Sudah 3 jam lebih mereka mengelilingi mall, tapi tidak ada satupun yang mereka beli. Para gadis itu sangat aktif memasuki setiap toko dan mencobai barang-barang yang menurut mereka lucu.
"Kalian sebenernya cari apa sih? Udah tiga jam lebih kita muterin mall masa belum ketemu juga barangnya." cakra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia sudah tidak tahan lagi kakinya sampai mati rasa karena terlalu lama berjalan.
"Tau nih. Kepala gue juga udah mulai pusing ngeliatin kalian nyoba segala barang beli kagak."
Berbeda dengan cakra dan dion. Darren, Atlas, dan Reynand nampak biasa saja. Mereka bahkan terlihat sangat anteng mengikuti kemana pun para gadis itu pergi.
"Kita gak lagi cari barang kok. Cuman mau cuci mata aja." Ucap zeline polos, tangan mungilnya sibuk mencobai jenis-jenis cincin yang ada di etalase.
"Allahuakbar." Dion dan cakra rasanya mau pingsan saja. Cuci mata katanya? Kakinya bahkan sampai mati rasa.
"Lagian gak ada yang maksa kalian buat ngikutin kita kok. Kalian sendiri kan yang pengen ikut girls time kita." liora menatap mereka sebal. Rencana girls time mereka batal karena para curut itu selalu mengikuti kemana mereka pergi.
"Gimana kalo kita balapan aja. Udah lama kan kita gak tanding. Btw lo bisa bawa motor sport kan?" tanya reynand pada kia
Wajah dion dan cakra seketika cerah. Akhirnya penderitaan mereka akan segera berakhir. Ide reynand emang paling bisa diandalkan.
"Bisa. Tapi gu-..."
"Lo takut?" tanya darren cepat, ia menatap remeh kia
"Ck..Gue belum selesai. Gue beranilah, yakali takut. Yang jadi masalah itu gue gak bawa motor mau balik ke rumah juga mager."
"Bilang aja takut."
"Lo nantangin gue. Ayoklah kita duel yang kalah harus nurutin kemauan yang menang deal?"
"Deal." darren menjabat tangan kia. Mereka berdua saling melempar tatapan permusuhan
"Lo bisa pake motor gue. Gue cuman mau nonton gak ada tenaga juga buat balapan."
"Thanks yon."
"Udah setuju semua kan. Kuy lah berangkat."
"Tunggu bentar." darren masuk ke salah satu toko pakaian wanita.
Mereka semua menatap darren dengan tatapan bingung. Apa yang darren lakukan di sana. Apa mungkin ia salah masuk. Tak lama kemudian darren keluar sambil menjinjing 2 paper bag dari brand ternama.
"Pake."
Kia mengambil paper bag itu dengan tatapan bingung.
"Gue gak mau lo tiba-tiba mundur dari tantangan, dengan alasan masuk angin karena baju kurang bahan itu." ucap darren datar
"Thanks." setelah mengucapkan terimakasih kia segera ke toilet untuk berganti pakaian.
"Eheem. Pak bos diem-diem ternyata mikirin keselamatan bu bos juga ya." cakra terkikik geli melihat tingkah laku darren akhir-akhir ini .
*****
brumm
Brumm
brumm
Suara kenalpot motor bersahutan di arena balapan. Darren dan kia saling melemparkan tatapan sengit. Keduanya sudah siap di atas motor.
"Kalo takut ngomong gak usah di pendem."
Kia berdecih pelan. pria sombong ini selalu saja memancingnya.
"Bukannya yang takut itu lo. Dari tadi gue perhatiin kaki lo gemeteran."
"Kalo lo kalah, gue mau lo jadi babu gue selama 7 hari. Gimana? udah siap kalah?"
"Tapi kalo lo yang kalah, lo harus mau pakek make up dan jepit rambut ke sekolah selama 5 hari."
"LO GILA. GUE COWOK ANJIR." teriak darren kaget
"Gue gak perduli."
"Lo berdua udah siap? Inget ya utamain keselamatan bukan kecepatan. Gak usah banyak gaya nanti endingnya masuk rumah sakit." ucap reynand menghentikan perdebatan mereka.
"Hmmm." balas kia dan darren kompak
Reynand berdecak kesal mereka berdua ini seperti upin dan ipin. Kadang berantem kadang kompak.
"Semangat kia, kamu pasti bisa." zeline sangat excited ia bahkan meniupkan terompet berkali-kali.
"Ck.. berisik tau gak. Diem nanti lo diculik wewe gombel mau?" ujar liora menakut-nakuti zeline. Zeline seketika diam. Ia bahkan dengan refleks membuang terompetnya ke sembarang arah.
Atlas tertawa pelan melihat tingkah kedua gadis itu. Ia pun mengirimkan pesan singkat untuk liora.
tingg
"Masa cuman darren sama kia aja yang taruhan. Gimana kalo kita juga ikut taruhan?"
Liora menatap atlas dengan bingung.
"Lo mau apa?"
"Kalo kia kalah, gue mau lo buka hati buat gue bisa?"
Liora tersenyum simpul. Akhir-akhir ini atlas selalu saja mengganggunya. Kali ini ia akan menerima ajakan atlas. Ia akan melihat seberapa jauh atlas bisa tahan dengan nya.
"Deal."
Liora memasukan kembali ponselnya kedalam jaket, ia ingin fokus melihat pertandingan ini. Sedangkan atlas ia sudah senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Entah kenapa ia memiliki feeling bahwa ia dan liora akan berjodoh.
Reynand berdiri ditengah-tengah kia dan darren ia memegang bendera hitam putih.
"Siap?"
Kia dan darren memfokuskan pandangannya ke depan. Tidak ada lagi sindiran dan umpatan di antara mereka. Mereka bahkan tidak berkedip sama sekali karena terlalu fokus.
"Mulai."
Suara sorak penonton menyemangati mereka berdua. Darren lebih unggul dari kia. Kia berusaha menyalip motor darren tetapi darren selalu bisa menghalanginya.
Kia menambah kecepatan motornya, fokusnya bukan lagi ke arah jalan tetapi motor darren. Karena terlalu fokus untuk menyalip motor darren kia sampai lupa memperhatikan keadaan sekitar, ia mengenyampingkan keselamatannya demi untuk mengalahkan darren.
Sebuah mobil truk datang dari arah kiri. Kia yang kaget pun akhirnya banting stir ke arah kanan. Motor yang ia kendarai menabrak pembatas jalan.
Kia menatap motor darren yang semakin menjauh dengan tatapan kabur. Kepalanya mulai terasa pusing. Sebuah ingatan masa lalu kembali berputar di kepala kia seperti kaset rusak.
Perlahan-lahan kesadaran kia mulai hilang. Orang-orang disekitar kejadian berkerumun di sekitar kia.
" Ayah, ibu. T-tolong."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Daisy
De Todo⚠️Warning mengandung kata-kata kasar⚠️ *** " Lo mirip sama dia. Walaupun sifat kalian sangat berbeda jauh, gue yakin kalian adalah orang yang sama." "You're my daisy." Darren menatap mata kia dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia sangat yakin ji...