15.

974 141 0
                                    

"Maaf."

Kau berulang kali meminta maaf padanya tentang kejadian tadi, Kakucho yang hatinya sedang panas mendegarmu meminta maaf terus-terusan malah semakin membuat dia marah.

Dia membentakmu untuk menjauhinya, kau yang terkejut sekaligus takut sesegera mungkin menjauh darinya.

Kau berlari menuju Rooftop, tempat dimana dunia menunjukkan ketenangannya. Kau mengeluarkan sebatang puntung rokok untuk dihisap, guna menenangkan pikiranmu.

Suara langkah kaki terdengar dari belakang, kau tidak ingin mencari tahu siapa yang mendekati mu, kau terus menghisap nikotin itu tanpa peduli siapa orang yang berada di belakang mu.

Jaket tebal dipasangkan dari belakang tubuhmu, kau yang tadinya merasa kedinginan kini merasa mulai menghangat. Kau tidak ingin berbicara dulu dengan siapapun disini sebenarnya.

"Masuk, dingin."
Katanya.

Oh ternyata dia, pikirmu. Sempat membingungkan juga orang seperti dia ternyata bisa memperdulikan orang lain.

Kau tidak menggubris perkataannya sedikit pun. Kini dia malah berdiri disebelahmu, menatap wajahmu yang sedang mengarah ke langit malam.
Dia tidak mengalihkan pandangannya terhadapmu sama sekali, membuatmu jadi risih.

"Apa liat-liat?"

"Hana."

Dia memanggil nama mu, kau menengok kearahnya.

"Aku seperti pernah mengenalmu sebelumnya."

"Lalu?"

"Dimata ku kau seperti— entahlah, aku sulit menjelaskannya."

"Kenapa kesini?"

"Disuruh Kakucho."

"Ngapain?"

"Menemanimu."

"Pergi lah, aku ingin sendiri."

"Terserah, baiklah kalau begitu aku pergi."

"Sanzu—"

"Huh?"

"Bagaimana caranya menyembunyikan masalah?"

"Apa... Maksudmu?"

"Tidak jadi, pergi lah."

Kenapa dia bisa tahu, bahwa aku suka menyembunyikan masalah.

———

"Maaf, tentang perbuatanku kemarin. Aku terlalu terbawa emosi."

"Ya, aku paham. Tidak apa-apa."
Katamu sambil memamerkan sedikit senyuman.

Sekarang kalian sedang duduk berdua dimeja makan dengan posisi hadap-hadapan sambil menyesap kopi kesukaan.

"Cantik."

"Siapa?"

"Kamu."

Kau cuma memandang wajahnya dengan raut kebingungan sekaligus senyuman.

"Sanzu itu siapa mu?"

"Kenapa bertanya tentang itu?"

"Kalian terlihat dekat."

"Dia teman masa kecil yang juga ku anggap keluarga sendiri."

Setelah menjawab itu, dia hanya mengangguk dan mengiyakan ucapanmu.

"Hey, hey lihat siapa yang menghabiskan waktu berdua disini tanpa mengajakku."

Dia mengambil tempat duduk tepat disampingmu, membuat Kakucho yang tadinya merasa bahagia kini raut mukanya berubah menjadi datar kembali.

"Kenapa disini, Ran?"

Tanya nya, dengan raut muka datar.

"Huh? Memangnya kenapa?"

Yang ditanya hanya membuang muka nya, malas.

Ran mendekatkan diri padamu, lalu kepalanya ia taruh di pundak mu membuatmu sedikit terkejut.
Entah kenapa, perasaan Kakucho kini menjadi campur aduk.

Kakucho itu tipe yang pendiam, tidak suka terlalu mencolok. Dia ingin marah tapi tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Dia merasa cemburu tapi tidak tahu bagaimana mengatasinya. Dia tidak pernah terbiasa dengan ini.

"Mau makan diluar, bersamaku?"

Ran menawarimu, kesempatan sekali dan sungguh kau tidak akan menolak karena memang belum makan sejak kemarin.

Kau menganggukkan kepala mu cepat sebagai jawaban, membuat Ran merasa luluh dengan sikapmu.

Akhirnya kalian berjalan keluar meninggalkan Kakucho diruang itu.

"Mundurlah Kakucho, dia milikku."






TBC.

Maaf ya jadi jarang update lagi sibuk belajar biar cepet2 lulus😔😔😔

Bad Romance [ Bonten x fem!reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang