saga terdiam merasa sesak di dadanya, melihat penampilan sang ibu yang jauh berbeda ketika terakhir kali ia jumpai.
"siapa dia sayang?"tanya pria yang bersama ibunya Saga
Sekali lagi dilihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki sang mama, Saga mengulum bibirnya berharap agar air mata yang ia tahan tidak menetes
"mama lupain aku?"tanya Saga dengan nafas yang naik turun
"anak mama sendiri"lanjutnya dengan tangisan
Wanita itu terkejut mendengar pertanyaan Saga.
"kamu Sag-sagaa anak mamaa"ucap Miranti menutup mulutnya
Saga tertawa sumbang, di sertai isak tangis, "ternyata bener kata papa, ini kerjaan mama?"
"nak mama bisa jelasin semuanya, kenapa mama bisa terjebak di situasi ini"tangis wanita itu pecah, mencoba memeluk tubuh saga.
Saga menghapus air mata yang menetes di pipinya, kemudian menatap pria brewokan itu
"Anda jahat! Anda hancurin kebahagiaan kecil saya"ucap Saga bergetar
Pria itu menatap Saga heran, "saya dan mamamu saling cinta"
"Cinta gak akan ngehancurin kebahagiaan orang lain!"sentak Saga
Saga mengeraskan rahangnya kemudian menatap tajam pria itu dan buggg Saga menonjok perut buncit pria berbadan tinggi itu
"arhhh"rintih nya sembil memegangi perut
"Sagaa"teriak Miranti
Saga menatap sekitar yang sudah membuat kerumunan menyaksikan kenyataan yang pahit ini.
"andai malem ini aku gak ke sini, mungkin rasa sakit ini akan sama dan gak akan bertambah"kata Saga tersenyum menatap lantai lobi
"maafin mama nak"rintih Miranti
"mama gak pernah tau kesendirian aku tanpa sosok ibu selama ini, aku anak normal yang butuh di sayang maa"rintih Saga di akhir kalimat
Saga menggeleng pelan lalu berjalan meninggalkan kerumunan orang itu.
"Sagaaa, tunggu"kejar Miranti namun di tahan oleh pria hidung belang itu
Saga melajukan motornya membelah kota Jakarta, isak tangis masi terdengar di balik helm full face itu.
Motor itu melaju tanpa arah dan brushh menabrak sebuah pohon besar, Saga berdiri dan membuka helmnya, menatap awan yang mulai gerimis seakan tau apa yang Saga rasakan.
"aargggg"Saga membanting helm berwarna hitam itu hingga hancur
"begooooo, banjingan"teriak Saga memukul keras kepalanya
Basah kuyup, kedinginan itu yang Saga rasakan saat ini, pria itu terus saja terduduk di jalanan sepi membiarkan suara hujan membawa tangisannya.
Tanpa ia sadari dua orang pria besar menghampirinya, "lagi patah hati? Atau di putusin?"tanya pria ber rambut gimbal itu so akrab
"jangan ganggu gue"pinta Saga tanpa menatap keduanya
Dua preman itu malah tertawa, dan bugg Saga di pukul keras di bagian wajah
Tak ada perlawanan apapun dari Saga, ia memilih diam membiarkan rasa sakit terus menguasainya
"sikat"pinta preman botak
Pria ber rambut gimbal langsung menarik tubuh Saga dan plakk satu tamparan keras hingga meninggalkan bekas merah
Preman botak langsung merarik rambut Saga dan mendorongnya ke dinginnya aspal
Wajah saga di lumuri darah namun Saga masih terdiam, seolah mayat hidup.
"Ni bocah kenapa si?kesambet?"
"gak tau, kita ambil motornya tuh kuncinya masi nyangkut"dua orang preman itu membawa kabur motor Saga dengan cepat
Saga berdiri kemudian berjalan pelan, menyusuri jalan dengan hujan yang semakin deras, rasanya bagian dari harapannya yang kecil sudah hancur di telan kebenaran malam ini.
Ingin rasanya ia pergi kejurang tanpa dasar dan melompat disana.
Saga terus berjalan.tatapan kosong itu terus ada pada mata Saga sepanjang jalan, rasa perih akibat luka di sekujur wajahnya makin bertambah sakit terkena air, sekarang ini ia tak tahu apa yang harus ia lakukan, semuanya sia-sia sekarang.
Hai!apa kabar?semoga baik
Jangan lupa vote yaThank youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
saganara
Teen FictionAku adalah selenophile dan kamu adalah bulan. Tidak ada perasaan yang salah,hanya saja kita yang terlalu berharap pada orang yang salah. Memang sedih bila saling mencintai tapi tak di takdirkan bersama.