ACUH

2.3K 248 7
                                    

"Apa yg terjadi sampai2 kakimu patah begini kim jisoo?!"

"Mommy tidak habis pikir dengan isi otakmu! Kau itu sudah dewasa, jangan hanya karna putus cinta lantas kau merusak badanmu sendiri?! Eoh! Kenapa tidak kau bakar saja tubuhmu jisoo!" Wanita paruh baya yg merupakan ibu Jisoo, DARATISTA terus mengomel dengan tak jarang menggeleng gemas atas sifat putrinya yg menurutnya keras kepala. Wanita itu begitu cemas begitu mendapatkan telepon dari teman Jisoo, LISA, Lisa yg merupakan teman Jisoo sejak mereka duduk di kursi kuliah. Jisoo menyarankan untuk tidak memberi tau kedua orang tuanya karna sudah tau bagai mana krakter bawel ibunya yg membuatnya males untuk mendengarkan.
Namun Lisa tidak menurutinya lantaran ini musibah serius dengan kaki Jisoo yg parah akibat terkena besi yg terlempar dari ledakan mobil tersebut.

"Sudah mom...kasian anak kita sejak tadi kau terus mengomelinya! Ini kan bukan ke mauannya! Ini musibah" laki2 yg sedari tadi diam akhirnya menyaut membela Jisoo karna tidak tega melihat sang anak yg menunduk sendu. Dialah KIM SUE ayah Jisoo.

"Papi selalu saja membelanya! Itu akibat papi selalu memanjakannya pi dan lihatlah...apa yg terjadi sekarang padanya, untung saja tidak patah tulang sekujur tubuhnya" Ucapan Dara sontak membuat Kim melotot karna ucapan istrinya kejam.

Mengehtahui itu, Dara duduk di sofa dalam ruangan Jisoo di rawat lantas ia mengusap wajah frustasi.

"Maaf..."

Orang tua Jisoo menoleh pada si sumber suara tersebut ya itu suara Jisoo tanpa merubah posisi.

"Sebaiknya kalian pulang, karna aku ingin sendiri" Sambung Jisoo pelan dengan nada datar mengundang ekspersi kedua orang tuanya lesu.

Dara bangkit, menghampiri Jisoo

"Baiklah...nanti malam mommy ke sini lagi karna dokter baru mengijinkanmu pulang besok" ucap dara kemudian mencium kening Jisoo dan selanjutnya ia mengajak suaminya pulang namun sebelum itu Kim memberi usapan lembut pada pundak putrinya

"Jangan putus asa sayang...jangan bekecil hati hanya karna putus cinta..papi tau kau anak yg kuat dan tidak pernah putus harapan!" Setelah melontarkan kata2 demikian Kim menyusul istrinya setelah memberi Jisoo senyuman hangat. Dan Jisoo membalas dengan anggukan ringan

Setelah kedua orang tuanya berlalu, Jisoo diam dan kembali menatap lurus dengan pandangan kosong

"Apakah aku masih punya harapan baru? Apakah aku sanggup menjalani hari2ku dengan kaki yg cacat sekarang?!" Jisoo membatin





Satu minggu kemudian setelah Jisoo kecilakaan,
Satu minggu pula Jisoo tidak memasuki kampusnya, setelah pulang dari rumah sakit Jisoo hanya mengurung diri di dalam kamar, hari harinya di isi dengan kegundahan, kehampaan dan kesedihan.
Pikirannya hanya di penuhi dengan bayang2 orang yg sudah menjadi Mantan. Hanya tertuju pada seorang Jennie Kim...

"Aku harus meninggalkan kota ini! Bagai mana bisa aku kembali masuk kuliah dengan ke adaanku yg sekarang...aku yg sekarang tidak berguna! Berjalan dengan di bantu oleh setangkai tongkat! Dan aku benci ini"

"Dan....aku tidak sanggup untuk bertatap dengannya!! Aku tidak sudi!"

Sesuai hati yg berkata Jisoo kini mengusap dada yg teramat sesak di susul butiran air mata yg sengaja ia abaikan, berdiri dalam diam di depan jendela dalam kamar dengan satu tangan kanan memegang tongkat menahan tubuhnya.

_

Di sisi lain,
Sama halnya dengan Jisoo, selama satu minggu Jennie terdampak kehilangan semangat hidup, tidak ceria seperti biasanya, gadis cantik itu tampak suram dan murung. Menjadi gadis cenderung.
Dan alasannya kehilangan seseorag yg amat di cintainya yg satu minggu tidak masuk, tidak melihat orang itu semakin membuatnya rapuh dan hampa!!
Namun mesik begitu Jennie tetap masuk luliah yg tidak ingin ketinggalan mata kuliahnya mengingat dirinya semester akhir.
Yg merupakan jadi sahabatnya sajah sudah merasa bosan melihat perubahan Jennie yg drastis menjadi gadis Introvert. Meski mereka tau permasalahannya namun tidak harus irit bicara juga kan? Begitu usul sang sahabatnya.

■KECEWA DALAM SETIA■ ( JENSOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang