17.

745 95 6
                                    

Telat. Mereka tidak jadi melakukan perkelahian disana, karena saat itu juga para sang petinggi masuk dan membuat bungkam seluruhnya. Aku sempat mengelus dada, bersyukur karena tidak akan terjadi keributan aneh lagi, setidaknya hari ini.

Semuanya telah duduk, namun pembicaraan mereka justru melenceng kemana-mana. Mulai dari memamerkan harta mereka, seberapa cantik perek yang mereka dapat tadi malam, bahkan mereka membicarakan bahwa mereka ingin cepat-cepat menikah. Gila, siapa juga yang peduli.

Bos Mikey masih diam, disaat yang lain sibuk berbicara ini, itu, dia tetap diam, pandangannya datar. Aku memperhatikan nya diam-diam, sungguh apa dia kurang tertidur atau keadaan matanya memang seperti itu?
Tatapannya tajam, tapi pandangan nya kosong.

Aku dibungkam ketika dia menatapku balik. Aku langsung menundukkan kepalaku, sejujurnya ada perasaan takut dalam diriku ketika kami bertatap-tatapan. Tatapannya seperti ingin menerkamku saat itu juga, karena nya aku menundukkan kepalaku.

"Hey, i guess, i've never seen you before. What's your name young lady?"

Seseorang berbicara padaku, posisi kami berhadapan, hanya dibatasi oleh meja tempat kami duduk. Ketika dia bertanya, semua orang menatapku, entahlah apa yang mereka pikirkan, padahal hanya perihal menanyakan nama.

"Its Hana, Akaza Hana. Nice to meet you."

Jawabku, singkat.

"Ah, i see. Your father,  Mr. Akaza Rein is my bestfriend one time."

Ah sial, kenapa dia harus menyebut nama itu. Aku benci.

Dia selalu membawaku kedalam jurang yang terdalam, ketika aku jatuh dia tidak pernah menyelamatkan. Dia jahat, dia bahkan membunuh anak kandungnya sendiri yang dulu adalah kakak ku. Akaza Rigel, mati ditembak oleh tangan ayah kandungnya sendiri.

Lalu Ayah, entahlah aku tidak mengerti. Entah apa alasannya membunuh Rigel, aku tidak tahu, bahkan belum mengerti sekalipun. Dia mewariskan segala-gala nya padaku, padahal aku sama sekali tidak butuh hal-hal konyol kepunyaannya. Dia berwasiat bahwa harus aku yang menjadi pemimpin di era berikutnya.

Ayah mati ditengah-tengah hujan, sesuai namanya Rein yang merupakan plesetan dari kata Rain yang artinya hujan. Lalu Rigel, dia mati di malam hari, di bawah terangnya bintang-bintang di langit atas sana.

Sejak saat itu aku benci, benci bintang yang terang dimalam hari atau bahkan hujan yang turun untuk membasahi bumi. Aku benci, benci semuanya.
Aku tidak tahu ingin mengadu pada siapa lagi, ibu ku yang biasa mengelus kepala ku saat aku lelah, sudah tiada semenjak aku umur 10.
Semua memori itu berputar di kepalaku.

Kata mereka, rumah adalah satu-satunya tempat pulang terakhir kita. Tapi tidak untukku, semua tentang rumah dan keluarga adalah salah untukku, aku benci mereka semua, tetapi di satu sisi aku ingin punya kehangatan bersama keluarga ku. Aku tahu itu tidak mungkin, tapi Tuhan, tidak bisakah sekali saja?

Aku mengeratkan kepalan tanganku dibawah meja, berusaha menahan seluruh emosi apapun yang akan keluar dari dalam diriku.

"Maaf, apa aku salah berbicara?"

Aku kembali menatapnya, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis.

Akhirnya pembukaan resmi rapat ini dimulai. Aku tidak banyak bicara, hanya mencatat bagian-bagian penting dari rapat ini, sudah tugas sekretaris bukan? Namun sesekali Kakucho menanyaiku apa aku baik-baik saja, semuanya baik tentu saja. Aku hanya berusaha mengendalikan diriku.

3 jam berlalu akhirnya kami semua akan pulang, mereka ke area parkir lebih dulu, sedangkan aku perlu merapihkan barang-barangku yang tadi sempat aku keluarkan dimeja. Memeriksa sesekali untuk memastikan tidak akan ada yang tertinggal, lalu pergi meninggalkan ruang rapat.

Sampai didepan lift aku malah bertemu orang tadi, yang katanya adalah sahabat dekat Ayah dulu. Dia tersenyum sambil menyapaku. Aku tidak terlalu menanggapinya.

Pintu lift terbuka, dia mempersilahkan aku untuk masuk lebih dulu. Akhirnya kami berdua didalam lift. Dia cukup banyak bicara, aku hanya menanggapi sebatas "Oh, Ya" atau tertawa kecil.

Pintu lift terbuka lagi, sebelum kami keluar dia berbicara.

"Ayah mu memang teman saya. Tapi, saya punya dendam yang belum terbalaskan padanya dan saya akan melampiaskan nya pada kamu, anak yang paling dia banggakan. Jaga diri, sampai jumpa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Romance [ Bonten x fem!reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang