xv. Same Reason

4.2K 1.4K 674
                                    

Dua hari berlalu. Erland belum siuman. Fane dan Ivon terus menjaganya. Mereka tidak beranjak sedikitpun dari sisi Erland, kecuali saat lapar dan ingin ke kamar kecil.

Erland dirawat oleh salah satu elf salju terbaik dalam bidang kesehatan dan obat-obatan. Hal tersebut telah mendapat persetujuan dari raja elf salju, lebih tepatnya raja elf salju terpaksa karena tidak ingin rahasianya terbongkar. Raja elf salju memohon kepada Fane agar Fane mengampuninya. Fane setuju, padahal dalam otaknya terdapat berbagai macam rencana untuk membuat raja elf salju tersebut jatuh. Hahaha.

Rakyat elf salju tidak mengetahui soal dirinya yang ternyata adalah Fallen. Fane sudah memanipulasi ingatan mereka, kecuali ingatan raja elf salju. Fane tidak mau rakyat elf salju melaporkan keberadaannya pada raja elf utama, nanti dia dipenjara. Kalau dia dipenjara siapa yang menjaga Erland dan Ivon disini.

"Kak Fane, menurutmu apakah Kak Fael, Kak Heafen, Kak Jai, dan Kak Aidyn baik-baik saja? Sudah dua hari kita tidak bertemu mereka. Aku khawatir karena kelompok bertato ular kobra itu terus mengincar kita."

Suasana hati Fane menjadi buruk mendengar nama Fael dan Heafen. "Tidak tahu. Tidak perlu khawatir seperti itu," ketusnya.

"Apakah mereka bersama? Atau justru mereka sedang mencari satu sama lain?"

"Tidak tahu."

"Aku tahu kau sempat bertemu salah satu atau salah dua dari mereka. Raut wajahmu membuktikan dugaanku sebelumnya. Kenapa kau datang kemari namun meninggalkan mereka?"

"Fael membuatku kesal. Aku tidak tahu jalan pikirannya. Dia tidak terbaca. Heafen sama saja, dia tidak jelas."

"Lalu bagaimana menurutmu? Apa aku tidak jelas juga?"

"Maksudmu?"

Fane tidak mengerti kenapa Ivon bertanya seperti itu. Tiba-tiba sekali, tidak ada angin tidak ada hujan. Apa sekarang akan berubah menjadi sesi curhat?

"Aku diusir dari camp. Lebih tepatnya, aku diusir oleh semua penghuni camp, termasuk para saudaraku."

"APA?!"

Seorang demigod seperti Ivon diusir dari camp?! Sulit dipercaya. Mana mungkin keturunan Apollo seperti Ivon diusir? Tega sekali mereka. Ivon masih kecil. Apa perlu Fane pukul satu-persatu agar mereka tidak mengusir Ivon? Kasihan sekali anak ini.

"Aku disebut sebagai biang masalah. Sifatku jahil, aku selalu berbuat semauku, aku selalu bermalas-malasan, dan aku tidak punya teman. Penghuni camp tidak suka padaku karena aku dianggap mempermalukan keturunan Apollo yang lain. Kau tahu tidak, aku berperilaku seperti itu karena aku ingin melihat siapa saja yang tulus padaku. Ternyata... tidak ada."

"Ivon..."

"Hari dimana aku diusir dari camp. Aku pergi ke air terjun untuk menenangkan pikiran. Disana aku bertemu dengan salah satu anggota kelompok bertato ular kobra yang menyamar sebagai kakek tua. Aku jatuh dan hanyut terbawa arus sampai ke wilayah werewolf. Kak Jai yang menemukanku. Kak Jai adalah teman pertamaku. Dia sangat telaten mengobati lukaku. Dia memperlakukanku seperti adiknya sendiri. Saat itu aku sangat bahagia karena harapanku ingin memiliki teman terkabul."

"Harapanmu terkabul melebihi ekspetasimu. Kau tidak memiliki satu teman saja sekarang. Kau memiliki enam! Aku, Aidyn, Erland, Jai, Fael, dan Heafen. Kau teman kami! Jika kau berada di titik terendah dalam hidupmu jangan sungkan untuk datang. Jangan memikirkan penghuni camp tidak jelas itu, suatu saat nanti mereka akan menyesal dan memohon maaf padamu."

Senyuman hangat seorang Fane terlihat menenangkan dan membangkitkan suasana hati. Fane menunjukkan gestur semangat dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya merangkul Ivon dengan semangat.

[i] IL: Pure Blood | Enhypen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang