"Kenapa harus gue yang jadi pemeran utamanya, sih. Kenapa gak orang lain aja. Kalo bisa orang lain, kenapa harus gue coba."
"Tuh cowok jelek juga bisa-bisanya dia nerima tawaran bu Endang dengan gampang. Udah tau kita berdua gak bisa di satuin, kayak kucing sama anjing."
"Bearti lo jadi anjingnya dong."
"Ya engga lah. Dia yang jadi anjing masa gue, sihh. Emang anjing tu anak."
Kia masih belum sadar jika yang mengajaknya berbicara adalah darren. Ia masih sibuk mengumpati darren sambil mencuci tangan.
Saat ia berbalik, ia sangat kaget setengah mati. Darren sedang bersandar di tembok sambil memegang tas olahraga.
"Lo ngapain di wc cewek. Gue teriakin mampus lo."
"Jadi menurut lo gue anjing." darren tidak menanggapi perkataan kia
"Baru sadar?"
"Gue gak ngerasa tuh."
"Ada kaca segede gaban, ngaca gih."
"Tapi gue gak mau ngaca di sana. Maunya.." darren menghentikan perkataannya lalu tiba-tiba membalik badan kia.
Kia yang kaget badannya terhempas ke tembok pun hanya bisa diam. Ia tidak bisa berkutik. Ia bisa merasakan nafas darren yang menerpa wajahnya.
"Lo cantik."
"Hah?"
Darren tetap diam. Ia menatap mata kia dengan dalam. Kia pun menjadi salting. Iya mendorong tubuh darren tapi tenaganya tidak seberapa.
"Diem gue lagi ngaca, btw mata lo jernih" darren menahan bahun kia yang bergerak-gerak.
Cukup lama mereka saling tatap. Kia masih saja terpaku. Otaknya menyuruhnya untuk memberontak. Tapi hatinya berkata untuk tetap diam.
"Cie blushing."
Kia mengerjapkan matanya beberapa kali. Wajahnya semakin memerah ia pun dengan refleks memukuli darren lalu pergi meninggalkan darren begitu saja. Sungguh ia sangat malu. Mau ditaruh dimana wajahnya nanti.
*****
Susana kantin sedang ricuh karena gombalan yang Darren cs lontarkan kepada orang-orang yang lewat. Lebih tepatnya, gombalan yang dilakukan oleh dion dan cakra saja.
"Hp ku xiaomi, kartuku tri. Cocok gak sih kalau kita jadi xiaomi is tri" cakra mengedipkan matanya kepada adik kelas yang lewat
"My internet is 4G, but my heart is 4U."
"Sin , cos, tangen. Sini ke kos, aku lagi kangen."
Cakra menghujani adek kelas tersebut dengan gombalan mautnya. Alhasil, ia mendapatkan nomor wa gadis itu. Tidak sia-sia ia jadi buaya bertahun-tahun. Ia jadi gampang memikat hati wanita.
Seolah tak mau kalah dengan cakra. Dion pun ikut melancarkan aksinya.
"Apa bedanya kamu sama angka sembilan?" dion menarik salah satu tangan perempuan yang lewat secara random. Apesnya, itu adalah kating yang terkenal judes di sma mandala.
"Kalo 9 itu nine, kalo kamu mine."
Krik krik
krik krikkk
Seketika suasana kantin menjadi sunyi. Tidak ada balasan yang dion terima dari lawan bicaranya. Semua orang menatap dion dengan iba.
"Lo tau gak kenapa gue nyari cowok yang ganteng?"
Dion menggeleng pelan. Lalu tersenyum manis, ia mengira pertanyaan tadi adalah salah satu bentuk balasan atas gombalan yang ia berikan.
"Karena disakitin sama cowok jelek kayak lo itu gak enak."
"Pacaran itu dosa. Tapi kalo lo pacaran sama cowok jelek lo rugi 2 kali." lanjutnya lagi
Rachel menepuk pundak dion pelan lalu pergi meninggalkannya.
Senyum dion seketika luntur. Kenapa semua usahanya selalu sia-sia.
Kia dan teman-temannya berjalan memasuki kantin sambil berdiskusi ringan. Mereka rencananya akan hangout setelah pulang sekolah.
Darren yang melihat itupun langsung cepat cepat menarik tangan kia dengan kuat hingga kia terduduk di bangku sebelahnya.
"Lo apaan, sih. Gak sopan banget tau gak. Lo fikir gak sakit apa main tarik-tarik aja." kia menggosok pelan pergelangan tangannya yang memerah.
"Mau makan apa?"
Kia mengernyit bingung kenapa laki-laki itu random sekali. Darren masih sibuk membolak-balik buku menu yang ada di meja.
"Lo.. nanya gue?"
Darren mendongakkan kepalanya sebentar lalu kembali memusatkan perhatiannya ke buku menu.
"Menurut lo?"
Kia tiba-tiba mendapatkan ide cemerlang. Ia akan membalaskan semua kekesalan yang sudah ia tahan sejak pagi.
"Emang lo sanggup? Gue makannya banyak, lohh."
Darren tertawa pelan "Gue bahkan sanggup traktir semua orang yang ada dikantin."
"Halo gais. Hari ini kalian boleh pesen apapun dan berapapun yang kalian mau. Karena hari ini darren mau traktir kalian. Iya kan sayang." kia tersenyum manis kearah darren seolah mengejeknya.
Darren pun ikut berdiri lalu memeluk pinggang kia. "Hari ini gue sama kia jadian. Jadi lo semua bebas pesen apapun nanti gue yang bayar."
Kia melototkan matanya. Niat ingin membuat darren kesal malah dirinya sendiri yang kesal.
"Maksud lo apa." kia mendorong darren kuat.
"Ada yang salah? Kita emang udah jadian kan, sayang."
"Beli kedondong ke tukang jamu. Mau dong jadi sayangnya kamu." dion menyenggol bahu kia pelan
"Contoh darren nih yon. Pelan tapi pasti. Gak sia-sia lo les sama gue ren." cakra terkekeh pelan.
"Semua orang udah punya gebetan masing-masing nih. Kita kapan ya?" tanya dion kearah atlas
"Kita? Lo aja kali. Gue mah udah punya seseorang buat diperjuangin." atlas melirik sedikit kearah liora
"I'm not single. I'm taken.
TaKen an B4t1n."Disudut kantin calista menatap kemesraan darren dan kia dengan tatapan sendu.
"Dia siapa?" tanya calista dengan suara serak.
"Dia anak pindahan dari NYC dan dia yang akan jadi.." ucapan hana terhenti saat yulia mencubit kecil lengannya.
"Jadi apa?"
"Lupain aja cals itu gak penting."
"Jadi apa na?" calista tidak memperdulikan ucapan Yulia.
"Jadi pemeran utama pensi nemenin kak darren." ucap hana pelan
Calista menatap kia dengan tatapan benci. Sedetik kemudian ia tersenyum simpul lalu menelpon seseorang.
"Halo pa. Aku butuh bantuan papa."
Calista menatap kia dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Biarlah kia tertawa sepuasnya. Sebentar lagi ia akan menyingkirkan kia. Lihat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Daisy
Random⚠️Warning mengandung kata-kata kasar⚠️ *** " Lo mirip sama dia. Walaupun sifat kalian sangat berbeda jauh, gue yakin kalian adalah orang yang sama." "You're my daisy." Darren menatap mata kia dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia sangat yakin ji...