🥀11🥀

1.2K 100 24
                                    

Evelyn dan Fero masih berada di rumah sakit menemani nenek Dewi, setelah proses ijab Kabul kedua belah pihak dari keluarga Evelyn maupun Fero berpamitan untuk pulang sedangkan orang tua Evelyn memilih tinggal di kontrakan anaknya karena mereka masih butuh penjelasan dari Evelyn padahal Katrina telah meminta mereka untuk ikut kerumahnya tetapi dengan halus mereka menolaknya karena bagaimanapun mereka masih belum terlalu mengenal .

Ya, ternyata pernikahan mereka telah direncanakan dari jauh-jauh hari oleh nenek Dewi beliau sudah melamar Evelyn kepada kedua orang tuanya tanpa Fero atau Evelyn ketahui. Awalnya orang tua Evelyn syok mereka masih belum percaya ada keluarga dari kota yang melamar anak gadis mereka yang sedang merantau ke kota. Dan tentang Verin orang tua Evelyn memilih diam terlebih dahulu sebelum anak mereka menjelaskan asal usul Verin mereka percaya anaknya tidak akan melakukan hal diluar pernikahan.

sekarang tinggal mereka berdua diruangan itu yang menjaga nenek Dewi yang sedang tertidur sedangkan Verin dibawa oleh mama Katrina kerumahnya. Keheningan menyelimuti keduanya apalagi Fero dia hanya menatap keluar jendela sedangkan Evelyn duduk di kursi samping branker mmegang tangan nenek Dewi sambil menunduk.

"Maaf"

Evelyn mendongak mendengar satu kalimat yang diucapkan oleh Fero walau dengan suara yang pelan.

"U-untuk apa?" tanya Evelyn tetapi keheningan lagi yang menjawab. Setelah beberapa menit barulah Fero membuka suara lagi

"Maaf karena telah membawa mu kedalam ikatan pernikahan aku berani bersumpah aku tidak tahu bahwa nenek telah merencanakan perjodohan kita. Apalagi waktu itu otak ku buntu tidak bisa memikirkan cara lain agar pernikahan ini tidak terjadi melihat kondisi nenek yang drop" ucap Fero yang menatap lekat Evelyn membuat wanita itu gugup setengah mati.

"Aku sebenarnya keberatan atas pernikahan ini apalagi aku tidak diberi hak untuk berbicara mengutarakan pendapat ku tetapi mau bagaimana lagi jika kedua orang tua ku sudah setuju berarti itu yang terbaik bagiku. Dan aku juga tidak ingin mengecewakan keluarga mu yang telah begitu baik kepadaku dan Verin, aku ikhlas mungkin ini sudah takdir Allah SWT menjadikan kita sepasang suami istri dan maaf karena telah masuk kedalam hubunganmu dengan Sandrina" ucap Evelyn dengan menunduk

Fero masih diam mendengarkan semua ucapan Evelyn,  wanita itu begitu lemah lembut dalam bertutur kata. Suaranya yang indah seolah menghipnotis Fero walaupun dengan menunduk dia tahu bahwa Evelyn sedang menahan tangisannya. Fero tahu menjadi Evelyn akan begitu berat harus merawat anak sendirian tanpa suami, menjadi tulang punggung membantu ayahnya dan sekarang menjadi istri dari seorang yang begitu berpengaruh untuk orang-orang ditambah dia sudah memiliki kekasih yang amat Fero sayangi.

"Sekali lagi maaf, aku belum bisa mencintaimu Sandrina masih begitu aku sayangi walaupun kita sudah menikah tidak akan mudah bagiku untuk melupakannya tetapi aku akan berusaha mencintaimu dan membuat kamu menggantikan dia dihidup ku, dan apakah kamu juga mau membuat aku yang ada di hatimu dan menggantikan suamimu? Karena aku hanya akan menikah sekali seumur hidup" Ucap Fero dengan serius

"insyaAllah aku akan mencobanya walaupun mungkin akan begitu berat tetapi aku siap melewatinya demi masa depan pernikahan kita" ucap Evelyn, cukup Evelyn sudah tidak kuat lagi menahan tangisannya. Dia menangis dengan menutupi mukanya dengan kedua tangannya disertai isakan yang begitu memilukan hati.

Hidupnya akan begitu menyakitkan lagi kedepannya mungkin dia bisa dengan mudah mencintai Fero tetapi akan sulit membuat lelaki itu mencintainya. Ya Allah tolong mudahkan aku untuk membuat suamiku mencintaiku, mudahkan aku untuk mencintainya dan melupakan kekasihnya serta jadikanlah pernikahan kita langgeng sampai ajalmu yang menjemputnya batin Evelyn berdoa

Fero memeluk wanita itu mungkin hanya ini yang bisa dia berikan. Semakin Fero mengeratkan pelukannya semakin kencang pula tangisan Evelyn dan entah mengapa membuat hati Fero ikut sesak mendengar tangisan penuh kepiluan itu.

DIA ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang