v. Ivon Oxley

6.6K 1.6K 809
                                    

Demigod yang satu ini seringkali membuat ulah di campnya, tak jarang pula yang kesal dan marah akibat kejahilan tingkat tingginya.

Walaupun begitu, Ivon Oxley bukanlah demigod yang bisa dianggap remeh. Kemampuan memanahnya sangat luar biasa, tidak pernah meleset sedikitpun! Sambil menunggangi kuda ataupun berlari tetap mengenai target. Iya, sebaik itu kemampuannya.

Sang keturunan Apollo yang satu ini digadang-gadang sebagai pahlawan tersembunyi. Tidak ada yang pernah melihatnya bertarung melawan makhluk mengerikan di luar sana. Kemampuannya hanya diperlihatkan disaat tertentu saja, contohnya seperti saat latihan. Ivon tidak suka pertarungan, dia memilih tidur di kabin daripada beraktivitas.

Sebenarnya banyak yang meragukan posisi Ivon sebagai keturunan Apollo. Sifatnya tidak mencerminkan Apollo sama sekali, demigod lain pun jarang melihat kemampuan Ivon dalam bermusik. Para keturunan Apollo tak bisa menyangkal ataupun membela sebab Ivon memang tak pernah menunjukkan bakatnya. Satu-satunya yang pernah mereka lihat hanyalah kemampuan Ivon dalam memanah, sisanya tidak diketahui.

Selama berada di camp demigod, Ivon selalu membuat orang lain geleng-geleng kepala. Pusing, begitu kata yang lain.

Omong-omong, camp demigod berada di wilayah paling pinggir di Dunia Il, lebih tepatnya di sebelah perbatasan antara dunia Il dan dunia manusia. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena pada awalnya camp demigod bukanlah bagian dari dunia Il. Namun karena kesepakatan bersama di hasil rapat, wilayah para dewa dimasukkan ke dalam dunia Il karena mereka termasuk makhluk immortal. Karena demigod bisa pulang dan pergi ke rumah mereka di dunia manusia, mereka mendapat wilayah di dekat perbatasan agar mudah bila ingin datang dan kembali.

"Hei, apa kalian sudah mendengar kabar terkini?"

Salah satu keturunan Demeter datang ke ruang makan, terlihat cemas dan peluh membasahi wajah serta rambutnya.

Demigod lain terdiam untuk mendengar kabar selanjutnya, termasuk Ivon di bangku dekat pilar. Ia berhenti makan, menajamkan pendengarannya sebisa mungkin karena posisinya paling jauh di antara yang lain.

"Kerajaan werewolf diserang!"

Salah satu keturunan Hermes menyahut kesal. "Hei! Bukankah itu hal biasa? Para vampire tidak akan berhenti menganggu mereka, begitu sebaliknya!"

"Bukan vampire yang menyerang mereka, tapi kelompok bertato ular kobra!"

Suasana di sana berubah heboh dalam sekejap. Banyak yang tak percaya karena tidak ada bukti yang pasti, banyak pula yang cemas karena takut wilayah demigod menjadi target selanjutnya.

Ivon menggigit bibir bawahnya gusar, rambut ungunya ia sibak ke atas. Mengapa masalah semakin rumit belakangan ini? Dia ingin pulang ke rumah, dia rindu ibu, kalau begini ceritanya dia tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Argh! Menyebalkan, sangat menyebalkan.

"Kalau kalian peduli dengan rumah kalian, bantu aku melawan orang-orang itu," ujar si keturunan Demeter menyindir orang yang tidak ia sukai.

Semua orang menatap Ivon, si pemalas dan tak suka berbaur dengan orang lain namun jahilnya luar biasa. Jelas semua orang tahu tujuan sindiran tersebut adalah untuk Ivon, memangnya siapa lagi yang selalu bermalas-malasan di camp sehingga tidak disukai semua penghuni camp? Tidak ada, hanya Ivon.

"Kalau kau diajarkan etika oleh orang tuamu, cukup diam dan lawan mereka semampumu," balas Ivon lalu menggigit apelnya dengan santai.

"Kau hanya beban disini, kau tidak pernah membantu sama sekali!" Sahut keturunan yang lain.

[i] IL: Pure Blood | Enhypen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang