MEMBISU

854 113 5
                                    

Suara tangis terdengar lirih dari beberapa orang yg tengah berdiri di sebuah koridor, menunggu dua orang yg terbaring lemah di dalam pintu yg bertulisan UGD. sudah satu jam lebih sepasang pengantin baru tersebut di tangani di dalam tetapi belum ada tanda tanda kabar dari dokter.
Kecelakaan yg menimpa jensoo tentu sudah menyebar setelah polisi mengurus kasus tersebut dan di kerumunin banyak warga yg melihat kejadian tersebut, di mana mobil jensoo hampir terjun ke sebuah jurang tinggi setelah di tabrak oleh kendaraan lain yg tidak di sengaja akibat mobil yg jisoo kendarai lalai yg sempat menabrak kendaraan lain tetapi jisoo berusaha menghindari dan berakhir mobilnya yg tertindas. Lantas bagaimana kabar jensoo?
Tentu sajah luka yg di alami jensoo bukan luka biasa melainkan luka parah. Keduanya cukup banyak mengeluarkan darah dari luka yg berbeda beda sehingga kini pengantin baru itu harus bernasib tragis, terbaring lemah di sebuah ranjang berukuran kecil dengan di penuhi alat medis di tubuhnya.
Wajah keduanya terbalut tebal oleh perban yg menutupi luka.
Sepasang pengantin baru itu berada dalam satu raungan yg terhalang oleh tirai korden besar sebagai pembatas jarak.

Keluarga dari kedua korban tampak gelisah tidak tenang, irene sejak tadi tidak berhenti untuk menangis, dirinya amat takut terjadi sesuatu kepada putrinya yg sedang marah padanya. Ia merasa bersalah tapi tiada daya berbuat seuatu yg membuat semuanya menjadi baik. Irene hanya terisak isak dalam pelukan seulgi yg setia ada di sampingnya.
Tak ada bedanya dengan besannya alias orang tua jisoo, ibu jisoo terus menangis dalam pelukan suaminya yg berusaha kuat. Semuanya telah di selimuti oleh rasa khawatir mengenai kedua anaknya yg sedang di tangani dokter.

2 jam.

Akhirnya yg di tunggu tunggu telah menampakan diri dari balik pintu yg membawa hawa menegangkan.
Sosok pria merupakan dokter yg menangani jensoo.
Keluarga korban tentu langsung beringhas lalu mendekati dokter tersebut dengan ekspresi penasaran.

"Dokter, bagaimana keadaan putriku dan istrinya?" Tanya ayah jisoo menatap dokter serius, semuanya menatap dokter dengan perasaan khawatir melihat aura wajah yg dokter tunjukan begitu lesu.

"Kedua pasien lukanya cukup parah, mereka belum sadar. Pasien satunya mengalami benturan di kepala cukup keras dan yg satunya ada luka serta memar membiru di bagian leher, tapi kami sudah berusaha mengurusnya sebaik mungkin...kita tinggal menunggu mereka sadar, pihak keluarga mohon bersabar dan jangan lupa untuk berdoa" jelas dokter lembut namun menegaskan.

"T-tapi mereka baik baik saja kan dok?" Kali ini irene yg bertanya di iringi air mata yg menderas

"Berharap pasien baik baik saja. Tapi luka yg mereka alami cukup serius, keduanya kritis. semoga tidak terjadi sesuatu seperti di luar dugaan dan saya sebagai dokter sudah semaksimal mungkin melakukan yg terbaik untuk pasien saya selebihnya saya pasrahkan kepada yg maha kuasa"

"Terimakasih dokter, apa kami bisa melihat anak kami?" Tanya ayah jisoo di bantu anggukan oleh yg lain

"Silahkan tuan, kalau begitu saya juga permisi!" Balas dokter ramah yg di balas anggukan oleh ayah jisoo.
Setelah dokter berlalu, keempat orang itu memasuki ruangan yg cukup luas, begitu di dalam bau sumerbak obat langsung menusuk hidung serta suara dari arah monitor begitu nyaring dari dua pasien yg terbaring lemah.
Irene menutup mulutnya begitu tepat di sisi ranjang jennie yg wajahnya terbungkus oleh perban, hatinya begitu sakit melihat buah hatinya yg sedang berjuang maut. Tubuh mungil yg di penuhi oleh alat medis termasuk impusan membuat batin seorang ibu menjerit turut merasakan ngilu luar biasa.
Badannya berguncang menahan tangisan yg hendak pecah.

"Kau harus tenang" kata seulgi mengusap bahu irene dengan lembut. Irene menggeleng, tangannya yg bergetar dengan perlahan terangkat untuk menyentuh tangan jennie yg kaku di atas perutnya.

"Hikss! K-kenapa jadi begini sayang?" Lirihnya dengan suara berat

"Bangun...mommy mohon!"

"Kau anak yg kuat, mommy tau itu. Kau bisa melewati ini semua...hikss! Bangun....mommy mohon!" Irene menunduk bersamaan tangisannya terisak isak.

■KECEWA DALAM SETIA■ ( JENSOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang