POSESIF.

1.1K 119 7
                                    


"Ekhem! Sejak kapan anak mommy suka memasak?"

"Eh! Mommy?" Jennie terkejut atas munculnya sang mommy yg ada di dapur saat dirinya sibuk berperang dengan wajan, mengaduk nasi goreng yg hampir selesai.

"Sejak menjadi istrinya kim jisoo tentunya" jawabnya santai lalu terkekeh di susul oleh senyuman penuh arti sembari melanjutkan acara ngaduk mengaduknya.

"Kau benar benar ingin menjadi seorang istri ternyata" ujar irene seraya mengambil gelas yg akan membuat teh

"Tentu saja! Itu menjadi sejarah dalam hidupku" jawab jennie mantap lalu irene terkekeh gemas

"Lantas jisoo sudah bangun?" Tanya irene kian mengambil 1 teh celup

"Sudah mom, dia sedang mandi. Dia bilang ada meeting pagi" jawabnya lagi seraya mematikan kompor listrik

"Dia pekerja keras ya? Mommy bangga punya menantu seperti dia, yaa...meskipun sifatnya tidak beda jauh denganmu, sama sama keras kepala. Tapi kesungguhan cintanya luar biasa, patut mommy puji, jadi selain pekerja keras otaknya juga keras!"

Jennie yg semula bersemu dan berbunga langsung cemberut dan terhempas mendengar kalimat akhir dari sang mommy, meski itu kenyataan tapi rasanya kurang menerima. Ia tak rela!

"Dia harus menjadi pekerja keras untuk menghidupi masa depanku termasuk anak anak kami nanti mom! Jisoo memang luar biasa! Itulah kenapa aku tidak bisa hidup tanpanya. Tanpa dia bernafas saja rasanya sesak seperti memiliki penyakit asma" celoteh jennie berlebihan membuat sang mommy memutar bola matanya malas. Bosan mendengarnya!

"Kalian baru menikah, nikmati saja dulu masa berdua. Masalah anak kalian bisa membahasnya nanti, mommy takut jisoo belum siap untuk itu" kata irene sembari nyelup nyelup tehnya pada air panas dalam teko ukuran sedang.

Jennie yg sedang memindahkan nasi goreng pada wadah kaca menoleh sebentar pada sang mommy dan menjawab....

"Jisoo atau mommy yg belum siap memiliki cucu? Kalau jisoo terserah diriku saja, dia akan menuruti apapun yg aku inginkan termasuk mempunyai anak, kami sudah pernah membahas masalah ini bahkan sejak baru berpacaran" jelasnya mantap penuh keyakinan.

"Tidak sayang! Mommy justru senang jika harus segera mempunyai cucu...rumah ini akan rame, tapi yg mommy khawatirkan adalah takut kau belum bisa mengurus anak, mengingat sifatmu seperti apa rasanya mommy ragu...kau saja masih seperti anak kecil"

"Ish mommy! Mommy jangan meremehkanku! Mommy belum tau jika aku sudah berperan seorang istri maka mommy akan kalah. Aku sudah menjadi seorang istri jadi pelan pelan aku akan belajar melakukan layaknya seorang istri pada pasangannya" jelas jennie dengan raut wajah berubah ubah, ada kesal campur keyakinan...kesal karna sudah di ragukan oleh sang mommy. Yakin karna cintanya begitu besar.

Irene mengangguk. Persoalan memasak jennie memang suka sejak kecil tetapi sejak mengenal jisoo dan sering menggalau jennie melupakan dapur. Yg ia ragukan adalah sifatnya yg keras kepala dan egonya.
Apalagi sifat manjanya...sebagai orang yg melahirkan gadis cantik itu tentu ia sudah menenggelami kehidupan sang anak.
Dan sebagai seorang ibu ia tau betul jika membesarkan seorang anak tidak semudah bayangan.
Harus siap mental lahir batin.
Siap dengan resikonya.

"Mommy percaya sayang. Yasudah, ayo bawa makanannya, mommy harus segera ke kantor dan istrimu sudah siap tuh" kata irene tersenyum begitu melihat menantunya sudah rapih yg tengah menuruni anak tangga.

Jennie tersenyum ceria di sana lalu berjalan ke meja makan membawa nasi buatannya di ikuti mommynya dari belakang.

"Sudah siap?" Tanya jennie setelah meletakan semangkuk nasi goreng di meja kian menatap istrinya yg sudah rapih dengan pakaian kantornya. Cantik dan menawan dalam bersamaan.

■KECEWA DALAM SETIA■ ( JENSOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang