6.

1K 184 9
                                    

Hari ini pagi-pagi sekali kau sudah dibangunkan dengan suara ketukan pintu yang terus-terusan berbunyi dari luar dan seseorang yang juga terus meneriaki mu.

"HANAAAAAAAAAA!!!! BANGUNNN OIIII!"
Kau tidak menjawab nya tapi langsung membuka pintu kamar. Ya sebenarnya kamar mu baru bisa ditempati besok, jadi sejak kemarin kau masih tidur di kamar Haitani Ran.

"Ih siapasih?! Berisik ba-"
Ini adik dari sang pemilik kamar, Haitani Rindou.

"Ayo! Cepet." Tangan mu langsung ditarik olehnya tapi kau memberontak dan minta dilepaskan, yang benar saja tidak mungkin kan kau keluar tapi masih memakai baju tidur.

"Eh lepas woy, lepas!" Katamu sambil menarik tanganmu dari genggaman nya.

"Aku belum mandi, belum ganti baju juga."
Rindou berdecak mendengarnya.

"Yaudah cepet mandi, jangan lama-lama. Aku tunggu."
Kau langsung bergegas menuju kamar mandi tapi kenapa orang ini terus meneriaki mu dari luar.

"Oi buruan! Lama banget."

"SABARRRRRRRR!"
Kau berteriak dari dalam kamar mandi. Setelah selesai kau memakai baju mu di kamar mandi lalu keluar menemui nya.

"Udah kan, ayok!"
Padahal kau masih ingin merapihkan rambut dan memakai sedikit make up, setidaknya lipstick saja. Tapi orang ini tidak mau bersabar sama sekali.

Kalian berlari dengan tangan Rindou yang menggenggam tanganmu.

"Jalan aja gak bisa ya? Capek nih."

"Gak, ayo buru kita udah telat."
Kau menghela nafas sambil terus berlari.

Ternyata ia membawamu ke sebuah ruangan yang mewah, luas, juga banyak aksesoris yang mungkin berasal dari luar negeri dan pasti mahal harganya. Katanya ini ruang VVIP yang biasa dipakai para petinggi untuk berdiskusi/membagi misi.

"Kenapa kesini? Katanya ini cuma buat petinggi?"

"Jangan banyak omong, ikut saja. Bos tadi menyuruhmu untuk ikut juga."

"Wow, apa aku naik jabatan menjadi petinggi juga sekarang?"
Rindou hanya menatapmu dengan ujung matanya. Tidak bergeming tapi masih tetap menggenggam tanganmu.

Kemudian ia membuka pintu dan kau melihat orang-orang yang sudah kau temui sebelumnya, ya benar para petinggi Bonten.

"Maafkan, aku telat bos." Ucapnya sambil menundukkan sedikit kepalanya.
Disana hanya ada 8 tempat duduk, kau bingung mau duduk dimana lagi, tidak mungkin dilantai kan? Yah apa boleh buat akhirnya kau hanya berdiri saja disamping pintu masuk.

"Oh, aku lupa membawa 1 kursi lagi. Duduklah ditempat ku saja."

"Eh, tidak perlu repot-repot aku-"

"Jangan membantah, kemari."
Ucapannya mampu membuatmu langsung menuruti perintah nya, kau berjalan kearahnya lalu duduk ditempatnya.

"Terima kasih, Kakucho." Ucap mu sambil tersenyum. Kakucho yang tempat duduknya diambil maka hanya berdiri dibelakang mu, dengan tangannya kebelakang.

What a gentleman. Kakucho nikah yuk.

"Takeomi, jelaskan."
Yang mendengar langsung berdiri sambil memegang selembar kertas, lalu mulai berbicara.

"Karena ada perubahan dan juga kehadiran anggota baru, kami bersepakat untuk mengubah jadwal untuk misi selanjutnya.
Kokonoi Hajime kau hanya perlu mengawasi lokasi kejadian.
Bos akan dipasangkan dengan nomor tiga Bonten, Kakucho Hitto.
Haitani Ran dengan Haitani Rindou.
Aku dengan Mochi.
Dan terakhir Sanzu Haruchiyo dengan Akaza Hana."

Brak.

Seseorang menggebrak meja dengan cukup kencang, pelakunya Sanzu Haruchiyo tentu saja.

"Jangan bercanda, aku dipasangkan dengan pemula sepertinya? Aku ingin bersama bos."

"Huh? Kau pikir aku mau dipasangkan dengan mu?"

"Jangan ikut campur, aku sedang berbicara padanya."
Katanya sambil menunjuk si sulung Akashi.

"Ini keputusan dari bos, bukan aku."

"Yang benar saja bos?"

"Aku melihat kemampuan juga keahlian yang sama dari kalian, oleh karena itu aku rasa kalian cocok untuk keberhasilan kita selanjutnya. Jangan membantah ku."
Ucap sang pemimpin yang mampu membuat semua orang disana diam.

"Misi akan dijalankan pukul 00.15 dini hari, diharapkan semua sudah bersiap lengkap dengan senjata kalian."

"Pembicaraan kita selesai, sampai bertemu nanti malam."
Orang yang pertama keluar dari ruangan itu Sano Manjirou, lalu diikuti dengan yang lain. Kau dan Sanzu yang paling terakhir, melihat mu berjalan disampingnya, Sanzu mulai mengoceh protes padamu.

"Kenapa aku harus bersama mu? Apa bos sebentar lagi akan membuangku?" Ucapnya dengan nada yang rendah juga tatapan matanya yang terlihat sedih.

"Jika ia membuangmu maka masih ada aku."

"Aku tidak mau denganmu."

"Kenapa? Padahal dulu hanya aku yang bisa membuatmu nyaman."

"Maksud mu?

"Sampai bertemu nanti malam, Chiyo."
Kau mengalihkan pembicaraan lalu melangkah pergi mendahului nya. Sedangkan Sanzu masih diam ditempat mencoba memahami kata-kata mu tadi.


TBC.

Bad Romance [ Bonten x fem!reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang