One shoot story ini lahir gara-gara melihat foto di atas...
Otakku langsung travelling...
Aku sampai mengorbankan tidur siangku buat ngetik ini lho...
Selamat menikmati dahsyatnya sebuah ide gara-gara sebuah foto 😋
Happy reading...
Banyak cinta untuk kalian 😘
🖤❤🖤❤🖤❤🖤❤🖤❤🖤❤🖤❤🖤❤
"Kau mau menunggu Jennie di atap?"
Plan bertanya pada sahabatnya, Perth.Pemuda berkulit tan itu mengangguk, senyuman bermain di bibir seksinya, merasa yakin kalau gadis yang ditaksirnya akan menemuinya disana.
"Kau yakin dia akan datang?
Bukankah belum tentu dia menerima perasaanmu?"
Plan bertanya lagi."Setidaknya aku sudah berusaha, daripada aku diam - diam saja lalu harus melihatnya dengan orang lain?"
"Perlu kutemani?"
Plan menawarkan."Tidak perlu, aku bisa sendiri."
Sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana, Perth melangkah ke atap sekolah..
Atap sekolah merupakan tempat yang sering digunakan untuk bersantai oleh para murid karena disana ada taman buatan lengkap dengan bangku - bangku, selain itu mereka bisa melihat pemandangan di sekeliling sekolah, banyaknya pohon membuat tempat itu teduh.
"Belum datang rupanya.."
Gumamnya setelah melihat tidak ada seorangpun disana.Pemuda tampan itu lantas duduk di bangku panjang yang menghadap kebun sekolah..
"Kenapa lama sekali?"
Desisnya.Melirik arloji di tangannya.
"Sudah setengah jam..."
Gumamnya.Ting!
Sebuah notif masuk ke ponselnya.
Kau masih di atap?
-Plan.Ya, dia belum datang.
Perth membalas.Ting!
Sebuah notif masuk lagi...
Aku melihat Jennie pulang bersama Joss.
Perth memejamkan matanya...
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Perth mengerutkan dahinya melihat empat pesan masuk, semua dari Plan.
Perth???
Kau baik - baik saja??
Kau tidak pingsan bukan???
Aku ke atas!!!!
Perth terkekeh membacanya.
Sahabatnya sejak memakai popok itu memang selalu berlebihan menanggapi segala sesuatu.Lebih baik aku turun daripada dia menyerbu ke sini.
Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Story About Perth Saint
Fiksi PenggemarKumpulan cerita pendek,ada yang one shoot,ada juga yang two shoot